Inilah Mitos Tentang Bipolar Disorder yang Tidak Sesuai Fakta

Reporter : Mutia Wella Lukitasari
Minggu, 29 Desember 2019 00:29
Inilah Mitos Tentang Bipolar Disorder yang Tidak Sesuai Fakta
Bipolar memang suatu penyakit yang jarang ada disekitar, namun kamu perlu mengetahui mitos tidak benar yang beredar tentang bipolar berikut ini.

Bipolar adalah gangguan mental yang mempengaruhi psikis dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim berupa mania dan depresi. Sayangnya sebagian besar dari kita masih kurang memahami bipolar hingga muncul beberapa mitos atau stigma tentang bipolar yang tidak sesuai.
Beberapa waktu ini kita cukup dikejutkan beberapa public figur yang mengidap Bipolar disorder misalnya seperti Marshanda, Ariel Tatum hingga musisi internasional, Demi Lovato.
Nah berdasar healthline.com(18/11) berikut ini adalah stigma atau mitos yang berkembang di masyarakat tentang bipolar yang tidak sesuai fakta.

1. Bipolar Bukan Sebuah penyakit yang jarang
Ketua Bipolar Care Indonesia (BCI) simpul Bandung, Andri Suratman mengatakan bahwa 72.680 orang di Indonesia memiliki bipolar disorder.
Mungkin jumlah ini cukup kecil jika dibandingkan dengan jumlah pendudul indonesia, tapi kita perlu melihat angka puluhan ribu itu bukanlah angka yang kecil, dan siapa saja disekitar bisa memilikinya.

2. Gangguan bipolar hanyalah perubahan suasana hati, yang dimiliki semua orang
Tinggi dan rendah mood dari seseorang yang memiliki bipolar sangat berbeda dari perubahan suasana hati orang lainnya.
Orang dengan gangguan bipolar mengalami perubahan ekstrem baik dalam energi, aktivitas, dan tidur.

Manajer penelitian psikiatri di salah satu universitas AS, menulis, "Hanya karena anda bangun bahagia, menjadi pemarah di tengah hari, dan kemudian berakhir bahagia lagi, itu tidak berarti anda memiliki gangguan bipolar - tidak peduli seberapa sering itu terjadi pada anda. Bahkan diagnosis atas gangguan bipolar memerlukan beberapa hari berturut-turut dari gejala manik (hipo), bukan hanya beberapa jam. Hal ini karena dokter mencari gejala yang lebih dari sekadar emosi. "

3. Bipolar hanya terdapat 1 tipe
Faktanya terdapat empat tipe dasar gangguan bipolar yaitu;
-Bipolar I didiagnosis ketika seseorang memiliki satu atau lebih episode depresi dan juga satu atau lebih episode manik, yang kadang juga dialami dengan tambahan psikotik seperti halusinasi atau delusi.
-Bipolar II memiliki episode depresi sebagai fitur utamanya dan setidaknya satu
episode hypomanic.
Hipomania adalah jenis mania yang tidak terlalu parah.
Seseorang dengan gangguan bipolar II dapat mengalami mood-congruent atau gejala psikotik mood yang tidak selaras.
-Gangguan Cyclothymic (cyclothymia) dialami dengan banyak periode gejala hipomanik serta banyak periode gejala depresi yang berlangsung selama setidaknya dua tahun (1 tahun pada anak-anak dan remaja).
-Terakhir adalah Gangguan bipolar yang tidak mengikuti pola tertentu. Pada jenis ini didefinisikan dengan gejala gangguan bipolar yang tidak sama dengan tiga kategori yang ada di atas.

4. Obat untuk gangguan bipolar semuanya sama
Mungkin perlu beberapa percobaan dan kesalahan untuk menemukan obat yang cocok untuk yang mengalami bipolar disorder. “Ada beberapa obat penstabil suasana hati / antipsikotik yang tersedia untuk mengobati gangguan bipolar yang dapat bekerja untuk satu orang mungkin tidak untuk penderita lain. Jika seseorang mencoba dan itu tidak berhasil atau memiliki efek samping, sangat penting bagi mereka untuk mengomunikasikannya kepada ahlinya.” menurut manajer penelitian psikiatri.

5. Manik berarti produktif atau sedang dalam suasana hati yang baik dan menyenangkan
Faktanya dalam beberapa kasus, seorang penderita manik mungkin merasa baik pada awalnya, tetapi tanpa perawatan hal-hal dapat menjadi merugikan dan bahkan menakutkan. Mereka mungkin pergi berbelanja, menghabiskan uang dengan jumlah di luar kemampuan mereka.
Beberapa orang menjadi sangat cemas atau sangat kesal, menjadi kesal karena hal-hal kecil dan bahkan membentak orang yang disayangi.
Seseorang yang manik mungkin kehilangan kendali atas pikiran dan tindakan mereka dan bahkan kehilangan kesadaran atas kenyataan.

Beri Komentar