Jangan Takut Dianggap Tak Setia, Ganti Teman Itu Wajar

Reporter : Firstyo M.D.
Senin, 27 Januari 2020 07:00
Jangan Takut Dianggap Tak Setia, Ganti Teman Itu Wajar
Karena pada akhirnya berteman tetap harus pilih-pilih.

Mungkin sudah sangat akrab di telinga kita ungkapan 'berteman jangan pilih-pilih'. Namun, berdasarkan pengalaman hidup, rasanya ungkapan tersebut nggak sepenuhnya benar. Kita memang harus berbuat baik pada semua orang, namun pada akhirnya untuk berteman tetaplah harus pilih-pilih.

Pilih-pilih teman dalam hal ini bukan seperti saat kamu cuma mau berteman dengan orang yang kaya atau cuma mau berteman dengan orang yang seiman. Namun lebih pada memilih teman berdasarkan baik tidak pengaruhnya pada kehidupan pribadimu. Apakah kamu bisa mendapatkan sesuatu yang bisa dipelajari atau bisa meningkatkan value dirimu dari teman tersebut?

Oleh karena itu, seharusnya keputusan untuk meninggalkan teman yang lama dan berganti pada teman yang baru sangat bisa untuk diterima. Awalnya pasti ada perasaan nggak enak untuk kehilangan seseorang. Namun kamu harus sadari juga kalau nggak semua orang harus kamu pertahankan sepanjang hidupmu.

Untuk kamu yang masih ragu berganti teman, berikut adalah tiga hal yang bisa kamu pertimbangkan seperti dilansir dari Boldsky (24/01).

1 dari 4 halaman

1. Kepribadian berubah

Ilustrasi perempuan bertopang dagu © Diadona

Banyak hal yang dihadapi seseorang dalam masa bertumbuh. Hal-hal tersebut yang kemudian membentuk pribadi manusia menjadi sebagaimana mereka sekarang. Teman polosmu saat SD bisa saja berubah menjadi seseorang dengan kelakuan kriminal saat dewasa. Kamu nggak akan pernah bisa berharap dia untuk menjadi pribadi yang sama sebagaimana pertama kali kamu menemuinya. Nggak usah memaksakan juga untuk mengembalikan kepribadiannya seperti sedia kala karena yang bersangkutan belum tentu mau dan itu juga bukan kewajibanmu. Berinteraksi secukupnya adalah jalan yang paling adil.

2 dari 4 halaman

2. Referensi sudah nggak sama

Ilustrasi perempuan bosan ngobrol © Diadona

Hal ini juga berhubungan dengan perkembangan diri seorang manusia. Kamu dan temanmu dulu dipertemukan karena minat yang sama. Waktu berlalu, kalian berdua bertemu banyak hal. Minat terhadap sesuatu pun berubah. Pada akhirnya kamu dan teman sudah merasa nggak klop dan nggak lagi bisa mengobrol senyambung dulu.

3 dari 4 halaman

3. Hubungan terlalu toxic

Ilustrasi perempuan main handphone cuek © Diadona

Hubungan pertemananmu mulai menunjukkan energi negatifnya. Temanmu membocorkan semua cerita yang hanya kamu sampaikan ke dia. Kamu merasa hubungan pertemananmu semakin berat sebelah. Nggak ada lagi hal positif yang bisa kamu dapat dari pertemanan tersebut, hanya serangkaian ketidak cocokan yang menguras energi. Kamu bisa memilih bertahan dengan teman tersebut namun mengalami kelelahan secara emosional atau berpindah ke teman baru yang bisa membawa lebih banyak hal positif.

4 dari 4 halaman

Pada akhirnya, kamu nggak akan bisa terus mempertahankan seseorang di dalam hidupmu. Layaknya semua hubungan, pertemanan juga punya awal dan akhirnya sendiri. Berganti teman nggak selalu berarti jahat. Walau memang, dicap jahat adalah risiko dari hal-hal yang bersifat realistis.

Terkait praktik ganti teman ini, berikut adalah salah satu kutipan yang cukup relevan, diambil dari cuitan stand-up comedian dan podcaster Adriano Qalbi (@adrianoqalbi).

Beri Komentar