Nepal Punya Dewi Cantik yang Masih Hidup, Dipuja dan Kakinya Tak Boleh Menyentuh Bumi

Reporter : Nasa
Rabu, 19 Februari 2020 09:09
Nepal Punya Dewi Cantik yang Masih Hidup, Dipuja dan Kakinya Tak Boleh Menyentuh Bumi
Dewi Cantik ini bahkan hanya boleh keluar dari kediaman ketika momen festival dan perayaan hari besar.

Nepal memiliki sebuah kepercayaan yang hingga kini selalu dijaga turun-temurun, yakni keyakinan terkait dengan keberadaan Dewi Taleju yang selalu menjaga kelangsungan hidup negara tersebut. Dewi Taleju dipercaya selalu bereinkarnasi dan menjadi sosok sosok anak perempuan yang cantik.

Dewi Taleju disebut bereinkarnasi pada tubuh anak perempuan dengan fisik sempurna dan belum menstruasi. Penduduk Nepal, tepatnya di Kathmandu Valley
kemudian menyebutnya sebagai Dewi Kumari. Mereka memuja, berdoa, dan meminta berkah pada Dewi Kumari agar mendapat kehidupan lebih baik.

Kaki Dewi Kumari tidak boleh menginjakkan bumi, bahkan ia tak boleh keluar dari kediamannya yang memiliki singgsana dan juga berbagai persembahan. Dewi Kumari selalu didatangi oleh umat dari berbagai daerah bahkan manca negara. Para pejabat juga datang untuk meminta berkah ketika akan menjalankan suatu kebijakan.

1 dari 4 halaman

Masa Dewi Kumari Berakhir Ketika Mengalami Menstruasi

Dewi Kumari © Diadona

Dewi Taleju ternyata tak selamanya menjelma pada tubuh perempuan cantik Dewi Kumari. Ketika Dewi Kumari mulai mengalami menstruasi, maka pada saat itulah Dewi Taleju meninggalkan tubuhnya. Sehingga Dewi Kumari harus segera diganti dengan anak perempuan lain. Melalui pemilihan Dewi Kumari yang baru.

Dewi Kumari yang sudah mengalami menstruasi harus memberikan posisinya pada anak perempuan lain, dan menjalani hidup seperti perempuan normal pada umumnya. Mereka harus membaur dengan masyarakat sekitar yang dulu memuja dan meminta berkah kepadanya, sebagai manusia biasa.

2 dari 4 halaman

Dewi Kumari Dulunya Dipilih Oleh Seorang Ratu

Dewi Kumari © Diadona

Dahulu kala pemilihan seorang anak perempuan menjadi Dewi Kumari dilakukan oleh seorang Ratu. Namun kini, pemilihan Dewi Kumari dilakukan oleh seorang Kepala Pendeta. Pemilihan Dewi Kumari dilakukan pada anak perempuan dengan rata-rata usia dua tahun.

Cara pemilihan Dewi Kumari adalah dengan meletakkan anak-anak perempuan pada sebuah ruangan gelap. Mereka diminta untuk berdoa. Setidaknya Dewi Kumari harus memenudi 39 ciri kesempurnaan fisik yang disebut dengan Battis Lakhshanas. Salah satu ciri kesempurnaan fisiknya, Dewi Kumari tak boleh memiliki bekas luka ditubuhnya.

3 dari 4 halaman

Dewi Kumari Tak Boleh Berbicara Pada Orang Lain

Karena kesuciannya, Dewi Kumari tidak diperkenankan untuk berbicara pada orang lain. Dewi Kumari hanya diperkenankan untuk berbicara pada keluarga inti. Tak boleh meninggalkan kediaman, Dewi Kumari harus berada disinggasananya untuk memberkati doa yang dipanjatkan oleh umat yang datang.

Pada kaki Dewi Kumari selalu ada kain alas berwarna merah dan juga beragam nampan yang merupakan persembahan yang dibawa oleh umat. Tak jarang juga, sesembahan yang diberikan dalam bentuk uang logam maupun uang kerta. Kumari dalam bahasa setempat berarti 'putri'.

Dewi Kumari digambarkan memiliki 3 mata. Satu mata kanan, satu mata kiri, dan satu mata di bagian kening. Maka dari itu, Dewi Kumari selalu dirias dengan bentuk mata di bagian kening. Lebih lanjut, Dewi Kumari juga hanya boleh keluar ketika ada festival dan perayaan hari besar.

Pada momen-momen besar seperti itu, Dewi Kumari akan keluar menggunakan tandu yang digotong oleh orang-orang khusus terpilih. Dewi Kumari bertugas mengawasi dan mengamati jalannya festival semacam itu. Salah satu festival yang harus dihadiri oleh Dewi Kumari adalah Bhotto Jatra yang memakan waktu sampai dengan satu bulan lamanya. 

4 dari 4 halaman

Ditentang Oleh Pegiat HAM

Dewi Kumari © Diadona

Melansir dari laman berita BBC, ternyata kepercayaan penduduk Nepal tentang Dewi Kumari mendapat penolakan dari pegiat Hak Azasi Manusia (HAM). Pemilihan Dewi Kumari pada seorang anak perempuan disebut merenggut masa kanak-kanak. Karena Dewi Kumari tak boleh keluar dari kediaman, tak boleh berbicara, apalagi bermain dengan teman sebayanya.

Kini, Dewi Kumari diketahui juga bersekolah dengan mendatangkan guru ke kediamannya. Namun ternyata hal itu tak menghentikan pegiat HAM untuk menolak kepercayaan ini. Karena menurut mereka Dewi Kumari akan mengalami kesulitan ketika kembali harus menjadi manusia biasa.

Bahkan ada beberapa kasus, 'mantan' Dewi Kumari sampai kesulitan berjalan ketika memulai belajar keluar dari rumah. Saking lamanya tak menginjak tanah dan tidak berinteraksi dengan lingkungan sekitar anak perempuan yang tak lagi menjadi Dewi Kumari benar-benar harus berjuang untuk hidup seperti manusia pada umumnya.

Namun juga ada pembelaan dari manta Dewi Kumari yang lain bahwa semasa menjadi Dewi Kumari kehidupan mereka bak seorang putri. Mereka memiliki segalanya dan dihormati oleh orang lain. Wah gimana nih menurut kamu tentang Dewi Kumari ini? Jangan lupa sampaikan pendapatmu di kolom komentar ya.

Beri Komentar