Nama Istri Abu Lahab dan Kisah Kekejamannya yang Diabadikan dalam Al-Quran

Awal Mula Kebencian Abu Lahab dan Istrinya kepada Rasulullah

© Diadona

Sebenernya nih pada awalnya, Abu Lahab sangat mencintai Rasulullah. Dia sangat senang mengetahui kabar keponakannya itu lahir. Bahkan saking bahagianya nih, dia sampai memerdekakan seorang budak bernama Tsuwaibah di hari kelahiran Nabi yang kemudian menyusui Nabi. Dan ternyata ini peyebab mengapa meskipun dia menentang Islam, Abu Lahab mendapat keringanan hukuman setiap hari Senin.

Ketika Nabi Suci (SAW) mendaki Gunung Safa dan berbicara kepada suku-suku dan kaumnya dengan mengatakan: “ Wahai Banu 'Abd Al-Muttalib, O Bani Fihr, O Banu Lu'ay; percayakah Anda jika saya mengatakan bahwa ada musuh di kaki gunung ini di belakang, siap untuk menyerang Anda”; apakah kamu akan percaya padaku?” Mereka berkata: “ Ya. Anda adalah Al-Amin (dapat dipercaya) dan Al-Shadiq (jujur) dan kami tidak pernah melihat Anda berbicara dusta.

Lalu Rasulullah kemudian menyatakan kenabiannya. Orang-orang membubarkan diri sambil berbisik-bisik, tetapi Abu Lahab, yang selalu mencintai keponakannya itu, dengan keras menentangnya karena dia melihat pesan itu sebagai tantangan bagi kepemimpinannya. Bersama dengan sang istri, dia melakukan apapun untuk menghalangi dakwah Rasulullah.

Ditulis dari berbagai sumber, berikut ini ulasan singkat tentang nama istri Abu Lahab dan apa saja yang telah diperbuatnya untuk menentang Islam.

Di situs IAIN Syekh Nurjati Cirebon, istri Abu Lahab bernama Arwah binti Harb. Dia merupakan aduk kandung pemuka masyarakat Makkah, Abu Sufyan. Nama lain istri Abu Lahab yakni Ummu Jamil, yang didapatkannya sebagai julukan karena dia sangat cantik.

Sayangnya nih, kecantikan wajahnya tak disertai dengan kecantikan hati dan lisannya. Kalimat yang keluar dari mulutnya sering kali berupa kekejaman. Tak jauh berbeda dengan sang suami, istri Abu Lahab sangat membenci Islam dan dakwah Rasulullah karena semakin banyaknya pengikut Rasul, maka akan semakin sedikit popularitas dan pengaruh keduanya. Bahkan dia sampai digelari dengan nama “ Pembawa kayu bakar” yang artinya penyebar fitnah.

© Diadona

Puncak kebenciannya muncul dengan turunnya ayat dalam surat al-Masad sebagai berikut:

" Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia pasti binasa. Seluruh harta benda dan apa yang ia usahakan tidaklah berguna baginya. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak, dan (begitu pula) istrinya sambil membawa kayu bakar (neraka), yang di lehernya ada tali dari sabut." (Q.S. al-Masad/111:1-5).

Turunnya ayat ini membuat keduanya murka. Suatu ketika istri Abu Lahab mengumpulkan kayu berduri lalu diletakkan di tempat yang biasa dilewati Nabi ketika berdakwah. Kejaidan ini terekam dalam al-Qura dengan kata : Fi jidiha hablun min masad, yakni kayu-kayu berduri untuk menghadang jalannya Rasulullah Saw. Sebagian ulama Tafsir menyebutnya sebagai " penyebar api dendam" , sebagai makna metaforis dari kata " pembawa kayu bakar" tadi.

© Diadona

Saat ayat tentang Abu Lahab terungkap, istrinya berniat untuk mencelakai Rasulullah. Sambil memegang batu dan di tangan dia berkata 'Dia mengkritik ayah kita, dan agamanya adalah cemoohan kita, dan perintahnya adalah untuk tidak mematuhi kita.'. Istri Abu Lahab .

Ketika Abu Bakar melihatnya, Abu Bakar berkata, 'Ya Rasulullah! Dia akan datang dan aku takut dia akan melihatmu.' Rasulullah menjawab, “ Sesungguhnya, dia tidak akan melihatku.” lalu Nabi membaca " Dan apa bila engkau (Muhammad) membaca Al-Qur'an, kami adakan suatu dinding yang tidak terlihat antara engkau dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat" (Q.S. al- Isra'/17:45).

Saat itu istri Abu Lahab datang, lalu maju sampai berdiri di depan Abu Bakar. Sayangnya dia tak melihat keberadaan Rasulullah.

Kebenciannya kepada Islam dan Rasulullah dikobarkan kepada anak-anaknya. Satu dari empat anak-anaknya tak menerima islam sampai akhir hayatnya., Sementara dua anaknya menikahi putri Rasul yakni Utbah menikahi Ruqayyah dan Utaibah menikahi Ummu Kaltsum. Sayangnya, Utaibah terprovokasi sang ayah.

Beberapa literatur menyebut, Abu Lahab megancam tidak akan mengakui anaknya bila tak menceraikan anak Rasulullah.

" Kepalaku dan kepala kalian haram bersentuhan jika kalian berdua tidak menceraikan putri Muhammad,"

© Diadona

Utaibah kemudian menalak Ummu Kaltsum di depan Rasulullah sambil meludahi wajah Rasul. Sebab memang pernikahan tersebut dari awal dirancang untuk menyakiti hati Rasulullah. Rasulullah hanya bisa bersabar dan berdoa “ Ya Allah, kuasakan atasnya anjing di antara anjing-anjing-Mu.” (HR. al-Baihaqi)

Merasa ketakutan atas doa nabi, Utaibah selalu berada di tengah-tengah rombongan. Namun suatu ketika saat dia berangkat berdagang, datanglah seekor hewan buas mendekati Utaibah yang kemudian menancapkan taringnya di leher Utaibah.

Akhir Hidup Istri Abu Lahab

Ummu Jamil biasa mengumpulkan tongkat berduri dan mengikatnya dengan tali. Di malam hari dia biasa menyebarkannya di sepanjang jalan yang biasa dilalui Nabi Muhammad untuk pergi ke masjid untuk sholat subuh. Suatu ketika saat dia tengah menggendong kayu-kayu berduri di punggungnya, tali yang dia gunakan untuk mengikat kayu mencekik lehernya. Dia meningal secara tragis dan mengenaskan.

Begitulah kisah istri Abu Lahab yang bernama `Arwah binti Harb bin Umayyahatau yang dikenal dengan nama Ummu Jameel atau Ummu Jamil.