Apa Itu Leptospirosis? Ini Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pencegahannya

Reporter : Anif Fathul Amin
Rabu, 8 Maret 2023 11:20
Apa Itu Leptospirosis? Ini Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pencegahannya
Kasus leptospirosis baru-baru ini ramai menjadi perhatian masyarakat.

Baru-baru ini, kasus leptospirosis menjadi perhatian masyarakat karena enam warga Kota Semarang, Jawa Tengah meninggal dunia akibat penyakit ini pada Selasa, 25 Oktober 2022. Dinas Kesehatan Kota Semarang mencatat bahwa sudah ada 22 kasus leptospirosis di Semarang.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Semarang, Nur Dian Rakhmawati, leptospirosis disebabkan oleh bakteri leptospira interrogans yang menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi, seperti tikus, anjing, dan babi.

1 dari 6 halaman

Apa Itu Leptospirosis?

Leptospirosis adalah penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan antara hewan dan manusia. Seseorang dapat terinfeksi melalui kontak langsung dengan urine atau cairan reproduksi dari hewan yang terinfeksi, kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi, atau makan atau minum makanan atau air yang terkontaminasi.

2 dari 6 halaman

Penyebab Leptospirosis

Leptospirosis disebabkan oleh bakteri bernama Leptospira. Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia atau hewan melalui mulut, hidung, mata, atau melalui luka di kulit. Setelah masuk ke dalam tubuh, bakteri tersebut akan menyebar melalui darah dan berkumpul di ginjal, organ yang berfungsi membersihkan darah.

Di dalam ginjal, bakteri akan dieliminasi bersama dengan zat-zat yang tidak dibutuhkan atau beracun melalui kencing. Namun, jika bakteri tersebut terdapat dalam kencing, maka dapat menyebarkan Leptospirosis ke manusia atau hewan lainnya.

3 dari 6 halaman

Penyebaran Leptospirosis

Leptospirosis biasanya menyebar ke manusia melalui kencing hewan yang terinfeksi bakteri Leptospira. Hampir semua mamalia seperti tikus, anjing, kuda, babi, dan sapi dapat terinfeksi Leptospirosis tanpa menunjukkan gejala penyakit.

Hewan yang terkena Leptospirosis dapat mencemari air atau tanah, sehingga menyebarkan bakteri kepada hewan atau manusia lainnya. Seseorang dapat terinfeksi Leptospirosis melalui:

  • Kontak langsung dengan kencing atau cairan tubuh lain dari hewan yang terinfeksi Leptospira.
  • Air atau tanah yang terkontaminasi masuk ke mata, hidung, mulut, atau luka pada kulit.

Setelah hujan lebat dan banjir, banyak orang dapat terinfeksi Leptospirosis secara bersamaan (wabah). Hal ini terjadi ketika air banjir mengalir ke sungai, danau, atau kanal dan membawa bakteri bersamanya. Namun, penyebaran Leptospirosis dari satu orang ke orang lainnya sangat jarang terjadi.

4 dari 6 halaman

Gejala Leptospirosis

Beberapa orang mengalami gejala Leptospirosis yang mirip dengan flu, sementara yang lain tidak merasakan gejala sama sekali. Pada kasus yang parah, penyakit ini bisa menyebabkan pendarahan internal dan kerusakan organ. Gejala Leptospirosis akut muncul secara tiba-tiba, di antaranya:

  • Demam tinggi
  • Mata merah (injeksi konjungtiva)
  • Sakit kepala
  • Menggigil
  • Nyeri otot
  • Sakit perut
  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Kulit atau mata menguning (jaundice)
  • Ruam

Pada sindrom Weil, gejala Leptospirosis yang parah muncul tiga hingga 10 hari kemudian, seperti:

  • Batuk darah (hemoptisis)
  • Nyeri dada
  • Kesulitan bernapas
  • Kulit atau mata yang sangat kuning
  • Kotoran (tinja) berwarna hitam
  • Darah dalam urin (hematuria)
  • Penurunan jumlah buang air kecil
  • Bintik-bintik merah datar pada kulit seperti ruam (petechiae).

5 dari 6 halaman

Cara Mencegah Leptospirosis

Salah satu cara terbaik untuk mencegah Leptospirosis adalah dengan menghindari berenang atau melakukan aktivitas di air yang mungkin tercemar oleh kencing hewan, termasuk air banjir. Beberapa cara lain untuk mengurangi risiko terkena Leptospirosis antara lain:

• Minum obat pencegahan. Jika berpergian ke daerah yang berisiko tinggi terkena Leptospirosis, tanyakan pada penyedia layanan kesehatan tentang penggunaan obat pencegahan (profilaksis).

• Menghindari kontak dengan binatang yang dapat terinfeksi Leptospirosis.

• Menggunakan pakaian dan alas kaki pelindung saat bekerja dengan atau di sekitar hewan.

• Menggunakan pakaian dan alas kaki pelindung saat harus bersentuhan dengan air atau tanah yang mungkin terkontaminasi oleh bakteri.

• Menghindari aktivitas air dan berenang di danau dan sungai setelah banjir.

• Hanya minum air yang telah diolah. Jangan minum air dari danau, sungai, dan kanal tanpa direbus terlebih dahulu.

• Menggunakan sarung tangan saat harus menyentuh hewan mati. Jangan menyentuh hewan tersebut dengan tangan kosong dan cuci tangan dengan bersih setelahnya.

• Menutupi luka terbuka atau goresan dengan perban tahan air.

 

Beri Komentar