Sifat Selingkuh Itu Nular, Makanya Jangan Temenan Sembarangan!

Reporter : Novi Hardita Larasati
Jumat, 21 Februari 2020 12:30
Sifat Selingkuh Itu Nular, Makanya Jangan Temenan Sembarangan!
Temanan sembarangan memang berpengaruh dalam kehidupan pasangan, apalagi kalau suka selingkuh. Ups!

Memiliki teman banyak memang menyenangkan, tapi kalau temanmu memberikan dampak yang buruk ya jangan diteruskan lagi. Apalagi kalau masalah hubungan, pasti rawan dengan lingkungan kita bukan? Banyak sekali lingkungan kita yang seringkali menceritakan tentang hubungannya dengan pasangannya, bahkan sampai tentang selingkuhan.

Namun, melansir dari beberapa sumber ternyata perilaku teman yang selingkuh bisa membuat kamu atau pasangan tertular untuk melakukan hal yang sama seperti apa yang temanmu lakukan. Wah mulai hati-hati nih sis dari sekarang.

1 dari 2 halaman

Tren perselingkuhan tentu marak di kalangan psikolog, coaches, therapists, motivator, inspirator, dan berbagai profesi konselor lainnya. Tidak perlu jauh-jauh seperti yang disebutkan di atas, kamu pun pernah menyelingkuhi dan diselingkuhi.

Ini adalah realita pahit tentang selingkuh yang jarang sekali berani diakui, namun selalu terjadi di sekeliling kita. Di sepanjang hidup ini, kamu pasti akan pernah beberapa kali terlibat selingkuh, sengaja maupun tidak dan sebagai pelaku maupun sebagai korban. Segala sesuatu selingkuh pada waktunya, karena kalau infant mengalami masa infancy maka adult juga mengalami masa adultery.

2 dari 2 halaman

Hal tersebut juga didukung oleh hasil penelitian dari M Gary Newman, penulis buku The Truth About Cheating, yang menyebutkan bahwa perilaku selingkuh pasanganmu dapat terjadi karena pengaruh lingkungan pertemanannya.

Dengan kata lain, orang akan cenderung berselingkuh apabila teman-temannya juga berselingkuh. Namun apabila teman-teman pasanganmu adalah golongan orang setia, maka kemungkinan besar pasanganmu juga akan setia.

Tentu ini tidak berarti justifikasi untuk melakukan perselingkuhan, daripada sok memusuhinya (tapi munafik diam-diam melakukannya), lebih baik kita berusaha menerimanya sebagai bagian kecil dari hubungan, sambil merenungkan situasi apa saja yang bisa memicunya, bagaimana kita bisa meminimalisir potensinya, dan perbaikan apa yang akan kita lakukan jika sadar sedang terlibat di dalamnya.

Bagaimana pendapatmu?

Beri Komentar