Potret Wendy Walters Saat Naik Gunung | Foto: Instagram/@wendywalters
Nama Wendy Walters makin sering muncul di lini masa para pegiat alam. Sejak awal 2024, ia rajin menaklukkan puncak satu per satu dan menjadikannya kebiasaan yang bikin nagih.
Gaya santainya di jalur, foto tanpa riasan yang tetap segar, sampai komentarnya soal etika bermedia sosial saat ada kabar duka, semua bikin hobi barunya ini jadi sorotan.
Awal tahun 2024, Wendy berdiri di puncak Sindoro. Itu seperti pembuka gerbang. Setelahnya ia bergerak cepat menyusun jejak di banyak gunung. Ada Merbabu yang terkenal dengan lautan awan, Lawu yang legendaris, Slamet yang menantang, hingga Sumbing yang fotonya sering menghiasi beranda.
Di Jawa Timur, Wendy juga menaklukkan Arjuno dan Raung yang medannya dikenal teknis. Di Sumatra, ia menyambangi Kerinci yang menjulang tinggi. Perjalanannya bahkan meluas ke luar negeri lewat Annapurna Circuit di Nepal yang berada di ketinggian lebih dari lima ribu meter di atas permukaan laut.
Deretannya panjang. Ia juga pernah singgah ke Papandayan dan Prau yang ramah pendaki pemula, Rinjani yang terkenal dengan panorama danau kawah, Agung di Bali yang sakral, Salak yang sering basah oleh kabut, serta Ciremai yang jalurnya menanjak konsisten. Dalam hitungan bulan, daftar puncaknya sudah seperti katalog gunung populer di Indonesia.
Banyak yang kaget melihat sosok seleb yang identik dengan dunia digital justru nyaman menghabiskan akhir pekan di tenda.
Namun dari unggahan-unggahannya, terlihat jelas Wendy tidak sekadar mengejar foto. Ada proses menikmati jalur, mengatur napas, dan menghargai cuaca yang berubah sewaktu-waktu.
Ia pernah menulis pengalaman diterpa hujan dan angin kencang saat berkemah, lalu tetap kembali mendaki di kesempatan berikutnya. Ritme itu yang membuatnya makin akrab dengan dunia ransel dan sepatu gunung.
Melihat rentetan perjalanannya, wajar bila warganet menyimpulkan Wendy adalah si introvert yang suka petualangan. Jalur gunung memberi ruang hening yang menenangkan kepala. Ada sensasi pulang dengan hati lebih ringan setelah mengalahkan diri sendiri di tanjakan dan dingin.
Kegiatan fisik yang konsisten pun membuatnya bugar, terbukti dari pace yang stabil dan keberhasilan menuntaskan banyak rute dalam satu tahun.
Komentar warganet sering memuji stamina dan ketenangan Wendy. Tidak sedikit yang menyoroti penampilannya yang tetap rapi meski baru saja melewati jalur terjal.
Foto di punggungan gunung dengan latar awan bergulung, momen senyum di tugu puncak, atau sekadar duduk santai menatap sunrise, semuanya menegaskan bahwa ia menikmati proses. Bukan kebetulan bila setiap pendakian menghadirkan cerita berbeda, entah soal cuaca, teman seperjalanan, atau kejutan kecil di jalur.
Di luar dokumentasi perjalanan, Wendy juga menunjukkan empatinya saat komunitas pendaki diterpa kabar pilu. Ketika muncul berita dua pendaki meninggal di kawasan Cartenz Pyramid, ia mengingatkan publik untuk menahan diri.
Kutipannya tegas dan layak diingat. “ Kalau ada berita duka begini, cukup tunjukkan simpati dulu, jangan kapitalisasi tragedi, bikin opini sendiri apalagi sampe berdebat di kolom komen. Utamakan ADAB,” tulis unggahan yang ia bagikan ulang. Ia menambahkan satu kalimat yang menohok. “ Kalian netizen diam aja dulu.”
Pesan itu menyasar etika sederhana di ruang digital. Ada keluarga yang berduka, ada tim yang bekerja di lapangan, dan ada pihak berwenang yang mesti bicara berdasarkan data.
Wendy beberapa kali terlihat mendaki bareng teman kreator dan musisi. Ada momen kebersamaan dengan Jerome Polin, ada pula kenangan jalur yang sama dengan Fiersa Besari di kesempatan berbeda. Kolaborasi seperti ini bikin cerita pendakian makin berwarna.
Selain menambah teman seperjalanan, interaksi di jalur sering membuahkan obrolan ringan yang menyenangkan, mulai dari rute jalur, bekal favorit, sampai trik mengatasi lelah di tanjakan panjang.
Dengan daftar puncak yang sudah panjang, pertanyaan berikutnya adalah ke mana lagi Wendy akan melangkah.
Melihat pola yang ia bangun, kemungkinan besar ia tetap akan mengombinasikan gunung populer dan rute yang sedikit lebih teknis. Entah kembali ke beberapa favorit untuk mengulang momen sunrise, atau mencoba jalur lintas provinsi yang menawarkan lanskap berbeda.
Apa pun pilihannya, jejaknya sudah memberi inspirasi bahwa menikmati alam bisa dimulai dari langkah kecil yang konsisten.
Kenapa Ketombe Tidak Sembuh-Sembuh Meski Sudah Dicoba Macam-Macam Cara?
Jessie J Ungkap Perjuangan Berat Lawan Kanker Payudara, Tetap Tegar di Atas Panggung
Cara Sederhana Mengenalkan Emosi ke Anak Lewat Intonasi Suara
IU Raih Penghargaan Outstanding Korean Drama Actress di Seoul International Drama Awards ke-20
5 Potret Selebriti Rayakan Hari Batik Nasional, Anggun dan Berkelas!
IU Raih Penghargaan Outstanding Korean Drama Actress di Seoul International Drama Awards ke-20
Selena Gomez Resmi Menikah dengan Benny Blanco di Santa Barbara
Rossa Tampil Anggun dengan Gaun Bernuansa Palestina karya Ivan Gunawan
Tasya Farasya Bak Dewi di Perayaan 4 Tahun MOP Beauty, Tampil Glamor dan Penuh Pesona