© /lifehack.org
Semenjak pandemi, banyak orang jadi merasa setres dengan keadaan yang ada. Kesulitan ekonomi, kehilangan seseorang yang dicintai, hingga pikiran negatif yang selalu menyertai bisa jadi adalah alasan mereka menjadi mudah setres. Secara tidak sadar, beragam kejadian di masa lampau serta kegagalan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir memberikan luka yang dapat memicu depresi.
Oleh karenanya, sebagian dari mereka yang mereka tertekan dengan keadaan dan memori kelam masa lampau akhirnya memutuskan untuk melakukan self healing. Namun, sebenarnya apa sih self healing ini?
© Diadona
Self Healing dapat diartikan sebagai proses penyembuhan luka diri dari luka batin atau mental yang diakibatkan oleh berbagai hal. Luka batin itu sendiri bisa muncul dalam bentuk perasaan sedih mendalam, merasa gagal, cemas, yang mengarah pada kondisi depresi.
Dilansir dari laman Psychology Today, self healing adalah sebuah upaya yang dilakukan oleh masing-masing pribadi untuk menyembuhkan luka secara mandiri.
Pada sebuah penelitian bahkan telah membuktikan bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk menyembuhkan " luka" itu sendiri, dengan presentasi keberhasilan hingga 18-75 persen.
Kalau sedang merasa butuh self healing, terus metode apa yang bisa dilakukan sebagai upaya self healing?
© Diadona
Meluangkan waktu untuk kebahagiaan diri sendiri atau me time bisa kamu jadikan salah satu cara self healing. Dengan melakukan me time, kamu dapat mengenali diri sendiri dan menyadari betapa berharganya kamu selama ini.
Pasalnya, terlalu banyak menghabiskan waktu dengan orang lain juga dapat membuat seseorang justru mengabaikan kebahagiaan mereka sendiri.
© Diadona
Dengan olahraga secara rutin, kamu dapat meningkatkan produski hormon endorphin yang dapat menumbuhkan energi positif dalam tubuh. Olahraga juga dipercaya bisa membuah emosi-emosi negatif yang dapat menimbulkan overthingking dan memicu depresi.
Jadi, meskipun kamu disibukkan dengan rutinitas sehari-hari, luangkan sedikit waktu untuk meregangkan otot dan sendi, ya!
Menulis secara ekspresif tentang hal dirasakan bisa membantu mengutarakan perasaan yang dialami. Menulis ekspresif adalah sebuah upaya untuk mengungkapkan segala emosi yang dirasakan saat stres datang melalui tulisan. Dengan menuliskan segala kekesalan itu dapat membantu kita untuk melihat masalah dari sudut pkamung yang lain.
© Diadona
Mindfullness bisa diartikan sebagai cara berpikir dengan kesadaran penuh, memaknai setiap kejadian yang pernah dialami dengan lebih sehat. Mindfulness bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mencari tempat yang sekiranya tenang, kemudian memejamkan mata.
Fokus terhadap diri sendiri dan segala pikiran yang kita miliki. Dengan penuh kesadaran, cobalah untuk memahami setiap pergulatan emosi yang ada di dalam diri. Lakukan cara tersebut secara rutin untuk membantu memberikan ketenangan dalam diri dan pikiran.
Luka yang telah lama dipendam memang membutuhkan energi lebih saat proses penyembuhan. Maka tidak salah, jika kamu membutuhkan orang lain dalam proses tersebut.
Jika masih memungkinkan, kamu bisa berbicara dengan sahabat, atau anggota keluarga yang dipercaya. Di samping itu, kamu juga bisa melakukan sesi konseling pada seorang profesional. Saat ini, beberapa konseling juga sudah dapat dilakukan secara gratis dengan jaminan BPJS. Mudah-muddahan kita selalu bisa menerima dan bahagia dalam situasi apapun ya!
10 Foto Tiffany Jolie yang Ramai Disebut Anya Taylor-Joy Versi Indonesia
10 Foto Lawas Putri Anne, Dari Dulu Cantiknya Natural Banget!
7 Rekomendasi Face Wash Pria untuk Kulit Berminyak agar Tampil Cerah dan Bebas Kilau
10 Inspirasi Model Baju Lebaran untuk Tampil Tomboy, Stylish, dan Kece
10 Potret Amanda Manopo Pamer Rambut Panjang Baru, Pesonanya bak Barbie Hidup!