Mengenal Hasan Shadily, Sosok di Balik Kamus Indonesia-Inggris dan Inggris-Indonesia

Reporter : Anif Fathul Amin
Kamis, 10 September 2020 14:03
Mengenal Hasan Shadily, Sosok di Balik Kamus Indonesia-Inggris dan Inggris-Indonesia
Ada yang kenal beliau?

Kalau kalian adalah anak generasai akhri 90an hingga kira-kira awal 2000an, kayaknya bakal gak asing dengan kamus terjemahan Indonesia-Inggris satu ini. Kamus ini seakan jadi rujukan utama anak-anak sekolah yang sedang belajar bahasa Inggris. Seperti layaknya kamus pada umumnya, kamus Indonesia-Inggris ini bertujuan untuk memudahkan siswa menerjemahkan kata dalam bahasa inggris.

Tapi, dibalik kesukesannya membantu para siswa memahami bahasa Inggris, banyak orang yang tak tahu sosok dibalik kamus ini. Beliau adalah Hasan Shadily, penysuun kamus yang hingga saat ini masih populer.

1 dari 4 halaman

Biodata

Hasan Shadily © Diadona

Hassan Shadily lahir di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, pada 20 Mei 1920. Dia menempuh pendidikan HIS di Pamekasan pada tahun 1929, berlanjut ke MULO di Malang tahun 1937, dan MOSVIA di Yogyakarta tahun 1941. Pada tahun 1944, Hassan berkesempatan belajar di Tokyo International School, dilanjutkan Military Academy Tokyo Japan pada tahun 1945.

Hassan menjadi salah satu orang Indonesia pertama yang mendapatkan beasiswa Fulbright ketika pertama kali diluncurkan tahun 1952. Dengan beasiswa ini, Hassan Shadily mengambil pendidikan master sosiologi di Cornell University tahun 1952-1955.

Di sini, Hassan berkenalan dengan John M. Echols, yang mengajaknya terlibat dalam proyek penyusunan kamus Indonesia-Inggris yang sedang dikerjakan.

Kedua leksikografer itu kemudian membuahkan karya berupa buku " An Indonesian-English Dictionary" diterbitkan Cornell University Press tahun 1961, menyusul " An English-Indonesian Dictionary" terbit pada 1975.

2 dari 4 halaman

Kedua buku itu kemudian diterbitkan PT Gramedia Pustaka Utama di Indonesia sebagai " Kamus Indonesia-Inggris dan Kamus Inggris-Indonesia" mulai tahun 1976.

Kamus Indonesia-Inggris dan Inggris-Indonesia © Diadona

Selepas John M. Echols wafat pada tahun 1982, Hasan bersama dengan tim Cornell University, mengerjakan revisi ketiga " Kamus Indonesia-Inggris" yang dimulai pada akhir tahun 1983.

Revisi besar itu dilakukan setelah mendapat banyak masukan dari orang-orang Indonesia serta para pemakai edisi pertama atau kedua. Pada waktu itu, lebih dari separuh bagian kamus dirombak dan disesuaikan. Drafnya kemudian diperbaiki oleh Hassan sebelum diterbitkan.

3 dari 4 halaman

Tutup Usia

Hasan Shadily © Diadona

 

Hassan Shadily meninggal dunia di Jakarta, pada 10 September 2000. Atas jasa-jasanya, dia dianugerahi Tanda Kehormatan Satyalancana Kebudayaan dari Presiden pada 2014.

Kamus bahasa Indonesia-Inggris Hassan Shadily yang telah diperbarui hingga kini masih dapat ditemui di Gramedia Pustaka Utama.

4 dari 4 halaman

Ingin Memajukan Anak Indonesia

Bersama John M. Echols, dia berhasil menyusun " Kamus Indonesia-Inggris dan Kamus Inggris-Indonesia" . Kamus itu berpengaruh besar terhadap perkembangan bahasa Inggris di Indonesia.

“ Selama hidupnya, ayah selalu memikirkan kemajuan anak-anak bangsa. Beliau menyadari betul bahwa kemajuan itu awalnya dari alat komunikasi yang bagus, yaitu bahasa," kata salah satu putri Hassan Shadily, dalam keterangan persnya, Kamis, 22 Mei 2020, dikutip dari Antara.

Dia menuturkan semasa ayahnya hidup ingin sekali melihat anak-anak Indonesia dapat menempuh pendidikan di AmerikaSerikat (AS) dan Eropa dalam pemahaman teknologi dan diterapkan di Indonesia.

" Maka mulailah beliau menulis kamus Inggris-Indonesia dan Indonesia-Inggris sebagai pemikiran untuk memajukan anak bangsa,” ujarnya.

Terimakasih Pak Hasan Shadily atas semua jerih payah dalam membantu siswa Indonesia. Jasamu abadi.

Beri Komentar