Rela Kuliah Sambil Bekerja, Putri Penjual Lauk Pauk Ini Berhasil Jadi Lulusan Terbaik UNY

Reporter : Anif Fathul Amin
Jumat, 2 September 2022 09:12
Rela Kuliah Sambil Bekerja, Putri Penjual Lauk Pauk Ini Berhasil Jadi Lulusan Terbaik UNY
Desita berhasil meraih gelar sarjana dengan IPK tertinggi, meskipun kedua orangtuanya, yang berprofesi sebagai penjual lauk pauk tidak menempuh pendidikan tinggi.

Wisuda tak hanya sekadar selebrasi tapi juga menjadi kenangan indah di akhir masa kuliah. Sebagai hadiah, akan perjuangan yang telah ditorehkan saat mahasiswa. Seperti Desita Dwi Rahmatulloh, yang berhasil menyabet prestasi sebagai wisudawan dengan indeks prestasi tertinggi jenjang S1 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Mahasiswi program studi (prodi) Ilmu Komunikasi tersebut meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,93. Desita berhasil meraih gelar sarjana meskipun kedua orangtuanya, Sugeng Sihono dan Suryani, yang berprofesi sebagai penjual lauk-pauk tidak menempuh pendidikan tinggi.

1 dari 5 halaman

Menempuh pendidikan di prodi Ilmu Komunikasi UNY ternyata sudah menjadi cita-cita Desita sejak SMK. Dia juga bersyukur diberikan keluasan memilih jurusan apa yang menjadi keinginannya oleh orangtuanya.

“ Kami tidak memaksa anaknya mau mengambil jurusan apa dan minat seperti apa. Bapaknya pernah mengarahkan untuk sekolah di bidang lain, tetapi anaknya tidak bisa, jadi kami sebagai orang tua cukup mendukung pilihannya saja," kata Suryani ibu Desita yang mengaku hanya menempuh pendidikan hingga SMP.

2 dari 5 halaman

Kisah Desita © Diadona

Semasa kuliah, gadis kelahiran Sleman, 24 Desember 1999 itu pernah bekerja sebagai freelancer penyiar radio untuk mencari uang tambahan. Desita diketahui juga merupakan peraih beasiswa Bidikmisi.

“ Saya juga pernah terikat kontrak menjadi penyiar di salah satu radio pendidikan yang berada di Jogja. Hal tersebut menjadi pengalaman yang luar biasa bagi saya untuk belajar banyak hal,” katanya.

3 dari 5 halaman

Meskipun kuliah sambil bekerja, gadis cantik ini tetap mengutamakan kuliah sebagai prioritas utama. Untuk metode belajar, Desita berprinsip bahwa belajar bisa dari siapapun dan di manapun.

Sejak SD hingga SMK, Desita selalu meraih ranking. Warga Sariharjo, Ngaglik, Sleman tersebut juga berpartisipasi aktif dalam organisasi, mengikuti lomba, hingga bergabung dalam program pertukaran pelajar yang dibiayai oleh beberapa BUMN.

“ Orang tua saya tidak pernah menuntut. Namun karena diberi kepercayaan, saya terpacu untuk belajar mandiri dan bertanggungjawab dengan hidup” papar Desita.

4 dari 5 halaman

Setamat kuliah Desita berharap dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang S2, namun akan bekerja terlebih dahulu untuk bekal finansial ke depannya.

“ Life is a roller coaster ride, growing up was tough, sometimes we don't know what to do and cry a lot. So, whenever you are at this point, hope you can get through this and remember there's better days ahead," tutupnya.

Beri Komentar