Nama Asli Sunan Bonang, Wali Songo yang Wariskan Lagu Tombo Ati

© Diadona

Saat masih kecil, Sunan Bonang berguru kepada ayahnya sendiri, Sunan Ampel dan berteman karib dengan Raden Paku atau Sunan Giri. Saat masih remaja, beliau sampai pernah lho menyeberang sampai ke Kerajaan Pasai di Aceh untuk mempelajari agama Islam dari Syekh Maulana Ishak. Sebenarnya nih tujuan beliau belajar ke Pasai adalah untuk mempersiapkan diri menunaikan ibadah haji. Hanya saja baru belajar selama satu tahun, keduanya diminta kembali keJawa dengan alasan sedang dibutuhkan untuk menyebarkan agama Islam.

Sekembalinya ke Jawa, beliau menetap di Bonang, Tuban atau Pantai Utara.

Beberapa sumber menyebut bahwa Sunan Bonang tidak menikah dan nggak memiliki seorang anak. Ini karena beliau lebih memilih untuk mengabdikan hidupya untuk menyebarkan agama Islam.

Dakwah Sunan Bonang

Sebelum Islam masuk ke Nusantara, sebagian besar masyarakat memeluk agama Hinda dan Budha. Dan agar agama Islam lebh ditrima, para menjalankan dakwah dengan akulturasi budaya. Apa itu? Yakni menanamkan unsur Islam tanpa mengubah budaya dan juga kebiasaan masyarakat yang sudah terlanjur mendarah daging.

Sunan Bonang menggunakan kesenian rakyat seperti pertunjukan wayang dan juga gamelan untuk menarik simpati masyarakat. Setiap lagu yang digunakan untuk mengiringi wayang diisi dengan pesan islami dan setiap baitnya ditambahkan dua kalimat syahadat.

Lakon pewayangan kadang diubah untuk memasukkan unsur islami. Suan Bonang yang bernama asli Makhdum Ibrahim juga dikenal bayak mengubah karya sastra berbentuk tembang tamsil atau suluk. Salah satu karyanya yang bisa kita nikmati hingga saat ini adalah lagu Tombo Ati. Tak perlu dipaksa, banyak masyarakat yang kemudian datang memeluk Islam.

Karomah Sunan Bonang

© Diadona

Sunan Bonang yang bernama asli Makhdum Ibrahim disebut memiliki beberapa karomah diantaranya:

Didatangi Brahmana dari India

Melihat kiprah Sunan Bonang dalam menyebarkan agama Islam dan menggeser agama Hindu, seorang brahmana sakti dari India mendatangi beliau untuk mendebat ilmu gaib dan juga adu kesaktian. Brahaman tersebut berlayar dari India dengan membawa buku pengetahun bekal perdebatannay dengan Sunan Boanng. namun sayangnya, sebuah ombak besar menerjang. Perahu dan barang-barangnya tengelam sementara sang brahmana pingsan dan terdampar di pinggir pantai.

Saat siuman, beliau bertemu dengan Sunan Bonang yang mengetahuhui niat kedatangan Brahmana tersebut. Seketika Sunan Bonang menghentakkan tongkat yang dibawanya dan dari lubang tanah di mana tongkat tersebut dicabut, muncullah air yang memancar dengan deras dan keluarlah buku-buku yang dibawa Brahmana tadi dalam keadaan utuh, tak rusak sehelaipun.

Dirampok Kebondanu

Saat berjalan sendirian di malam hari melintasi hutan, tiba-tiba dia dicegat sekalwanan perampok pimpinan Kebondanu. Beliau kemudian melagukan tembang Durmo yang diciptakannya sendiri.

Seketika, kawanan perampok tersebut tak bisa bergerak. Mereka hanya bisa meminta tolong Sunan Bonang dan akhirnya mereka bisa kembali bergerak. Setelah melihat sendiri kehebatan Sunan Bonang, perampok yang terkenal kejam dan bengis itu bertaubat dan masuk Islam.

Sangat menginspirasi bukan kisah dari Sunan Bonang yang memiliki nama asli Makhdum Ibrahim ini?