Wanita Ini Rela Bercerai agar Suami bisa Nikah dengan Anak Kandung, Begini Kisahnya

Reporter : M. A. Adam Ramadhan
Rabu, 30 Juni 2021 10:27
Wanita Ini Rela Bercerai agar Suami bisa Nikah dengan Anak Kandung, Begini Kisahnya
Kok bisa, ya?

Kehidupan rumah tangga memang tak selalu berjalan mulus. Pasti ada masalah-masalah kecil yang harus dihadapi. Namun tak sedikit kehidupan rumah tangga yang berakhir berpisah. Bahkan dengan alasan-alasan yang begitu tidak biasa.

Melansir dari Liputan6.com, dari unggahan Facebook seorang pangacara yang bernama Nur Fatihah Azzahra, ia membagikan kisah rumah tangga yang juga kliennya yang rela bercerai dengan suaminya. Kenapa bercerai? Alasanya karena sang suami mau menikah dengan anak kandung mereka.

 

1 dari 4 halaman

Ilustrasi wanita sedih © Diadona

Kejadian ini ada di Malaysia. Pasangan tersebut berusia 40-an tahun. Sedangkan anak perempuanya baru berusia 20-an tahun awal. Saat lockdown, suaminya dan anak perempuan ketahuan mempunyai hubungan lebih dan berselingkuh, dan sang anak pun hamil. Agar bayi bisa tercatat secara hukum, akhirnya wanita itu rela bercerai agar suaminya dan anaknya menikah.

" Ibu dan ayah bercerai sebagai 'pengorbanan' untuk putrinya. Kemudian, sang ayah menikahi anaknya menggunakan layanan sindikat pernikahan yang dilakukan oleh warga negara asing di Malaysia."

 

2 dari 4 halaman

Anggap saja nanti bayi nanti lahir saat mantan suami dan anak perempuannya tersebut sudah menikah. Namun, ternyata ketika sang bayi (cucu) sudah lahir tidak bisa didaftarkan langsung atas nama sang suami. Pembuatan akta kelahiran sulit walaupun mantan suaminya dan anaknya sudah menikah.

" Ketika bayi lahir, proses pencatatan kelahiran harus diurus tetapi tidak disetujui oleh JPN. Mereka diminta untuk berkonsultasi ke Pengadilan Syariah, menentukan kembali garis keturunan anak tersebut," lanjutnya.

 

3 dari 4 halaman

ilustrasi wanita sedih siluet © Diadona

Nur Fatimah tidak sembarang memposting kisah ini. Sebab namanya pun tidak dia sebutkan serta ia ingin netizen ingin mengambil pelajaran dari kisah ini, bahwa pernikahan itu tentang tanggung jawab bersama.

" Kalau sudah begini siapa yang hendak disalahkan? Apakah menyalahkan ayah kandung karena gagal membimbing keluarga atau ibu kandung karena tidak bisa mendidik anak? Bukankah pernikahan itu tanggung jawab bersama."

 

Beri Komentar