© Shutterstock.com/CGN089
Seorang gadis remaja asal Belanda diamankan pihak kepolisian, usai membuat cuitan di Twitter. Mengutip dari CNN, remaja berusia 14 tahun ini membuat cuitan yang serupa dengan ancaman teror kepada American Airlines.
On April 13, 2014 all a teenage girl wanted was to be famous. This is her story. pic.twitter.com/51OGRTbBjn
— pop religion (@popligion) April 21, 2020
"@AmericanAir hello my name's Ibrahim and I'm from Afghanistan. I'm part of Al Qaida and on June 1st I'm gonna do something realy big bye" cuitnya dalam akun bernama @QueenDemetriax_ di Twitter.
Rupanya, tweet tersebut langsung ditangapi oleh pihak American Airlines dan mereka menyatakan bahwa tweet tersebut adalah ancaman yang mengkhawatirkan.
" @QueenDemetriax_ Sarah, we take these threats very seriously. Your IP address and details will be forwared to security and the FBI."
Tak lama kemudian gadis ini langsung membalas dalam serangkaian tweet yang menjelaskan bahwa ancaman itu hanyalah lelucon. Ia mengaku ketakutan dan merasa benar-benar bodoh karena melakukan hal tersebut. Ia bahkan mengaku bahwa memang ingin terkenal, tapi yang diinginkannya adalah terkenal seperti Demi Lovato, bukannya Osama bin Laden.
Sarah akhirnya harus berurusan dengan polisi dan didakwa memposting pengumuman palsu yang mengkhawatirkan. Meski tuduhan itu bersifat tidak jelas, Sarah tetap akan diinterogasi sampai penyelidikan tersebut usai.
Ilustrasi remaja wanita © socialistparty.org.uk
Mengutip dari Psychology Today, masa remaja adalah masa awal pubertas dan penerimaan peran orang dewasa dalam masyarakat. Di masa ini, remaja cenderung berbuat sesuatu untuk menegaskan kemerdekaannya dan mulai berani mengambil risiko untuk menjelajah pengalaman baru.
Kelakuan setiap remaja tentu berakar pada sisi alami dan pola pengasuhan orangtua. Di sisi alami, perbuatan mereka cenderung dikendalikan oleh perubahan hormon dan pematangan otak. Untuk itulah, peran pengasuhan orang tua menjadi harapan/pengontrol agar kelakuan mereka tidak melanggar batas.
Selain itu, faktor pertemanan juga mempengaruhi perilaku remaja. Kenakalan remaja akan terbentuk jika teman-teman sebayanya menunjukkan perilaku yang serupa.
Menghadapi kejadian demikian, pengasuhan orang tua memang penting. Apalagi ketika anak mulai memasuki usia remaja, di saat inilah orang tua tetap perlu memantau perilaku anaknya. Membatasi pergaulan sang anak juga diperlukan, asal tetap dengan memberikan pengertian agar sang anak tidak menunjukkan pemberontakan.
Adi Utarini: Ilmuwan Perempuan Indonesia yang Membuat Dengue Tak Lagi Menakutkan
Shahnaz Indira, Model Curvy Indonesia yang Mendunia Lewat London dan New York Fashion Week
Perjalanan Laras Sekar, Model Asal Balikpapan yang Menembus Panggung Mode Dunia
Hannah Einbinder Menang Emmy 2025, Serukan Free Palestine di Atas Panggung
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak