Cucuran Keringat dan Cairan Infus Jadi Inspirasi Awal 'Pocari Sweat', Pantesan Asin-Asin Gimana Gitu

Reporter : Nasa
Rabu, 26 Februari 2020 07:00
Cucuran Keringat dan Cairan Infus Jadi Inspirasi Awal 'Pocari Sweat', Pantesan Asin-Asin Gimana Gitu
Keringat sebagai cairan ion yang hilang dari tubuh dan cairan infus jadi inspirasi pembuatan minuman isotonic 'Pocari Sweat'.

Minuman isotonic asal negeri sakura ini ternyata memiliki sejarah panjang yang cukup berkesan bagi para pendirinya. Bahkan kisah sejarahnya penuh perjuangan yang sangat panjang, sebelum akhirnya bisa menjadi salah satu minuman isotonic paling populer di dunia seperti sekarang.

Ternyata Pocari Sweat mengalami proses yang cukup panjang, hingga cita rasanya yang unik bisa diterima oleh lidah penduduk Jepang kala itu. Bahkan Pocari Sweat sempat mengalami penolakan dari masyarakat Jepang, yang menganggap cita rasanya tidak layak untuk dikonsumsi. Kisah ini semua dirangkai pada video yang diunggah oleh PocariID.

Nah kita mulai dulu dari awal mula munculnya ide minuman isotonic Pocari Sweat ini ya. Pada tahun 1973, seorang penanggung jawab produk minuman dan juga ahli rasa di pabrik Otsuka Pharmaceutical di Tokoshima bernama Rokuro Harima, mengusulkan untuk memproduksi minuman dari cairan infus.

Usulan tersebut disampaikan pada Akihiko Otsuka, cucu dari pemilik pabrik farmasi tersebut. Alasan dari tercetusnya usulan tersebut adalah karena Rokuro Harima sempat mengalami kesulitan ketika melakukan penlitian buah-buahan terbaik untuk produk farmasi di Meksiko. Ketika melakukan penelitian tersebut Harima mengalami diare.

Namun karena di Meksiko ketika itu sedang kesulitan air bersih, ia diminta untuk meminum obat dengan air soda. Belum lagi ternyata obat-obatan medis di sana sangat terbatas. Sehingga munculah usulan pembuatan minuman dari infus tersebut. Namun sayangnya usulan tersebut ditolak oleh Akihiko Otsuka.

Kemudian setelah tiga tahun setelahnya, Akihiko Otsuka ternyata terpilih menjadi Presiden Direktur dari pabrik farmasi tersebut dan mengingat kembali usulan dari Rokuro Harima. Otsuka memerintahkan Harima untuk memulai penelitian pembuatan peroduk minuman tersebut. Ketika itu tahun 1976, sedang marak olahraga jogging di kalangan masyarakat Jepang.

Sehingga Otsuka mendorong Harima untuk segera melakukan penelitian dari ide yang sudah disampaikan sebelumnya. Namun Harima ternyata menyerahkan penelitian tersebut pada bawahannya, Akihisa Takaichi. Penelitian yang dilakukan oleh Takaichi memakan waktu selama bertahun-tahun, yang awalnya diambil dari sampel keringat orang-orang yang sedang beraktivitas.

1 dari 4 halaman

Sampel Keringat

Ilustrasi Pocari Sweat © Diadona

Untuk memulai penelitiannya, Takaichi memulai penelitian dengan mengambil sampel keringat dari sauna dan sampel keringat ketika berjalan-jalan. Alasannya, Takaichi ingin menganalisa karakteristik keringat manusia itu seperti apa. Kemudian setelah dilakukan penelitian selama beberapa waktu, diketahui bahwa kandungan ion natrium pada keringat ketika beraktivitas tinggi mengandung ion lebih tinggi.

Nah barulah Takaichi berupaya membuat minuman yang bisa menggantikan cairan tubuh dengan mengacu pada sampel penelitian ion natrium pada keringat tadi. Namun kemudian minuman uji coba tersebut ditolak oleh Harima karena rasanya yang pahit. Ternyata konsep awal yang diamanahkan sebelumnya oleh Otsuka pada Harima adalah minuman menyehatkan yang harus memiliki rasa enak di tenggorokan.

2 dari 4 halaman

Dicampur Serbuk Instan Rasa Jeruk

Ilustrasi Pocari Sweat © Diadona

Singkat cerita, karena minuman pahit hasil penelitiannya ditolak oleh Harima, Takaichi mengusulkan ide untuk mencampur pemanis alami pada minumannya. Namun ide itu ditolak mentah-mentah oleh Harima. Hingga suatu ketika terdapat tim lain yang sedang menguji coba serbuk instan rasa jeruk di pabrik yang sama.

Mereka memutuskan untuk mencampurkan kedua minuman uji coba tersebut. Ternyata kemudian diketahui bahwa rasa jeruk bisa mengurangi rasa pahit yang ada dalam minuman kesehatan yang diteliti oleh Takaichi. Setelah itu, Takaichi mencoba berbagai jenis jeruk yang pas untuk dijadikan campuran pada minuman penelitiannya.

Tidak kurang dari 1000 minuman yang dihasilkan dalam penelitian tersebut. Hingga kemudian muncul masalah baru soal kadar gula yang terkandung dalam minuman hasil penelitian Takaichi. Untuk minuman kesehatan, kadar gula maksimal yang diperbolehkan adalah 10%. Sedang minuman Takaichi akhirnya memiliki dua pilihan, yakni dengan kandungan 6,2% dan juga 7%.

Setelah meminta pendapat dari staff pabrik, ternyata minat paling tinggi ada pada minuman dengan kandungan gula 7%. Namun kadar kandungan gula tersebut kembali ditolak oleh Harima. Kemudian Harima mengajak Takaichi dan juga timnya untuk mendaki gunung, dengan membawa minuman hasil penelitian Takaichi.

Saat itu semuanya menyadari, bahwa minuman dengan kandungan gula lebih rendah jauh lebih nikmat ketika dikonsumsi ketika aktivitas tinggi karena terasa lebih ringan dan menyegarkan. Akhirnya dipilihlah minuman pengganti cairan dengan kandungan gula 6,2% tersebut. Baru pada April 1980, minuman tersebut diberi nama Pocari Sweat.

3 dari 4 halaman

Ditolak Masyarakat Jepang

Ilustrasi Pocari Sweat © Diadona

Pemberian nama dalam bahasa Inggris diniliai paling tepat untuk menggambarkan karakteristik minuman isotonik tersebut. Pocari berarti menyegarkan, sedang Sweat berarti keringat. Kemudian mereka mulai memasarkan produk tersebut ke masyarakat dan juga toko-toko. Namun sayangnya, karena cita rasa yang unik dan berbeda, Pocari Sweat mengalami penolakan.

Bahkan ada staff marketing Pocari Sweat yang sampai disiram minuman tersebut oleh masyarakat yang mencoba Pocari Sweat. Meskipun penolakan demi penolakan terus dialami oleh tim marketing Pocari Sweat, namun Otsuka sang Presiden Direktur tetap yakin dengan rasa minuman yang dipilih oleh Harima. Hingga akhirnya diputuskan untuk membagikan Pocari Sweat secara gratis pada masyarakat Jepang.

4 dari 4 halaman

Khususnya mereka yang melakukan aktivitas tinggi, seperti para atlet, atau juga ketika festival-festival yang banyak didatangi oleh masyarakat Jepang. Pembagian Pocari Sweat secara gratis tersebut dilakukan selama kurang lebih setahun. Pabrik Otsuka bahkan terancam mengalami kerugian besar karena itu. Namun anehnya sang Presiden Direktur tetap yakin bahwa kerugian diawal dianggap sebagai menyemai benih, yang akan dipanen pada kemudian hari.

Ketika itu pabrik Otsuka mengeluarkan dana sekitar Rp 400 Miliar untuk pembagian Pocari Sweat Gratis. Namun satu tahun kemudian, pabrik Otsuka mampu menjual Pocari Sweat dengan nilai lebih dari 3x lipat, dari dana yang dikeluar semula yakni menjadi Rp 2,6 Triliun. Wah ternyata keyakinan dan ketekunan tersebut membuahkan hasil berlimpah.

Banyak banget loh yang bisa dipetik dari lika-liku kisah sejarah minuman isotonic Pocari Sweat ini. Perpaduan rasa manis dan asin dalam minuman tersebut seolah menggambarkan bahwa proses yang dilalui Pocari Sweat untuk menjadi minuman sepopuler sekarang sudah mengalami asam garamnya kehidupan.

Beri Komentar