Jangan Ayun Anak Sampai Gemetar Ketakutan, Bahaya Tau!

Reporter : Novi Hardita Larasati
Jumat, 13 Maret 2020 12:00
Jangan Ayun Anak Sampai Gemetar Ketakutan, Bahaya Tau!
Dikira lucu, justru hal ini bikin bahaya si kecil lho.

Para orangtua seringkali merasa gemas dengan keberadaan sang buah hati. Saking gemasnya, sekeluarga berlomba untuk menggendong dan mengayun. Biasanya tujuannya adalah untuk membuat si kecil berhenti menangis atau membujuk agar ia tertawa.

Biasanya para ayah nih yang hobi melakukan aksi ini. Hanya karena ayah kuat untuk menangkap kembali tubuh si kecil tanpa meleset, bukan berarti kalau aksi ini sah dilakukan. Si kecil mungkin tertawa saat tubuhnya dilempar ke atas, namun ingat guncangan keras dapat berbahaya bagi mereka.

1 dari 3 halaman

Ilustrasi Mengayun Anak © Diadona

Dalam kebanyakan kasus, orang tua atau pengasuh yang marah, biasanya mengguncang bayi untuk menghukum atau menenangkan anak.

Getaran seperti itu paling sering terjadi ketika bayi menangis tersedu-sedu dan pengasuh yang frustrasi kehilangan kendali. Meskipun tidak berniat membahayakan bayi. Namun itu adalah bentuk pelecehan anak.

Melansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), guncangan hebat yang dilakukan orangtua kepada anak bisa menyebabkan otak bayi mengalami perputaran atau pergeseran pada batang otaknya, sehingga terjadi robekan pada saraf dan pembuluh darah.

2 dari 3 halaman

Hal ini dalam istilah medis, biasa disebut dengan Shaken Baby Syndrome. Shaken Baby Syndrome adalah kondisi yang muncul bila anak diayun atau diguncang terlalu keras dan biasanya dialami oleh anak di bawah 2 tahun.

Ilustrasi Mengayun Anak © Diadona

Bahkan menurut Health Line, guncangan keras yang diterima bayi selama lima detik saja sudah bisa membahayakan.

Kalau hal itu terjadi pada anak, gejala yang muncul ialah si kecil menjadi rewel atau malah tertidur terus, muntah-muntah dan tidak mau makan. Selain itu, gejala yang muncul adalah penurunan kesadaran pada bayi, kejang, muntah, dan malas menyusui.

3 dari 3 halaman

Ilustrasi Mengayun Anak © Diadona

Untuk memastikan diagnosis apakah bayi memang mengalami SBS atau tidak, maka umumnya si kecil perlu menjalani CT scan, MRI kepala, atau rongten untuk mendeteksi ada-tidaknya tulang yang patah. Karena shaken baby syndrome harus ditangani dengan segera.

Kalau kamu curiga bahwa bayi baru saja mengalami goncangan, maka lebih baik memeriksakannya ke dokter atau RS. Tergantung dari gejala dan seberapa parah efek goncangannya, karena anak mungkin harus menjalani perawatan khusus seperti memakai alat bantu pernafasan atau operasi untuk menghentikan pendarahannya.

Sehingga untuk menghindari shaken baby syndrome, IDAI menyarankan, sebaiknya kamu menggunakan ayunan khusus bayi, bukan dengan mengayun menggunakan tangan ya, moms.

Beri Komentar