10 Fakta Unik Trenggiling, Hewan Bersisik Keras yang Ramai Diburu dan Nyaris Punah

Reporter : Dhewi Bayu Larasati
Jumat, 23 September 2022 15:56
10 Fakta Unik Trenggiling, Hewan Bersisik Keras yang Ramai Diburu dan Nyaris Punah
Sisik trenggiling dipercaya bisa mengobati berbagai macam penyakit. Padahal, besar kemungkinan hewan ini adalah satu diantara penyebar virus covid.

Trenggiling. Kamu mungkin sering mendengar namanya tapi apakah kamu pernah melihat hewan ini? Saat ini populasinya sedang kritis dan terancam punah. Setiap lima menit, satu ekor trenggiling diambil dari habitat aslinya buat diperdagangkan. Dan ternyata nih bukan harimau, badak atau hewan lainnya melainkan trenggiling nih yang jadi mamalia yang paling sering diperdagangkan secara ilegal.

Lalu apa yang membuat hewan ini jadi menarik?

1 dari 5 halaman

Hewan Trenggiling © Diadona

Bentuk Tubuhnya Sangat Unik

Bentuk kepalanya pendek dan kerucut. Trenggiling punya mata kecil berpelindung tebal dengan moncong yang panjang seperti pemakan semut.

Berat trenggiling dewasa mencapai 8-10 kilogram dengan panjang sekitar 80 sm. Kakinya pendek dilengkapi dengan lima jari dan memiliki cakar yang tajam. Bentuk kakinya ini membantu mereka untuk menggali lubang dan terowongan. Beda dengan hewan lainnya, ekor trenggiling bisa menggenggam yang bila dilakukan bersamaan dengan kaki belakang, bagan ekor dan kakinya ini bisa jadi penyangga buat memanjat pohon.

Sifat Trenggling

Trenggiling adalah hewan pemalu dan nggak berbahay,a, makanya jadi sasaran empuk perburuan. Trenggiling beraktivitas di malam hari. Dis aat siang, dia lebih banyak tidur di lubang atau vellah pohon.

2 dari 5 halaman

Hewan Trenggiling © Diadona

Bersisik di Seluruh Tubuh

Kamu bisa melihat dari gambar bagaimana hewan ini memiliki bentuk yang unik banget. Di seluruh tubuhnya terdapat sisik keras. Sebagai sosok hewan yang hidup tidak berkelompok, sisik ini berguna buat melindungi diri mereka ketika terancam. Contohnya saat pengganggu datang, trenggiling bakalan menggulung dirinya seperti bola saat dalam keadaan bahaya.

Dengan bentuk bola kayak gini nih pemangsa seperti singa, harimau dan lainnya jadi nggak bisa menyerangnya.

Sisik yang Terbuat dari Keratin

Trenggiling merupakan satu-satunya hewan di dunia yang seluruh tubuhnya tertutup keratin, dari sisiknya. Keratin ini adalah zat yang sama yang membentuk akar, kuku, dan bahkan rambut manusia.

3 dari 5 halaman

Hewan Trenggiling © Diadona

Nggak Punya Gigi

Nggak seperti hewan lainnya, trenggiling ini nggak punya gigi lho! Lho terus bagaimana caranya dia memakan semut dan hewan kecil lainnya?

Dia menemukan mangsanya dengan indra pendiuman. Setelah ketemu, dia menggunkana kaki kaki depannya yang bercakar tajam itu tuh buat membongkar sarang. Lidah panjangnya yang lengket digunakan untuk menangkap semut dan rayap yang berada dalam sarang, lalu menelannya utuh.

Jadi ketika dimangsa, trenggiling nggak akan mengunyahnya (yaiyalah karena dia nggak punya gigi) melainkan langsung ditelan. Saat makan, dia bisa menutup lubang hidungnya biar semut-semut mngsanya itu nggak masuk ke hidung.

Karena nggak punya gigi, trenggiling menelan batu kecil untuk mencerna dan menghancurkan makanannya di perut. Cara ini juga dilakukan oleh burung, lho! Dan tahu nggak sih kalau trenggiling mampu memakan ribuan serangga dalam sehari. Diperkirakan, saat dewasa dapat mengkonsumsi sekitar 70 juta serangga setiap tahun.

Berlidah Panjang

Trenggiling emang nggak punya gigi, tapi lidahnya panjang mencapai 40 sentii meter nih! Selain itu lidahnya juga lengket yang berfungsi untuk menangkap mangsanya.

4 dari 5 halaman

Hewan Trenggiling © Diadona

Proses Berkembang Biak Trenggiling

Trenggiling selalu sendirian dan baru berkumpul dengan yang lainnya ketika masa kawin dan melahirkan Beberapa ayah trenggiling akan tinggal di sarang sampai keturunannya mandiri. Mereka mencapai kematangan seksual sekitar saat mereka berusia 2 tahun.

Dalam sekali berkembang biak, trenggiling cuman akan melahirkan satu anak saja setelah lima bulan mengandung. Apakah mereka lahir dengan sisik keras itu? Nggak! Sisiknya lunak namun akan mengeras selma dua hari.

Setelah lahir, bayi trenggiling akan diasuh oleh induknya selama 3-4 bulan dengan naik ke punggung induknya dan menunggangi pangkal ekornya. Sebagai hewan mamalia, bayi trenggiling mendapat asupann dari susu induknya. Baru deh setelah satu bulan, bayi trenggiling bisa makan serangga.

Sup Trenggiling © Diadona

Jadi Hewan yang Paling Banyak Diburu

Trenggiling kini jadi mamalia yang paling banyak diperdagangkan di dunia. Nggak sama kayak singa , buaya dan lainnya, trenggiling nggak berbahaya. Makanya dia jadi sering banget diburu untuk diambil sisik dan dimakan dagingnya. Katanya nih daging trenggiling itu enak banget. Hadeh!

Sisik trenggiling dipercaya dalam ilmu pengobatan Tiongkok sebagai bahan berkhasiat untuk banyak penyakit. Caranya yakni dengan dikeringkan trus digilang dan diajdikan pil. Tapi emang beneran? Nope. sejauh ini belum ada penelitian yang mendukung klaim tersebut. Malah nih nih hewan trenggiling disebut sebagai salah satu penyebab virus covid ke manusia.

5 dari 5 halaman

Trenggiling dan Penyebaran Covid

Ada penelitian yang nyebutin kalau virus corona dapat ditularkan melalui cairan tubuh, feses, dan daging tertentu.Dan dengan perdagangan daging trenggiling untuk dikonsumsi, pernyataan ini cocok buat menjadikan daging trenggiling sebagai kemungkinan penularan Covid-19 dari hewan ke manusia.

Riset baru menemukan bahwa urutan genetik dari beberapa strain virus Corona yang ditemukan di trenggiling antara 88,5 persen dan 92,4 persen mirip dengan yang ada pada virus corona baru. Apalagi di pasar Shina, terutama di Wuhan, daging trenggiling marak di perdagangan secara ilegal.

Terancam Punah

Dilansir dari Mongabay,  trenggiling dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Menurut International Union for Conservation of Nature], statusnya Kritis [Critically Endangered/CR] atau satu langkah menuju kepunahan di alam liar. Hewan ini nggak boleh diperjual belikan melalui pengambilan langsungd ai alama.

APa yang bikin populasinya mengkhawatirkan? Penelitian LIPI menyebut hal ini terjadi karena terjadi alih fungsi hutan di habitat aslinya, yakni di hutan hujan tropis. Belum lagi dtambah dengan tingginya tingkat perburuan pada hewan ini.

Yah sayang sekali ya!

Beri Komentar