© 2020 Https://www.BabyCenter.com
Anggaplah anakmu akan berusia dua tahun. Dia adalah anak kecil yang pemalu dan manis, tetapi perilakunya tidak dapat diprediksi. Dia melempar rasa marahnya yang menggelora, kadang menangis dan menjerit tanpa henti selama satu jam. Perubahan terkecil dalam rutinitas bisa membuat dia kesal.
Apakah ini adalah hal yang normal? Atau malah adalah tanda dini adanya autisme?
Kelompok penelitian di Departemen Matematika Terapan di University of Waterloo telah mengembangkan teknik deteksi ASD (Autism Spectrum Disorder) baru yang membedakan berbagai pola tatapan mata untuk membantu dokter mendeteksi ASD lebih cepat pada anak-anak.
Ilustrasi Ibu dan Anak © 2020 https://www.PositiveParentingSolutions.com
Gejala ASD biasanya muncul dalam dua tahun pertama kehidupan dan mempengaruhi kemampuan anak secara sosial. Meskipun perawatan saat ini bervariasi, sebagian besar intervensi fokus pada pengelolaan perilaku dan meningkatkan keterampilan sosial dan komunikasi. Karena kapasitas untuk perubahan lebih besar saat semakin muda usia anak, seseorang dapat mengharapkan hasil terbaik jika diagnosis dan intervensi dilakukan di awal kehidupan.
Penilaian ASD mencakup pemeriksaan medis dan neurologis, kuesioner mendalam tentang riwayat keluarga, perilaku dan perkembangan anak atau evaluasi dari seorang psikolog. Sayangnya, pendekatan diagnostik ini tidak benar-benar ramah balita dan bisa mahal.
Ilustrasi Ibu dan Anak © 2020 https://www.BabyCenter.com
Begini cara kerjanya, gambar dipisahkan menjadi tujuh bidang utama, yang dinamakan fitur, di mana anak memusatkan pandangan mereka: di bawah mata kanan, mata kanan, di bawah mata kiri, mata kiri, hidung, mulut, dan bagian lain dari layar. Peneliti menggunakan empat konsep berbeda dari analisis jaringan untuk mengevaluasi berbagai tingkat kepentingan anak-anak yang ditempatkan pada fitur-fitur ini.
Peneliti tidak hanya ingin tahu berapa banyak waktu yang dihabiskan para peserta (anak) untuk melihat setiap fitur, peneliti juga ingin tahu bagaimana mereka menggerakkan mata mereka dan memindai wajah.
Sebagai contoh, para peneliti telah mengetahui bahwa ketika melihat wajah seseorang, seorang anak neurotip lebih fokus pada mata sedangkan anak dengan ASD lebih fokus pada mulut. Selain itu, seorang anak dengan ASD juga memindai wajah secara berbeda. Ketika memindahkan fokus mereka dari mata seseorang ke dagu mereka misalnya, seorang anak neurotypical cenderung menggerakkan mata mereka lebih cepat, dan melalui jalur yang berbeda daripada anak dengan ASD.
Wanda Hamidah Tegas Lanjut Berlayar ke Gaza Meski Kapal Diserang Drone
Digugat Cerai Istri, Eza Gionino Akhirnya Buka Suara dan Bantah Isu KDRT
Resep Gorengan Gandasturi Kacang Hijau, Manis Lembut dengan Balutan Renyah
Arti Mimpi Hamil: Tafsir Menurut Islam, Psikologi, dan Primbon (Plus Cara Menyikapinya)
Steffi Zamora Umumkan Kehamilan, Buah Hati Pertama dari Nino Fernandez
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak
Sarwendah dan Giorgio Antonio Makin Lengket, Restu Onyo Jadi Sorotan