Rela Putus Kuliah Demi Jualan Es Doger, Pria Ini Kini Sukses Besar Hingga Banyak yang Nagaku Saudara

Reporter : Anif Fathul Amin
Selasa, 12 April 2022 16:03
Rela Putus Kuliah Demi Jualan Es Doger, Pria Ini Kini Sukses Besar Hingga Banyak yang Nagaku Saudara
Dulu dihina kini jadi salah satu pengusaha sukses Yogyakarta.

Perjuangan dan pengorbanan memang dibutuhkan untuk bisa meraih kesuksesan. Seperti pria bernama Maringan Tuah pemilik kedai Es Doger satu ini. Dia merelakan bangku perkuliahan untuk mencari uang menyambung hidup.

Bahkan, hinaan diterimanya saat masih merintis usaha. Meski begitu, dia tetap semangat dan berjuang berjualan. Lantas bagaimana kisah pria sukses jualan es doger satu ini? Melansir dari akun YouTube Kawan dapur, Senin (11/4), simak ulasan informasinya berikut ini.

1 dari 6 halaman

Berhenti Kuliah Mulai Bisnis

Kisah Maringan Tuah Penjual Es Doger © Diadona

Bagi sebagian masyarakat Yogyakarta tentu sudah tidak asing dengan Es Doger satu ini. Bertempat di Jalan Kusbini atau lebih tepatnya depan Balai Yasa, Es Doger ini selalu ramai pengunjung. Namun siapa sangka, terdapat kisah menarik dari sosok pria bernama Maringan Tuah, pemilik kedai Es Doger.

" Ceritanya dulu kuliah, kuliah di pelayaran. Terus ya itu bapak meninggal dunia, yang biayain kuliah enggak ada. Kuliahnya tinggal semester akhir. Pilihannya cuma dua, mau lanjut jualan atau lanjut kuliah," ungkap Maringan Tuah pemilik usaha Es Doger.

" Kalau nerusin kuliah, enggak ada yang biayain. Kalau nerusin jualan, bisa buat hidup. Terus seminggu aku jualan untung hari pertama Rp40 ribu. Ada satu mingguan itu sudah Rp150-200 ribu. Nah terus aku berpikir ini bisa untuk jalan hidup," sambungnya.

2 dari 6 halaman

Banyak yang Ngaku Saudara

Kisah Maringan Tuah Penjual Es Doger © Diadona

Maringan bercerita, perjuangannya mencari nafkah dengan berjualan es doger bukanlah tanpa halangan. Ia berdagang dari nol dengan hanya bermodalkan meja belajar yang ditumpuk kemudian diisi dengan sirup. Setelah usahanya berbuah manis dan sukses, banyak orang yang akhrinya mengaku teman dan saudara.

" Aku dulunya dari nol banget, hanya meja belajar ditumpuk. Saya tata sirup sama wadah-wadahnya itu. Tapi orang usaha apa saja, kamu lihat orang sukses apa saja tanya pasti dari yang paling pahit dulu," ungkapnya.

" Ya memang itu sudah umum pada saat kita di bawah, dihina itu sudah umum. Kalau pada saat kita di atas, jangankan teman begini, yang kere-kere itu saja ngaku 'wah, itu temanku dulu gini, gini, gini'. Yang enggak saudara saja ngaku saudara, saudara jauh di dekat-dekatin dari simbahnya. Kalau enggak cocok simbah dari nenek moyangnya," paparnya.

3 dari 6 halaman

Pasang Surut Usaha

Kisah Maringan Tuah Penjual Es Doger © Diadona

Maringan juga memberikan sedikit pengingat untuk kita semua, khususnya bagi sesama pengusaha. Menurutnya, kita harus selalu mengingat bahwa usaha itu pasti ada pasang surutnya. Kadang di atas, kadang juga di bawah. Jangan sampai saat kita sedang merasa di atas, kita jadi cepat puas dan lalai terhadap nikmat yang sudah Tuhan berikan.

" Kalau masalah sulitnya semua orang usaha pasti ada pasang surutnya, usaha apapun. Cuma kan kadang-kadang kita kan pada waktu jaya itu, pada waktu laris itu seolah-olah merasa punya kita yang paling laku. Tapi yang namanya kehidupan kan roda berputar, kadang kita di bawah, kadang di atas," ujarnya.

" Tapi kadang kita kan merasa sombong pada waktu di atas. Seolah-olah kita paling pintar sendiri, paling jaya sendiri, kita sadar itu kan pada saat terbentur. Ingat sama Allah kan pada saat jatuh biasanya, pada saat senang penghasilan banyak enggak ada ingat sama yang di atas," tambahnya.

4 dari 6 halaman

Omzet Puluhan Juta

Kisah Maringan Tuah Penjual Es Doger © Diadona

Setelah es dogernya laris manis dan dikenal di kalangan masyarakat Yogyakarta, pundi-pundi uang pun mengalir ke dompetnya. Menurut Maringan, omzet juala es dogernya bisa mencapai 10 juta.

" (Omzet) enggak pasti Mas. Kalau pas adikku enggak jualan bisa Rp10 juta," ungkapnya.

5 dari 6 halaman

Kisah Maringan Tuah ini hendaknya bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk selalu berjuang sekuat tenaga dalam mencari nafkah. Meski harus berhenti kuliah hingga mendapatkan banyak hinaan dari orang lain, Maringan berhasil membuktikan keuletannya hingga sukses seperti sekarang.

 

Beri Komentar