Kenali Perbedaan Depresi Postpartum dan Baby Blues yang Dialami Ibu

Reporter : Audila Rima Ndani
Minggu, 26 Januari 2020 10:19
Kenali Perbedaan Depresi Postpartum dan Baby Blues yang Dialami Ibu
Kenali perbedaannya agar kamu lebih peka terhadap keadaan ibu setelah melahirkan.

Setelah mengalami masa kehamilan, setiap ibu pasti tidak sabar untuk bertemu dengan bayi mereka. Namun lama kelamaan rasa bahagia setelah melahirkan buah hati mereka terkadang tergantikan dengan rasa takut yang mereka alami.

Banyak wanita mulai merasa tidak cukup baik untuk menjadi seorang ibu setelah melahirkan anaknya. Setiap wanita pasti pernah menjadi ibu baru yang tidak berpengalaman. Itulah yang membuat mereka belum merasa belum cukup baik dalam merawat bayi.

Belum lagi jika mereka harus menelan tekanan dan komentar negatif dari orang di sekitarnya. Bukannya menjadi lebih baik, hal itu justru akan menjadi beban tersendiri bagi sang ibu.

Rasa tertekan yang dialami ibu setelah melahirkan bisa menimbulkan stres dan depresi. Beberapa masalah kesehatan mental seperti depresi postpartum dan baby blues merupakan masalah yang paling sering dialami ibu setelah melahirkan.

Dilansir dari Today's Parent, berikut perbedaan dari depresi postpartum dan baby blues menurut psikiater yang penting untuk kamu ketahui.

1 dari 2 halaman

Baby blues

Teman Kamu Baru Melahirkan? Kasih 6 Hadiah Ini Aja! © Diadona

Gejala baby blues diawali dengan perasaan khawatir, sedih, murung, lelah, dan mudah tersinggung yang dialami pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Biasanya gejala ini cenderung ringan dan dapat berlangsung hingga tiga minggu.

Untuk membedakan baby blues dan depresi postpartum, kamu harus melihat waktu dan intensitasnya. Jika gejalanya berlangsung lebih dari dua sampai tiga minggu, menjadi lebih parah, dan memengaruhi kemampuan itu untuk merawat dirinya dan bayinya, maka hal ini bisa menjadi tanda-tanda depresi post partum.

2 dari 2 halaman

Depresi postpartum

ilustrasi wanita menangis © Diadona

Gejala dari depresi postpartum adalah kehilangan kesenangan atau kurangnya minat dalam melakukan kegiatan, kurangnya energi atau merasa lelah terus-menerus, menangis, dan selalu merasa bersalah atau tidak berharga. Selain itu ibu juga mengalami konsentrasi yang buruk, pengambilan keputusan yang buruk, perubahan waktu tidur dan nafsu makan, kecemasan berlebihan, dan emosi yang tidak stabil. Lebih parahnya lagi depresi postpartum bisa menyebabkan ibu memiliki pikiran untuk melukai diri sendiri atau bayi.

Depresi postpartum dapat berjalan mulai dari empat minggu hingga satu tahun setelah melahirkan. Wanita yang memiliki riwayat masalah kesehatan mental dan mereka yang kekurangan dukungan dari lingkungan mempunyai risiko lebih besar terkena depresi postpartum.

Setelah mengetahui perbedaannya, kamu harus lebih peka dengan keadaan ibu yang baru saja melahirkan. Bisa jadi dia mengalami masalah kesehatan mental yang sudah kita bahas ini.

Beri Komentar