Curhatan Dr. Emilia Ingatkan Perjuangan Tim Medis, meski Masih Banyak Orang Keluar Tak Pakai Masker

Reporter : Riza Umami
Selasa, 19 Mei 2020 19:17
Curhatan Dr. Emilia Ingatkan Perjuangan Tim Medis, meski Masih Banyak Orang Keluar Tak Pakai Masker
Sudah dua bulan lamanya, dia dan suaminya tak bisa sekamar dengan anak-anaknya. Selama itu pula, dia harus menahan rindu untuk memeluk dan mencium anak-anaknya yang begitu dia cintai.

Para dokter, perawat dan tim medis lain berada di garda terdepan melawan virus Corona. Tentu itu bukanlah hal yang mudah. Bahkan mereka harus merelakan banyak hal termasuk juga mempertaruhkan hidupnya sendiri.

Itu pula yang dialami oleh seorang dokter bernama dr. Emilia. Dia membagikan curhatannya ini ke media sosial dan menceritakan apa saja yang harus dia lalui di masa yang sulit dalam wabah Corona begini.

1 dari 4 halaman

Sudah dua bulan lamanya, dia dan suaminya tak bisa sekamar dengan anak-anaknya. Selama itu pula, dia harus menahan rindu untuk memeluk dan mencium anak-anaknya yang begitu dia cintai.

Dia pun harus memakai masker setiap hari saat berinteraksi dengan anggota seisi rumahnya. Bahkan meski setiap hari anak-anaknya membuka pintu kamarnya, dia tak bisa menghampiri mereka yang ingin dipeluk dan dicium oleh orang tuanya.

2 dari 4 halaman

Dia berpikir bahwa wabah ini tak akan berlangsung lama. Namun, begitu ada berita bahwa PSBB dilonggarkan dan himbauan untuk melakukan shalat jamaah di masjid bisa kembali dilakukan, dia nyaris putus asa. Tak tahu kapan wabah ini akan berakhir.

Bahkan ada teman-temannya yang sampai harus mengirim anak-anaknya ke tempat lain dan tinggal sendiri karena takut membawa virus bagi orang-orang yang begitu mereka sayangi. Mereka pun harus stok lebih banyak APD dan vitamin dan terus bekerja dengan ikhlas bahkan mempertaruhkan nyawa.

3 dari 4 halaman

Beberapa petugas mengalami mual dan sakit kepala hebat setelah berjam-jam memakai APD. Ada pula yang baru bisa berbuka pukul 9 sampai 10 malam karena baru menyelesaikan tugasnya dan melepaskan APD yang dipakai sedari tadi.

Sebaliknya di luar sana masih ada saja yang jalan-jalan sore sambil membeli takjil tanpa menggunakan masker saat keluar rumah. Bahkan lebih mementingkan belanja baju lebaran di mall daripada kesehatannya sendiri. Berikut ini unggahan yang membagikan curhatan ini di Instagram.

4 dari 4 halaman

      View this post on Instagram

Curahan hati dr. Emilia Nissa Khairani.. salah satu pejuang di garda terdepan pandemik CoVid-19 ???? Sudah hampir 2 bulan saya dan suami tidak sekamar dengan anak2, dan memakai masker sepanjang hari saat interaksi dengan anggota seisi rumah. Selama itu pula saya tidak mencium mereka. Sementara mereka setiap saat membuka pintu kamar saya dan berharap dipeluk dan dicium Umi dan Abi. Awalnya kami pikir ini tak akan lama. Namun begitu ada berita bahwa PSBB dilonggarkan dan himbauan untuk penyelenggaraan lagi shalat berjamaah di Masjid, kami nyaris putus asa. Belum terlihat dimana ujungnya situasi ini. Tentunya ini belum seberapa... dibanding teman2 saya yg mengirim anak2nya ke tempat lain dan tinggal sendirian krn takut ia menjadi pembawa (carrier) tanpa gejala dan menginfeksi orang2 yg ia cintai. Kami harus stock lebih banyak APD. Kami harus stock lebih banyak vitamin. Kami harus semakin menguatkan hati ini bekerja melayani orang2 yg (sebagian, bahkan sebagian besar) abai tersebut dengan ikhlas. Dan kami harus siap menerima lebih banyak teman2 kami, bahkan mungkin kami sendiri nanti terinfeksi virus ini. Tahukah kalian.. ada petugas yg mual dan sakit kepala hebat setelah beberapa jam memakai APD tersebut? Tapi ia tetap harus lanjut bekerja. Ada petugas yg harus dan sering mandi air dingin tengah malam saat keluar dari zona merah covid karena tidak mau membawa virus itu keluar. Ada petugas yg baru bisa berbuka puasa jam 9 bahkan jam 10 malam krn ia harus menyelesaikan tugasnya dulu sebelum bisa melepas Hazmat yg dipakainya. Ada petugas yang tiba-tiba menangis saat sedang dinas krn menahan rindu yg sangat dengan keluarganya, dan bahkan untuk menyeka air mata saja ia tidak bisa karena takut terkontaminasi. Ah sudahlah.. kalian pasti sudah sering mendengar cerita2 pilu ini. Mungkin jauh lebih memilukan lagi dari ini. Tapi mungkin berjalan2 sore sambil membeli pabukoan tanpa masker lebih penting bagi kalian. Beramai2 membeli baju lebaran di mall lebih prioritas bagi kalian. Kami hanya perlu tetap bekerja dengan beban yg semakin berat, pasien yg semakin banyak, dan personel yg semakin sedikit. Semoga pandemi ini berakhir . repost @sobat_reminder

A post shared by Ayah Hebat (@catatanseorangayah) on

Semoga makin banyak orang yang sadar akan pentingnya segala upaya yang sudah dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus ini. Makin banyak pula pasien yang sembuh dan wabah ini segera berakhir.

Beri Komentar