© 2020 Shutterstock.com/New Africa
Penyakit panu gampang banget terdeteksi cuman dari melihat penampakannnya. Biasanya sih ditandai dengan perbedaan warna area kulit dengan sekelilingnya.
Ini karena jamur yang menjadi penyebab panu tersebut menggagnggu pigmentasi kulit normal, sehingga menghasilkan bercak-bercak kecil yang berwarna lebih terang atau lebih gelap. Lokasi paling umum dari keberadaan panu adalah pada bahu atau dada.
Menular nggak sih? Enggak dong. Ini nih fakta yang seharusnya banyak orang ketahui. Sebagian besar masyarakat menganggap kalau penyakit panu ini menular, makanya pengidapnya sering mendapatkan tekanan secara emosional.
Ilustrasi Kulit Gatal © pinterest.com
Sepertinya banyak masyarakat yang bingung dengan keberadaan penyakit kulit yang memiliki penampakan klit putih seperti panu. kemungkinan besar penyakit yang dimaksud adalah penyakit vitiligo. Apaan tuh?
Vitiligo adalah kondisi medis yang menyebabkan warna kulit jadi memudar. Maksudnya, penyakit ini akan menghilangkan warna asli pada kulit, dengan ditandai bercak putih di area tubuh tertentu.
Luas area bercak bisa bervariasi antar individu. Nggak cuman di kulit aja, penyakit vitiligo juga bisa mengenai mata, bagian dalam mulut, dan rambut.
Selain itu, area tersebut juga jadi lebih sensitif terhadap cahaya matahari, dibanding bagian kulit yang normal.
Berbeda dengan penyakit panu yang disebabkan oleh jamur, penyakit vitiligo ini belum diketahui apa penyebabnya.
Beberapa kondisi pada penyakit vitiligo ini tumpang tinding dengan penyakit panu. Tapi, vitiligo berbeda dalam beberapa hal, diantaranya:
Penyakit Panu © 2020 shutterstock.com/Kateryna Kon
Penyakit panu muncul dengan tanda dan gejala sebagai berikut:
Ilustrasi Kulit Gatal © pinterest.com
Penderita penyakit panu bsia memilih perawatan sendiri, boleh dengan obat antijamur yang dijual bebas.
Krim anti jamur untuk obat penyakit panu ini biasanya cukup efektif membunuh infeksi. Contoh kandungan obat yang bisa diaplikasikan, meliputi:
Begitu diobati, infeksi jamur penyebab penyakit panu mungkin bisa hilang, tapi kulit bakalan tetap berubah warna selama beberapa minggu hingga bulan. Selain itu, dalam kondisi lembab, infeksi sangta mungkin kembali menyerang.
Bila ini terjadi, maka dokter mungkin bakalan meresepkan obat sekali atau dua kali sebulan untuk mencegah terjaidnya gejala penyakit panu.
Adakah pengobatan tradisional untuk penyakit panu? Well, sebenarnya penyakit ini gampang banget diobati dengan obat-obatan dokter kok. Tapi ada beberapa langkah yang bisa penderita lakukan untuk membantu proses penyembuhannya, termasuk:
Tapi kalau ternyata pengobatan tersebut nggak efektif, harus segera hubungi dokter ya!
Penyakit Panu © 2020 shutterstock.com/Corri Seizinger
Penyakit panu disebabkan karena jamur Malassezia yang tumbuh dengan cepat di permukaan kulit. Jadi sebenarnya keberadaan jamur ini adalah hal yang normal di permukaan kulit. Tapi biasanya nggak menimbulkan masalah.
Faktanya, banyak mikroia termasuk jamur ini yang hidup di dalam kulit dan justru membantu melindungi dari infeksi. Mereka hidup berdampingan dengan sel tubuh dengan hubungan menguntungkan.
Tapi kadang-kadang nih jamur ini tumbuh di luar kendali, yang merupakan penyakit panu ini. Dokter belum tahu mengapa hal tersebut terjadi, meski ada beberapa kemungkinan diantaranya:
penyakit panu nggak berhubungan dengan masalah kebersihan diri kok, dan bisa diobati dengan obat yang banyak tersedia.
Di Indonesia Ternyata Ada Tradisi Menikahkan Kucing!
Rahasia Cantik Sophia Latjuba yang Awet Muda di Usia 50 Tahun
Duh, Bidan Ini Tegar Bantu Persalinan Anak Mantan Pacar
10 Potret Menawan Celine Evangelista, Photoshot di Tengah Isu Keretakan Rumah Tangga
Potret Maya Nabila, Wanita Inspiratif yang Sudah Masuk S3 di Usia 21 Tahun
Heboh Amanda Manopo Nikah di Usia 18 Tahun, Sang Ibu Beri Klarifikasi
Bikin Kaget Penggemar, Felicya Angelista Pangkas Pendek Rambutnya
Sandrinna Michelle Pose Berani Pamer Perut, Netizen : Jangan Sok Dewasa
Resmi Menikah, Ini 8 Potret Cantik Uffri Datun Istri Evan Marvino
10 Momen Manis Syekh Ali Jaber dengan sang Putra, Fahad Ali Jaber