13 Tokoh Sumpah Pemuda yang Paling Berjasa dalam Kongres Pemuda II

Reporter : Aditia
Kamis, 26 Oktober 2023 20:31
13 Tokoh Sumpah Pemuda yang Paling Berjasa dalam Kongres Pemuda II
Dalam kongres tersebut, hadir para pemuda anggota kongres dari seluruh Indonesia dan beragam perwakilan suku dan daerah dengan peran-perannya masing-masing dalam merumuskan Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang menjadi tonggak lahirnya bangsa Indonesia. Ikrar yang diucapkan pada tanggal 28 Oktober 1928 tersebut merupakan hasil perjuangan para pemuda Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang suku, agama, dan ras.

Peristiwa Sumpah Pemuda tidak dapat dilepaskan dari peran para tokoh pemuda yang terlibat di dalamnya. Mereka adalah para pemuda yang memiliki semangat nasionalisme yang tinggi dan bertekad untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Sumpah Pemuda merupakan titik awal bagi semangat perjuangan dan kesatuan nasional Indonesia. Pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di Jakarta dalam Kongres Pemuda II. 

Dalam kongres tersebut, hadir para pemuda anggota kongres dari seluruh Indonesia dan beragam perwakilan suku dan daerah, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, Persatuan Pemuda Indonesia, beberapa orang pemuda Tionghoa, dua perwakilan dari Papua yakni Aitai Karubaba dan Poreu Ohee. Mereka mengikat janji bersatu: bertanah air Indonesia; berbangsa Indonesia; berbahasa Indonesia.

Berikut adalah 13 tokoh penting dalam perumusan Sumpah Pemuda dalam Kongres Pemuda II.

1 dari 13 halaman

Soegondo Djojopoespito

Tokoh Sumpah Pemuda © Diadona

Soegondo Djojopoespito adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia. Ia adalah ketua Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

Soegondo Djojopoespito lahir di Tuban, Jawa Timur, pada tanggal 22 Februari 1905. Ia menempuh pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) dan kemudian melanjutkan ke Algemene Middelbare School (AMS) di Semarang. Setelah lulus dari AMS, ia melanjutkan pendidikannya ke Rechtshogeschool (RHS) di Batavia (Jakarta).

Pada tahun 1926, Soegondo Djojopoespito bergabung dengan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Ia kemudian terpilih sebagai ketua PPPI pada tahun 1928. Sebagai ketua PPPI, Soegondo Djojopoespito berperan penting dalam penyelenggaraan Kongres Pemuda II.

2 dari 13 halaman

Mohammad Yamin

Tokoh Sumpah Pemuda © Diadona

Mohammad Yamin adalah seorang penyair, sastrawan, dan intelektual Indonesia yang terlibat dalam pergerakan nasionalis. Ia adalah salah satu dari tiga orang yang menyusun teks Sumpah Pemuda, bersama dengan Soekarno dan Ki Hajar Dewantara. Ia adalah yang menulis kata-kata dari Sumpah Pemuda tersebut.

Mohammad Yamin juga dikenal karena karyanya dalam bidang sastra dan memiliki pengaruh besar dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Mohammad Yamin adalah salah satu tokoh yang mengusulkan agar bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan.

3 dari 13 halaman

Wage Rudolf Supratman

Tokoh Sumpah Pemuda © Diadona

Wage Rudolf Supratman adalah seorang musisi dan komponis yang menciptakan lagu kebangsaan Indonesia, yang kemudian dikenal sebagai " Indonesia Raya." Lagu ini kemudian menjadi salah satu lagu nasional Indonesia. Wage Rudolf Supratman lahir pada 9 Maret 1903 dan meninggal pada 17 Agustus 1938.

Wage Rudolf Supratman menciptakan lagu " Indonesia Raya" pada tahun 1928 sebagai ungkapan patriotisme dan semangat perjuangan kemerdekaan. Lagu ini kemudian dinyanyikan oleh para pemuda Indonesia pada perayaan Hari Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta, saat Sumpah Pemuda diucapkan.  Lagu " Indonesia Raya" dan semangat nasionalisme yang diinspirasikan oleh dalam lagu nasional tersebut membuatnya menjadi tokoh penting dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia dan semangat patriot anak muda.

   

 

4 dari 13 halaman

Amir Syarifudin Harahap

Tokoh Sumpah Pemuda © Diadona

Amir Syarifudin lahir di Medan, 27 Mei 1907. Saat kongres Pemuda II, Amir merupakan bendahara yang ikut serta memberikan ide perumusan sumpah pemuda.

Saat itu, Amir baru berusia 21 tahun. Ia dikenal sebagai sosok yang cerdas, orator, dan pemuda Batak yang begitu nasionalis dan patriotis.

Amir mewakili Jong Bataks Bond, istilah yang menamai Sumpah Pemuda kala itu.

5 dari 13 halaman

Soenario Sastrowardoyo

Tokoh Sumpah Pemuda © Diadona

Soenario Sastrowardoyo merupakan salah satu pencetus Sumpah Pemuda yang berasal dari Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Sebagai pemuda yang penuh rasa nasionalisme tinggi, Soenario tergabung dalam organisasi pemuda seperti Perhimpunan Indonesia, pendiri Nationale Padvinders Organisatie (NPO), pendiri Partai Nasional Indonesia (PNI), Indonesische Nationale Padvinders Organisaties (INPO), Persatuan Antara Pandu Pandu Indonesia (PAPI).

Soenario juga aktif menjadi pengacara yang membela para aktivis pergerakan yang bermasalah dengan polisi Hindia Belanda.

Pada Kongres Pemuda II, Soenario menjadi pembicara dengan makalah berjudul " Pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia" .

6 dari 13 halaman

Djoko Marsaid

Tokoh Sumpah Pemuda © Diadona

Djoko Marsaid atau Djokomarsaid Tirtodiningrat adalah pemuda yang lahir di Malang 29 Mei 1903. Ia merupakan jurnalis yang bekerja di Surabaya yang kristis dengan semangat yang berkobar membela bangsa.

Ia lalu bergabung dengan Jong Java, organisasi pemuda yang awalnya bernama Tri Koro Dharmo. Djoko Marsaid kemudian menjadi aktivis pergerakan muda dan tergabung dalam Kongres Pemuda II.

Djoko Marsaid makin dikenal usai dirinya menikah dengan putri Pakubowono XI, Bandara Raden Ajeng Kus Sapatinten Gusti Kanjeng Ratu Chandra Kirana dan diangkat sebagai rektor Universitas Hassanudin pada tahun 1957.

7 dari 13 halaman

Sarmidi Mangunkarso

Tokoh Sumpah Pemuda © Diadona

Dikutip dari Kemendikbud.go.id, Sarmidi Mangunkarso merupakan sosok yang paling dekat dengan Ki Hadjar Dewantara. Ia adalah pendidik Indonesia yang menghasilkan beragam karya tulisan untuk mengembangkan dan membina Perguruan Taman Siswa.

Ia menjadi salah satu pembicara pada Kongres Pemuda II yang membahas pentingnya pendidikan bagi generasi muda tanah air.

Berkat kegigihan dan ketulusannya membangun pendidikan Indonesia, Bung Hatta mengangkat Sarmidi menjadi Menteri Pendidikan Pengajaran, dan Kebudayaan pada tahun 1949.

8 dari 13 halaman

DR Rumondor Cornelis Lefrand

Tokoh Sumpah Pemuda © Diadona

Mengutip dari Kemendikbud, DR Rumondor Cornelis Lefrand Senduk adalah seorang dokter bedah yang juga seorang pahlawan yang banyak berkiprah dalam bidang kesejahteraan dan kesehatan masyarakat, sosok pejuang pengabdi kesehatan, yang hingga kini belum banyak diketahui kiprahnya oleh masyarakat Indonesia sebagai salah seorang pejuang revolusi.

Saat masa perang, DR. Rumondor sempat dituduh sebagai seorang pembunuh. Namun ia diselamatkan oleh banyak serdadu yang terbantu karena telah menyelamatkan dan menyembuhkan banyak orang semasa perang.

Rumondor Cornelis juga menjadi salah satu piooner terbentuknya Palang Merah Indonesia.

9 dari 13 halaman

R. Katjasungkana

Tokoh Sumpah Pemuda © Diadona

R. Katjasungkana merupakan sosok pejuang dalam butuh tokoh Sumpah Pemuda. Perjuangannya dimulai saat ia menjadi anggota organisasi Pemuda Indonesia di Bandung pada tahun 1927. Berkat kecintaannya pada perjuangan memerdekaan bangsa Indonesia, ia menjadi salah satu panitia Kongres Pemuda II.

Hingga akhir hayatnya, Katjasungkana banyak memberikan perjuangan-perjuangan sederhana membawa anak muda Indonesia lebih sejahtera.

10 dari 13 halaman

Johanes Leimena

Tokoh Sumpah Pemuda © Diadona

Johanes Leimena merupakan tokoh Sumpah Pemuda yang namanya selalu dirayakan setiap tanggal 28 Oktober.

Kala itu, ia menjadi salah satu anggota Kongres Pemuda II dan menjadi salah satu perumus sumpah pemuda bersama Mohamad Yamin.

Dalam perjalanan menjadi aktivis, Johanes banyak bergabung dalam organisasi kepemudaan. Saat sekolah di MULO Jakarta, ia aktif dalam Pergerakan Pemuda Kristen Indonesia dan menjadi ketuanya.

Dalam Kongres Pemuda II, Johanes mewakili Jong Ambon atau pemuda Ambon yang merumuskan banyak hal untuk kemajuan pemuda dan kemerdekaan bangsa Indonesia.

 

11 dari 13 halaman

Johan Mohammad Cai

Tokoh Sumpah Pemuda © Diadona

Johan Mohammad Cai atau Djohan Mohammad Tjai adalah aktivis dari Jong Islamieten Bond merupakan tokoh Sumpah Pemuda dan berperan sebagai Pembantu I Kepanitiaan Kongres Pemuda.

Ia menjadi salah satu dari beberapa keturunan Tionghoa yang aktif terlibat dalam perumusan Sumpah Pemuda.

Ia juga hadir bersama tokoh Tionghoa lainnya seperti Sie Kong Lian yang menyediakan rumahnya sebagai tempat pelaksanaan. Juga ada nama seperti Kwee Thiam Hong (Jong Sumatranen Bond), Oey Kay Sing, John Liau Tjoan Hok dan Tjio Djin Kwie.

12 dari 13 halaman

Mohammad Rochjani Su'ud

Tokoh Sumpah Pemuda © Diadona

Mohammad Rochjani Su'ud atau Mohammad Rochjani Soe'oed merupakan pemuda Betawi yang kala itu tergabung dan hadir dalam Kongres Pemuda sebagai pembantu V.

Ia merupakan Ketua Pemoeda Betawi pada tahun 1928. Dalam memperjuangkan kemerdekaan dan perumusan Sumpah Pemuda, Rochjani menekuni dunia hukum dan mengambil Meester in de Rechten (Mr) sarjana Hukum yang lulus pada tahun 1927 dari Rechshogeschool Batavia

13 dari 13 halaman

Dolly Salim

Tokoh Sumpah Pemuda © Diadona

Dolly Salim atau Theodora Athia Salim merupakan tokoh paling krusial dalam Kongres Pemuda II, karena ia menjadi pelantun pertama Lagu Indonesia Raya yang dilaksanakan di rumah pondokan milik Sie Kok Liong.

Meski tidak termasuk dalam anggota kongres, Dolly merupakan perwakilan organisasi kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij) atau Gerakan Kepanduan berasas Islam-Nasionalis yang di bawah naungan Persatuan Pemuda Islam atau Jong Islamieten Bond (JIB) yang saat itu penasehatnya adalah ayah Dolly Salim yakni Agus Salim.


Dalam kongres Pemuda II, Dolly Salim terpilih sebagai pelantun yang dipersilahkan menyanyikan Lagu Indonesia Raya untuk pertama kalinya. Sejak itu pula, Dolly Salim menjadi satu-satunya tokoh wanita yang memiliki peran penting dalam Kongres Pemuda II.

 

Beri Komentar