Kenapa Kerumunan Seperti di Itaewon Bisa Picu Henti Jantung Hingga Meninggal? Ini Penjelasan Medisnya

Reporter : Anif Fathul Amin
Rabu, 2 November 2022 08:30
Kenapa Kerumunan Seperti di Itaewon Bisa Picu Henti Jantung Hingga Meninggal? Ini Penjelasan Medisnya
Jadi, tetap hati-hati ya guys~

Masyarakat dunia kini kembali digemparkan dengan Tragedi malam Halloween yang terjadi di Itaewon, Korea Selatan Minggu (30/10/2022) dini hari. Padahal sebelumnya, terjadi insiden berdarah yakni Tragedi Kanjuruhan pada awal bulan Oktober ini.

Kedua kejadian tersebut saling terkait erat lantaran terjadi berkat adanya kerumunan yang tak terkendali. Bahkan kedua kejadian tersebut menelan ratusan korban jiwa akibat kerumunan. Insiden Itaewon dan Tragedi Kanjuruhan sama-sama menunjukkan bahwa kerumunan yang tak terkontrol dapat menyebabkan petaka, bahkan kematian. Lantas, bagaimana bisa kerumunan menyebabkan ratusan orang meninggal dunia? Berikut penjelasan menurut ilmu medis.

1 dari 7 halaman

Sebabkan sesak nafas hingga henti jantung

Tips Menyelamatkan Diri Saat Terjebak di Tengah Keramaian Seperti Itaewon © Diadona

Padda peristiwa tragis yang terjadi di Itaewon, banyak orang berdesak-desakan di ruang yang terbatas dan terus mendorong. Akibatnya, kerumunan orang pun jatuh dalam ‘efek domino’, sehingga sulit bagi mereka untuk bangun kembali.

Kondisi tersebut digambarkan sebagai crowd crush, yang berbeda dengan diinjak-injak. Semakin besar kerumunan, semakin tinggi risiko crowd crush.

2 dari 7 halaman

Ilustrasi Kerumunan © Diadona

Berdesakkan dalam kerumunan, apalagi sampai terjatuh, bisa membuat dada seseorang terhimpit, sehingga paru-paru tidak bisa memiliki ruang yang cukup untuk mengembang dan mendapatkan oksigen yang cukup. Akibatnya, orang tersebut akan sulit bernapas.

Kadar oksigen dalam tubuh pun mulai menurun dan menyebabkan kondisi yang bernama hipoksia. Kondisi yang tidak terkendali, kepanikan dan ketegangan juga akan memicu jumlah karbondioksida meningkat akibat begitu banyaknya jumlah orang dan adrenalin meningkat.

 

3 dari 7 halaman

Ilustrasi Henti Jantung © Diadona

Hal itu kemudian menyebabkan pembuluh darah menguncup dan menghambat sirkulasi oksigen. Itulah yang menyebabkan orang bisa pingsan, bahkan henti jantung saat berdesakkan dalam kerumunan.

Saat jantung seseorang tiba-tiba berhenti berdetak, darah akan berhenti mengalir ke otak dan organ vital lainnya. Bila tidak ditangani segera, henti jantung mendadak biasanya bisa menyebabkan kematian dalam beberapa menit.

4 dari 7 halaman

Kenali Tanda-tandanya

Biasanya, tanda pertama henti jantung mendadak adalah kehilangan kesadaran atau pingsan. Hal itu terjadi karena jantung berhenti berdetak. Namun, beberapa orang mungkin mengalami mengalami detak jantung yang cepat atau merasa pusing sesaat sebelum mereka pingsan. Terkadang, orang juga bisa mengalami nyeri dada, sesak napas, mual atau muntah satu jam sebelum mereka mengalami henti jantung mendadak.

5 dari 7 halaman

Pertolongan Pertama pada Henti Jantung Mendadak

Ilustrasi Henti Jantung © Diadona

Henti jantung harus ditangani segera dengan defibrillator. Ini adalah perangkat yang mengirimkan kejutan listrik ke jantung. Serangan listrik bisa mengembalikan ritme normal ke jantung yang berhenti berdetak.

Penanganan dengan defibrilator perlu dilakukan dalam beberapa menit setelah henti jantung mendadak. Alat kejut listrik tersebut biasanya sering ditemukan di lokasi umum, seperti stasiun kereta api dan pusat perbelanjaan.

6 dari 7 halaman

Namun, bila tidak ada defibrillator, cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung merupakan tindakan pertolongan pertama terbaik yang bisa dilakukan. Tindakan ini penting dilakukan segera untuk agar darah dan oksigen pengidap tetap bersirkulasi ke otak dan ke seluruh tubuh.

CPR bisa menolong dan meningkatkan kemungkinan pengidap henti jantung selamat, bahkan bila dilakukan tanpa bantuan napas. Bila kamu bersama seseorang yang mengalami henti jantung, segera hubungi darurat medis

Beri Komentar