© Curlytales.com
Menamai seorang anak memang gak boleh asal. Karena nama akan digunakan sebagai identitas anak untuk selamanya.
Nama biasanya diambil dari berbagai bahasa yang memiliki arti baik sebagai bagian dari doa. Maka dari itu, banyak yang mengatakan juga jika nama adalah sebuah doa.
Namun di sebuah desa di India, ada sebuah tradisi unik menamai anak yang sudah lama dilakukan. Ya, mereka menamai anak mereka dengan sebuah lagu dan nada. Seperti apa tradisi ini?
Desa Kongthong © atlasobscura.com
Sebuah desa bernama Kongthong di Meghalaya, India, punya tradisi unik bernama Jingrwai Iawbei. Seperti dijelaskan sebelumnya, tradisi Jingrwai Iawbei ini merupakan tradisi menamai seorang anak dengan sebuah lagu.
Melansir dari Atlas Obscura, seminggu setelah sang anak lahir, para ibu di desa ini akan membuat lagu melalui sebuah nada tanpa kata-kata untuknya. Lagu inilah yang nantinya akan menjadi nama sang anak nantinya.
Bahkan, lagu untuk setiap anak akan terdengar berbeda satu sama lain. Maka dari itu, kreatifitas ibu-ibu di desa Kongthong ini harus diasah agar bisa memberikan lagu yang bagus untuk anak-anak mereka.
Nada dari lagu itu nantinya akan digunakan untuk memanggil anak-anak mereka dan juga sebagai lagu pengantar tidur. Nama ini yang akan digunakan hingga sang anak beranjak dewasa.
Melalui lagu tersebut, sang anak nanti akan diberikan nama tertulis yang digunakan di dalam masyarakat.
Desa Kongthong © atlasobscura.com
Jinrwai Iawbei jika diartikan adalah 'Song of the Mother' atau lagu dari para Ibu. Tradisi ini mengharuskan ibu membuat sebuah lagu berbentuk nada tanpa kata untuk anak-anaknya. Para leluhur memaknai lagu ini sebagai sebuah ekspresi dari kecintaan mereka terhadap sang anak.
Tradisi ini rupanya sudah digunakan sejak lampau oleh orang-orang Khasi, penduduk asli Desa Kongthong. Tradisi ini berawal dari para leluhur yang melakukan perburuan di hutan. Mereka percaya jika membuat nyanyian tersebut maka akan membuatnya sulit dilacak oleh roh jahat.
Cara ini juga dipercaya bisa memudahkan mereka ketika melakukan perburuan secara berkelompok.
Desa Kongthong © youtube.com/Sorjah
Setidaknya, Desa Kongthong sudah memiliki lebih dari 500 lagu. Desa inipun juga menganut sistem matrilineal, yang mana anak akan menerima nama belakang dari seorang ibu, dan diturunkan langsung ke putri bungsu mereka.
Penasaran bagaimana masyarakat Desa Kongthong memanggil anak mereka? Simak video berikut!
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL
Kaneishia Yusuf Lulus Cumlaude di HI UI, Bukti Karier dan Akademik Bisa Jalan Bareng
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Plan Workout 28 Hari Mengikuti Siklus Hormon Wanita
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak