Tidak Memukul vs Teriaki Anak, Mana yang Paling Berbahaya untuk Buah Hati?

Reporter : Hevy Zil Umami
Sabtu, 30 Mei 2020 05:45
Tidak Memukul vs Teriaki Anak, Mana yang Paling Berbahaya untuk Buah Hati?
Tak jarang, saat sudah diambang batas kesabaran menghadapi anak, orang tua memilih untuk berteriak agar omelannya didengarkan.

Tingkah anak memang kadang tak bisa diprediksi ya Moms, kadang menggemaskan namun tak jarang malah buat kesal. Saat marah pada anak pun, sering ada tindakan kita yang tak terkontrol, dan kita berpikir untuk sebisa mungkin tidak menggunakan fisik untuk mendisplinkan anak, tapi malah menjadikan teriakan sebagai pelarian. Hm.. padahal berteriak pada anak pun bukan hal baik untuk mental anak dalam jangka panjang, lho.

Pada tahun 2014, jurnal Child Development menerbitkan beberapa penelitian utama dengan pesan yang mengkhawatirkan: Berteriak pada anak-anak bisa sama buruknya dengan hukuman fisik, dan itu bisa menyebabkan masalah perilaku dan masalah perkembangan emosional. Bahkan Dr. Phil datang ke sebuah pertemuan, untuk memberitahu orang tua untuk mengurangi volume, karena katanya berteriak hanya akan menyebabkan anak-anak masuk ke 'mode mematikan'.

1 dari 3 halaman

Menimbulkan Masalah Perilaku pada Anak

Ilustrasi Meneriaki Anak © Diadona

Menurut penelitian tersebut, para peneliti di University of Pittsburgh di Pennsylvania dan University of Michigan di Ann Arbor menetapkan bahwa disiplin verbal yang keras dari orang tua sangat merusak anak dan remaja. Remaja yang orang tuanya berteriak sebagai metode disiplin lebih cenderung memiliki masalah perilaku dan untuk bertindak (termasuk dengan vandalisme dan kekerasan).

Efek dari disiplin verbal yang sering dan penghinaan sebanding dengan efek disiplin fisik (seperti memukul) selama studi dua tahun.

2 dari 3 halaman

Sering Meningkat jadi Penghinaan

Ilustrasi Meneriaki Anak © Diadona

Topik ini telah lama dieksplorasi oleh psikolog anak. Sebuah studi yang diterbitkan kembali pada tahun 2003 dalam Journal of Marriage and Family menemukan bahwa dalam keluarga di mana ada 25 atau lebih insiden teriakan dalam 12 bulan, anak-anak dapat berakhir dengan penurunan harga diri, peningkatan agresi terhadap orang lain dan tingkat depresi yang lebih tinggi.

Dalam keluarga-keluarga ini, para peneliti mencatat bahwa jenis teriakan yang dikategorikan sebagai pelecehan verbal atau emosional lebih dari sekadar meneriaki anak-anak. Ini adalah bentuk konstan dari 'agresi psikologis,' dan sering meningkat menjadi penghinaan atau kata-kata penghinaan.

3 dari 3 halaman

Hentikan Kebiasaan Sebelum Anak Remaja

Ilustrasi Meneriaki Anak © Diadona

Mempertimbangkan seberapa sering orang tua bisa marah, yang kira-kira lebih dari dua kali sebulan, temuan ini adalah alasan yang baik untuk menghentikan kebiasaan komunikasi yang buruk dengan anak, sebelum anak-anak kita mencapai usia remaja mereka.

Beri Komentar