Adopsi Spirit Doll jadi Trend, Ternyata Boneka Bisa jadi Terapi Kesehatan Mental

Fenomena ini ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia. Di New York, juga muncul fenomena serupa. Di luar negeri, boneka-boneka ini akrab disebut dengan reborn doll.

Menurut psikiater dari Rumah Sakit New York, Dr. Gail Saltz, perilaku tersebut bisa memberikan penangguhan hukuman bagi mereka yang menghadapi kehilangan, kesedihan, atau kecemasan.

Biasanya orang-orang 'menumbuhkan' kenangan akan orang yang mereka cintai dengan cara mulai dari membuat album foto, mengunjungi kuburan hingga menyimpan seguci abu di atas perapian. Nah, mengadopsi bayi boneka yang realistis ini ternyata juga bisa jadi salah satu caranya.

Mengadopsi spirit doll dalam sebagian kasus juga sebagai sarana 'pelampiasan' masalah yang menyedihkan dalam hidup mereka.

Bukannya para pemilik boneka ini mengira boneka itu adalah bayi sungguhan, tapi lebih kepada berpura-pura memiliki bayi sungguhan, untuk membahagiakan diri mereka sendiri dan dunia.

Seperti yang dijelaskan oleh Dr. Gail, pengalaman tersebut pun dirasakan oleh Barbara Smolinska yang juga memiliki Reborn Doll.

Mengutip CNN, Barbara Smolinska awalnya membeli boneka reborn untuk menjadi hadiah ulang tahun untuk putrinya. Tapi ketika melihatnya secara langsung, dia memutuskan untuk menyimpannya untuk dirinya sendiri.

“ Saya merasa sangat damai dan santai setiap kali saya menggendongnya,” kata Smolinska.

Dia mengatakan boneka itu telah membantunya dalam mengatasi stres dan mengatasi gangguan makan.

“ Ketika saya merasa lemah, saya hanya memegang boneka saya atau mengganti pakaiannya dan memotretnya, dan semua masalah dan perasaan buruk saya hilang. Ini sangat membantu,” ungkap Smolinska.

Kalau menurut kalian gimana, guys?