© Freepik.com/rawpixel-com
"Berapa berat badan anakmu?"
"Yaallah berat badannya besar ya bu"
Pastinya kamu sering mendengarkan kalimat tersebut kan? Apalagi saat mengunjungi orang lain ataupun kamu yang baru saja melahirkan anak pertama.
Berat bayi menjadi salah satu hal yang selalu dicatat segera setelah lahir, karena berat lahir ini menjadi titik refrensi awal anak untuk melacak semua kenaikan dan penurunan berat badan di masa depan untuk membantu melacak perkembangan fisik.
Tapi ternyata ada sebuah studi yang melansir dari sg.theasianparent, menunjukkan bahwa berat lahir ternyata ada kaitannya dengan kecerdasan kehidupan di kemudian hari lho. Percaya nggak?
ilustrasi bayi © 2019 https://www.diadona.id / @ asiachiropractic
Hasil studi longitudinal baru dari Denmark mengklaim bahwa berat lahir di bawah rata-rata terkait dengan kecerdasan quotient (IQ) yang lebih renda hingga dewasa.
Para peneliti menemukan bahwa perbedaan IQ ketika membandingkan bayi dengan berat badan kurang dan pasangan normal, ternyata tidak banyak berubah ketika mereka tumbuh dewasa.
Bahkan di antara bayi yang lahir dalam kelompok " berat normal" , bayi baru lahir yang lebih berat masih memiliki IQ sedikit lebih tinggi saat mereka tumbuh dewasa.
Tr ine Flensborg-Madsen, ketua penulis studi dari University of Copenhagen, pun juga menemukan hubungan antara berat lahir dan kecerdasan stabil dari dewasa muda sampai ke usai paruh baya.
Dalam studi tersebut, para peneliti menganalisis data dari sekitar 4.700 bayi di Kopenhagen. Mereka melihat catatan kelahiran dan skor mereka dari tes IQ yang coba dilakukan oleh orang-orang ini ketika mereka berusia 19, 28, dan 50 tahun juga.
Mereka mengkategorikan berat bayi, yaitu:
- Beratnya di bawah 2,5 kg, atau kurang berat.
- Antara 2,5 kg hingga 3 kg.
- Beratnya dari 3 kg hingga 3,5, yang dianggap normal.
- Antara 3,5 kg hingga 4 kg.
- Beratnya lebih dari 4 kg, atau kelebihan berat badan.
Ilustrasi Bayi © chrishcush/unsplash.com
Namun, menurut Dr. Susan Shenkin, seorang ilmuwan dari Universitas Edinburgh, menegaskan orngtua tidak perlu khawatir dengan penemuan ini, karena otak berkembang dengan cepat sebelum kelahiran. Oleh karena itu, berat badan lahir yang lebih rendah mungkin mencerminkan lingkungan yang lebih buruk untuk pertumbuhan otak.
Jadi kamu tidak perlu khawatir ya, bun. Berapa pun berat badan bayi saat lahir, yang terpenting anak kamu lahir dengan selamat dan sehat.
Plan Workout 28 Hari Mengikuti Siklus Hormon Wanita
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Wanda Hamidah Tegas Lanjut Berlayar ke Gaza Meski Kapal Diserang Drone
Digugat Cerai Istri, Eza Gionino Akhirnya Buka Suara dan Bantah Isu KDRT
Resep Gorengan Gandasturi Kacang Hijau, Manis Lembut dengan Balutan Renyah
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak