Sarah Mullally | Foto: Instagram/@anglicana_c
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Gereja Inggris yang sudah berdiri sejak abad ke-6, jabatan tertinggi gereja itu akan dipegang oleh seorang perempuan. Sarah Mullally, Uskup London berusia 63 tahun, resmi ditunjuk sebagai Uskup Agung Canterbury ke-106, menggantikan Justin Welby yang mundur tahun lalu.
Langkah ini menandai perubahan besar dalam tradisi gereja yang selama lebih dari 1.400 tahun selalu dipimpin laki-laki. Ia akan melanjutkan proses serah terima jabatan dalam rangkaian upacara resmi awal 2026 di Katedral Canterbury.
Posisi Uskup Agung Canterbury sendiri memiliki arti penting bukan hanya untuk Inggris, tapi juga bagi sekitar 85 juta umat Anglikan di seluruh dunia. Pemimpinnya sering menjadi suara moral dalam berbagai isu nasional, mulai dari kemanusiaan, perubahan iklim, hingga kesetaraan sosial.
Perjalanan hidup Sarah Mullally tidak biasa untuk seorang pemimpin rohani. Sebelum masuk ke pelayanan gereja, ia dikenal sebagai perawat kanker dan kemudian menjadi Chief Nursing Officer termuda di Inggris.
Kariernya di dunia kesehatan membuatnya dikenal sebagai sosok yang teliti, empatik, dan mampu mengelola sistem besar dengan efisien. Setelah memutuskan menempuh jalan imamat, ia menapaki jenjang gereja dengan cepat hingga akhirnya dipercaya memimpin keuskupan London.
Perpaduan antara pengalaman medis dan pelayanan rohani menjadikan Mullally dikenal sebagai figur yang humanis dan solutif. Ia tidak hanya memahami sisi spiritual, tetapi juga tantangan sosial dan kesejahteraan umat sehari-hari.
Penunjukan Mullally menjadi tonggak penting karena Gereja Inggris baru menahbiskan imam perempuan pada tahun 1994 dan uskup perempuan pertama pada 2015. Kini, 30 tahun kemudian, seorang perempuan akhirnya memimpin gereja yang memiliki lebih dari 85 juta jemaat di 165 negara.
Bagi banyak pihak, kehadirannya di posisi ini menjadi simbol kemajuan dan inklusivitas di tengah lembaga yang dikenal konservatif. Sebagai Uskup Agung Canterbury, Mullally akan menjadi suara moral bagi Inggris dan dunia, termasuk dalam isu-isu kemanusiaan, sosial, dan keadilan.
Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, ia dikenal vokal dalam isu kemanusiaan, kesehatan publik, dan keadilan sosial. Ia juga mendorong gereja agar lebih terbuka pada percakapan seputar kesejahteraan mental, kemiskinan, dan kesetaraan gender.
Meski membawa semangat baru, tugas yang menanti Mullally tidak ringan. Gereja Inggris sedang menghadapi penurunan jumlah jemaat dan perdebatan panjang seputar pemberkatan pasangan sesama jenis. Selain itu, lembaga ini masih berjuang memulihkan kepercayaan publik setelah sejumlah kasus pelecehan seksual yang mengguncang reputasi gereja.
Sebagai mantan tenaga medis, Mullally dikenal memiliki disiplin tinggi dan pendekatan yang penuh empati. Banyak pihak berharap ia bisa menerapkan prinsip transparansi dan perlindungan yang ketat di dalam lingkungan gereja, terutama dalam menangani isu keselamatan anak dan korban pelecehan.
Penunjukan Sarah Mullally mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk Raja Charles III dan Vatikan yang menyampaikan doa dan harapan atas masa jabatannya. Namun, tidak semua pihak sepakat. Beberapa kelompok konservatif dalam jaringan Anglikan internasional menilai langkah ini bertentangan dengan ajaran tradisional dan bisa memperdalam perbedaan pandangan di tubuh gereja.
Terlepas dari perdebatan itu, banyak umat melihat keputusan ini sebagai babak baru yang memberi harapan. Gereja Inggris kini memiliki pemimpin yang bukan hanya berpengalaman dalam pelayanan publik, tapi juga membawa perspektif baru tentang kepemimpinan yang hangat, tegas, dan lebih terbuka terhadap perubahan zaman.
Bikin Kagum, Mahasiswa ITB ini Lulus Cumlaude Berkat Ciptakan Gitar Rotan Sendiri
Sarah Menzel Rayakan Wisuda di Inggris, Tampil Anggun dengan Kebaya Putih
8 Ide Tebak-Tebakan Seru untuk Menguatkan Bonding Keluarga
Sosok Rama Duwaji, Seniman Gen Z Beragama Islam yang Jadi Calon First Lady New York
Cinta Laura Bikin Gempar Runway JFW 2026 dengan Gaun Emas Menawan Rancangan Ivan Gunawan

Sosok Rama Duwaji, Seniman Gen Z Beragama Islam yang Jadi Calon First Lady New York

Lisa BLACKPINK Curi Perhatian Jadi Penari Emas Jibaro saat Halloween


Dita Karang Bikin Kejutan, Tampil Menawan di Jakarta Fashion Week 2026

Profil Maria Selena, Mantan Puteri Indonesia dan Atlet Basket yang Jadi Peserta Physical: Asia