Mental Illness Menyerang Generasi Millenials

Reporter : Yayuk Harini
Kamis, 26 Desember 2019 15:58
Mental Illness Menyerang Generasi Millenials
Mental illness merupakan gangguan kejiwaan yang banyak mengancam para generasi milenial. Gangguan ini menyebabkan para penderita tidak dapat mengekspresikan dirinya dalam beraktivitas sehari-hari.

Sehat sering kali diartikan sebagai keadaan fisik yang prima. Padahal, terdapat unsur kesehatan lain pada setiap diri seseorang. Tentunya kamu sudah tahu frasa "sehat jiwa dan raga". Benar sekali, selain kesehatan raga atau fisik, hal yang tidak kalah penting dan perlu diperhatikan adalah keadaan jiwa kamu. Ironisnya, persoalan kesehatan jiwa masih dianggap kalah penting dibandingkan kesehatan fisik.

Mental illnes adalah kumpulan dari penyakit gangguan kejiwaan yang mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku seseorang. Gangguan kepribadian ini membuat penderita sulit untuk membedakan kondisi sekitar mana yang dianggap normal dan tidak. Beberapa kondisi penderita mental illness diantaranya sering merasa sedih, keinginan mengakhiri hidup, hilangnya pengendalian diri, sering takut akan sesuatu tanpa alasan, perubahan pola makan yang drastis, mood swing, memikirkan sesuatu yang berlebihan dan menyakiti diri senidri.

Mental Illness Tidak Bisa Dianggap Remeh

mental illness

Perlu kamu ketahui bahwa kesehatan mental merupakan komponen mendasar dari definisi sehat. Kesehatan mental yang baik pada diri seseorang memungkinkan untuk bisa lebih menyadari potensi yang dimiliki. Potensi yang dimaksud di sini bisa termasuk mengatasi tekanan kehidupan normal, bekerja secara produktif, berkontribusi pada suatu komunitas tertentu, dan potensi-potensi lainnya yang relate dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, gangguan mental tidak dapat dianggap remeh. Menurut Worl Health Organization (WHO) beberapa kasus yang cukup mengkhawatirkan terdapat 450 juta orang menderita gangguan mental dari perilaku di seluruh dunia. Diperkirakan satu dari empat orang akan menderita gangguan mental di seluruh dunia. Sedangkan menurut WHO regional Asia Pasifik (WHO SEARO) jumlah kasus ganngguan deperesi terbanyak di India yaitu 4,5% dari jumlah populasi dan untuk negara Indonesia sebanyak 3,7% dari populasi.

Mental illness lebih menyerang genarasi muda. Setengah dari penyakit mental bermula sejak remaja, yakni di awal usia 14 tahun. Menurut WHO, telah terjadi banyak kasus yang tidak tertangani sehingga bunuh diri akibat depresi menjadi penyebab kematian tertinggi pada anak muda usia 15-29 tahun.

Kasus Mental Illness

Kasus Mental Illness

Contoh kasus berita dari BBC, pada Mei 2018, Ceara Thacker dari Bradford, ditemukan tewas di Unversity of Liverpool. Diduga perempuan berusia 19 tahun ini sudah menderita penyakit mental sejak berusia 13 tahun. Keluarga berfikir bahwa sang anak mampu mengelola kesehatan mental yang dideritanya, tetapi delapan bulan setelah masuk Universitas Liverpool, ia meninggal dunia.

Penting sekali untuk diperhatikan bahwa kesehatan mental adalah point penting dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Setiap orang tentunya memiliki permasalah kehidupan yang berbeda. Kamu tentunya dapat dan mampu untuk menglola masalah depresi kamu dengan mencoba untuk bercerita kepada orang terdekat misalnya orang tua. Jangan sampai permasalahan kehidupan pada diri kamu dibiarkan berlarut-larut tanpa adanya solusi dan eksekusi masalah yang memicu munculnya gangguan mental illness.

Wah, sangat ironis memang, mental illnes tidak bisa dianggap remeh. Masalah sekecil apapun harus segera diselesaikan agar tidak sampai berlarut-larut dan berakhir bisa menyebabkan munculnya gangguan mental. Bagaimana menurut kamu? Share jawaban kamu di kolom komentar ya!

Beri Komentar