Puluhan Siswa SD dan SMP sampai Cari Sinyal di Tepi Jurang agar Bisa Belajar Online

Reporter : Riza Umami
Kamis, 30 Juli 2020 09:17
Puluhan Siswa SD dan SMP sampai Cari Sinyal di Tepi Jurang agar Bisa Belajar Online
Mereka terpaksa belajar di tepi jurang untuk mencari sinyal agar bisa ikut belajar online.

Belajar online walau terlihat lebih memudahkan, nyatanya lebih menyengsarakan untuk siswa-siswi yang berada di daerah susah sinyal dengan keterbatasan fasilitas.

Itulah yang dialami oleh puluhan siswa-siswi SD dan SMP satu atap (Satap) 11 Batu dari Desa Tanatoro, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. Mereka terpaksa belajar di tepi jurang untuk mencari sinyal agar bisa ikut belajar online.

1 dari 2 halaman

Dilansir dari laman sulawesion.com, desa ini memang salah satu desa terjauh dari ibu kota Kabupaten Sidrap yang jaraknya sampai 54 kilometer di bagian utara. Jaringan internet pun masih sangat susah di daerah ini dan satu-satunya spot di mana mereka bisa mendapatkan sinyal internet adalah di tepi jurang ini.

Sebagian besar dari siswa-siswi ini tidak mempunyai smartphone sehingga mereka pun belajar secara berkelompok di tepi jurang tersebut. Jarak lokasi tersebut dari sekolah mereka sekitar 4 kilometer.

2 dari 2 halaman

Meski penuh dengan keterbatasan sampai belajar di tepi jurang seperti ini, para siswa ini pun tetap semangat belajar setiap hari untuk menimba ilmu. Salah satu akun yang membagikan kisah mereka ini adalah @makassar_iinfo, berikut ini unggahannya.

      View this post on Instagram

Puluhan Siswa SD dan SMP satu atap (Satap) 11 Batu , Desa Tanatoro, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) terpaksa belajar di tepi jurang. Sebab, tempat tersebut merupakan satu-satunya spot yang memungkinkan mereka mendapatkan jaringan internet lewat ponsel. . Belajar di tepi jurang menjadi rutinitas para siswa ini sejak pandemi virus Corona (COVID-19) yang mengharuskan mereka belajar secara daring. Desa Tanatoro merupakan salah satu desa terjauh dari Ibu Kota Kabupaten Sidrap dengan jarak 54 kilometer di bagian timur. . Para siswa di daerah terpencil ini sebagian besar tidak menggunakan media jaringan karena jaringan selular tidak ada serta tidak memiliki HP android. Mereka terpaksa belajar secara kelompok di tepi jurang bersama menumpang HP android milik beberapa temannya.Di lokasi, para siswa mengerjakan tugas dengan beralaskan papan dalam mengerjakan tugas serta daun pohon aren sebagai atap untuk berteduh. . Jarak dari sekolah dengan lokasi tempat mereka mengerjakan tugas secara kelompok lebih dari 4 kilometer. . Meski penuh keterbatasan, mereka tetap penuh semangat dan antusias mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Kepala SD/SMP Negeri Satap 11 Batu, Baharuddin mengatakan, anak-anak muridnya belajar di tepi jurang itu sudah lama sejak sekolah ditutup sementara akibat wabah COVID-19. . Artikel : Sulawesion.com

A post shared by OFFICIAL MAKASSAR INFO (@makassar_iinfo) on

Semoga pandemi ini segera berakhir agar siswa-siswi bisa belajar kembali di sekolah dan tak perlu belajar online sampai di tepi jurang seperti ini. Indonesia ini memang sangatlah beragam, meski banyak yang bisa dengan mengakses Internet dengan mudah tetapi ada pula mereka yang untuk mencari sinyal Internet saja sangat susah. Lekas membaik Ibu Pertiwi dan pendidikan Indonesia.

Beri Komentar