© Nautilusplus.com
Hampir setiap orang menganggap bahwa banyak uang akan menimbulkan kebahagiaan. Rupanya hal ini telah diteliti selama bertahun-tahun oleh para psikolog dan ekonom. Mereka telah memeriksa adakah keterkaitan antara kekayaan finansial dan emosional seseorang.
Dirangkum dari The Harvard Gazette, studi mengungkapkan bahwa lebih banyak uang harusnya menunjukkan perubahan positif seperti pengentasan kemiskinan. Tapi nyatanya, setiap kali seseorang mengalami kenaikan gaji, hanya ada sedikit perubahan yang muncul pada mereka. Kebanyakan, mereka justru menggunakan uangnya untuk barang-barang yang nilai waktunya hanya sementara seperti jam tangan, kendaraan, atau mungkin pakaian baru.
Ilustrasi makan bersama teman © Woman'sday.com
Namun rupanya, penelitian terbaru yang dilakukan oleh seorang sarjana Harvard mengemukakan hasil bahwa kebahagiaan dapat diperoleh dengan cara membelanjakan uang untuk orang lain atau dengan kata lain berbagi dengan sesama. Penelitian ini dilakukan oleh Michael Norton (asisten profesor administrasi bisnis di unit pemasaran Harvard Business School), bersama Elizabeth Dunn dan Lara Aknin (University of British Columbia).
Norton membandingkan orang yang suka berbagi dengan orang lain dengan orang yang menghabiskan uangnya justru untuk diri sendiri. Ia mengungkapkan, " Studi ini membahas paradoks yang telah dibicarakan oleh para ekonom sejak lama - bahwa peningkatan pendapatan tidak cenderung mengarah pada peningkatan kebahagiaan." Dalam hal ini ia bahkan memberikan contoh bahwa semakin besar rumah yang dibeli seseorang, tidak akan menjamin kebahagiaan yang diraih.
Ilustrasi makan bersama teman © Woman'sday.com
Penelitian tersebut mencakup orang awan, pekerja perusahaan, maupun mahasiswa di kampus. Usai melakukan penelitian, Norton menarik kesimpulan bahwa orang-orang yang membelanjakan uangnya untuk orang lain justru menunjukkan tingkat kebahagiaan lebih tinggi daripada mereka yang menghabiskan uang untuk dirinya sendiri.
Mereka yang menghabiskan uang untuk dirinya sendiri, justru merasa ketidakpuasan dan masih saja merasa kurang. Lain halnya dengan mereka yang berbagi dengan orang lain, mereka justru merasa puas dan bahagia sekalipun nominal uang yang mereka pakai untuk berbagi tidak terlalu besar.
Dari sini kita bisa menarik suatu kesimpulan, bahwa berbuat baik mungkin terlihat merugikan. Tapi ternyata ada kepuasan batin dan kebahagiaan yang bisa kita dapatkan dengan mau berbagi dengan orang lain. Kamu merasa seperti ini juga nggak? Jangan ragu untuk menebar kebaikan ya!
Adi Utarini: Ilmuwan Perempuan Indonesia yang Membuat Dengue Tak Lagi Menakutkan
Shahnaz Indira, Model Curvy Indonesia yang Mendunia Lewat London dan New York Fashion Week
Perjalanan Laras Sekar, Model Asal Balikpapan yang Menembus Panggung Mode Dunia
Hannah Einbinder Menang Emmy 2025, Serukan Free Palestine di Atas Panggung
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL