Kisah Pilu Idah Wati, Seorang Janda yang 7 Tahun Tinggal di Gubuk Reyot Mirip Kandang Kambing

Reporter : Anif Fathul Amin
Rabu, 8 Juli 2020 08:03
Kisah Pilu Idah Wati, Seorang Janda yang 7 Tahun Tinggal di Gubuk Reyot Mirip Kandang Kambing
Kasihan banget ibunya :(

Selama tujuh tahun, Idah Wati (53) tinggal di sebuah gubuk yang lebih mirip kandang kambing. Ia terpaksa harus menetap di rumah panggung itu setelah rumahnya terbakar.

Idah yang ditinggal mati suaminya sejak setahun lalu tinggal di rumah berbahan kayu dan terpal bekas. Ia tinggal bersama anak lelakinya yang berusia 23 tahun.

Rumah panggung itu didirikan Idah di tanah wakaf. Di bagian depan rumah, langsung berhadapan dengan makam. Sedangkan belakang rumahnya, terdapat hamparan pesawahan.

Rumah itu berukuran sekitar 3x2 meter. Semua bahan bangunan terbuat dari kayu. Di bagian dinding rumahnya, hanya ditutup kain terpal bekas.

1 dari 3 halaman

Kisah Idah  Wati, Janda Seorang Anak yang di Garut © Diadona

Hanya ada dua ruangan yang terdiri dari tempat tidur dan sebuah dapur. Tak ada jamban di dalam rumah. Untuk buang air, ada sebuah toilet di luar rumah yang hanya ditutup karung dan empat buah kayu.

Biasanya warga menyebut toilet itu dengan nama WC 'helikopter'. Sehari-hari Idah mengandalkan kebutuhan dari pemberian orang yang berziarah dan sejumlah tetangga.

" Alhamdulillah suka ada peziarah yang kasih uang atau makanan. Tetangga juga sering bantu," ucap Idah Dikutip dari Merdeka.com saat ditemui di rumahnya Kampung Bojong, Desa Lebakagung, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa 7 Juli 2020.

2 dari 3 halaman

Kisah Idah  Wati, Janda Seorang Anak yang di Garut © Diadona

Idah yang hanya berprofesi sebagai pembersih makam. Ia tak punya pilihan dengan tinggal di gubuk reot tersebut. Tak jarang saat hujan besar, ia harus mengungsi karena rumahnya bocor.

" Biasanya suka ke mushola di dekat rumah kalau hujan. Listrik juga ambil dari mushola," katanya.

Idah tak banyak mengeluh dengan kondisinya. Sebelum tinggal di gubuk itu, ia bersama suami dan anak angkatnya tinggal di saung di tengah kebun milik orang lain di Kelurahan Sukanegla, Kecamatan Garut Kota. Setelah itu, ia pindah ke sebuah rumah milik orang lain.

" Sudah tiga kali pindah-pindah tempat tinggal. Suami saya dulu kerjanya hanya buruh di pabrik kulit di Sukaregang," kata Idah.

3 dari 3 halaman

Idah berharap bisa dibuatkan tempat tinggal yang lebih layak. Tinggal di gubuk alakadarnya itu pun sering membuat Idah tak bisa tidur pulas.

" Kalau hujan kehujanan, terkadang pindah ke teras mushola yang ada di dekat gubuk," pungkasnya.

Rumah Idah pertama kali dilaporkan oleh seorang peziarah ke Babinsa di Desa Lebakagung. Setelah itu, Babinsa melaporkan keadaan Idah ke pihak kecamatan

Beri Komentar