Aurelie Moeremans Ngaku Pernah Ditawari Gabung Partai | Foto: Instagram @aurelie
Di tengah riuhnya suasana politik belakangan ini, publik dikejutkan oleh cerita jujur dari Aurelie Moeremans.
Aktris yang kini juga aktif sebagai influencer itu membagikan pengalaman pribadinya lewat video yang ia unggah di Instagram dan TikTok pribadinya pada 31 Agustus 2025.
Dengan nada santai tapi penuh makna, Aurelie menyingkap bagaimana dirinya pernah berkali-kali ditawari masuk ke dunia politik.
Aurelie Moeremans mengaku pernah ditawari masuk partai | Foto: Instagram @aurelie
Tawaran itu datang dengan iming-iming yang sulit dipercaya: gaji bulanan mencapai ratusan juta rupiah, kedudukan yang terjamin, bahkan “jalur pintas” untuk pendidikan.
Namun, semua itu justru membuat Aurelie semakin yakin bahwa keputusan menolak adalah langkah yang paling tepat.
“Ini berita yang sekarang tuh bikin aku bersyukur banget selalu tolak-tolakin setiap aku ditawarin masuk partai atau politik apapun. Karena aku ditawarin beberapa kali,” ucapnya di awal video.
Aurelie masih ingat saat pertama kali mendapat tawaran itu. Tahun 2016, ibunya ditelepon oleh seorang aktris senior yang sebenarnya tidak terlalu akrab. Mereka diajak bertemu untuk ngopi, tapi ternyata ada maksud lain di balik ajakan tersebut.
“Terus aku bingung kan kayak tumben-tumbenan nih, padahal kita nggak deket, dan ternyata bener feeling aku dia ngenalin aku ke bosnya orang partai dan aku diajak gabung,” kenang Aurelie.
Di situlah ia mendengar tawaran gaji ratusan juta rupiah per bulan. Jumlah yang besar, tapi yang membuat Aurelie terdiam justru penjelasan tentang pekerjaannya.
“Katanya nggak papa kok ini tenang aja kamu tugasnya gampang banget, kamu tinggal ngikutin Bapak, terus ya bikin rame aja kalau ada acara, dan kalau misalnya kamu harus ngomong sama warga nanti kita kasih tau kok harus ngomong apa, kamu udah biasa dong ngafalin teks kan kamu artis ya,” kata Aurelie menirukan percakapan waktu itu.
Bagi Aurelie, tawaran itu terasa aneh sekaligus merendahkan. Ia merasa hanya dijadikan boneka yang dibekali naskah untuk dibacakan. “Aku kayak boneka doang dong dikasih script. Aku ga mau dong,” tegasnya.
Meski sudah menolak, tawaran serupa terus datang dari orang-orang berbeda. Kali ini, alasannya lebih variatif. Ada yang menyebut kemampuan Aurelie yang bisa berbicara lima bahasa akan sangat berguna di forum internasional.
“ Orangnya bilang, kenapa? Semuanya itu politik, gitu, dan kamu bisa lima bahasa, itu bisa kepake banget apalagi kalo meeting sama orang dari luar negeri,” ujarnya.
Namun, bagi Aurelie, kemampuan bahasa asing tidak cukup alasan untuk terjun ke politik. Apalagi ia merasa tidak punya latar belakang pendidikan yang mendukung.
“ Aku tuh dari dulu kan syuting terus ya, dan aku ga sempet kuliah. Malu kalo misalnya orang tau,” katanya jujur.
Di sinilah cerita semakin absurd. Ketika Aurelie mengungkap bahwa ia tidak sempat kuliah, pihak yang menawarinya justru balik menenangkan. Mereka mengatakan hal itu ‘bisa diatur’.
“ Sebenernya kalo kamu mau kuliah bisa kok diatur, nanti kamu langsung S2 aja. Nanti yang S1 nya udahlah kamu ikutin arahan aku aja. Nanti kita bikin singkat aja, nanti kamu fokus ke S2 aja biar keren,” ucap orang tersebut, seperti ditirukan Aurelie.
Mendengar hal itu, Aurelie hanya bisa bengong. Baginya, jika urusan pendidikan saja bisa dimanipulasi, bagaimana dengan hal-hal lain yang lebih serius?
“ Emang bisa ya kayak gitu ya? Aku mikir dong kuliah aja bisa ga ikut aturan gitu, apalagi yang lain,” ujarnya heran.
Pengalaman itu membuat Aurelie menyimpulkan bahwa ada masalah besar dalam sistem politik di Indonesia.
Ia merasa dirinya dijadikan “ alat” tanpa benar-benar diminta kontribusi nyata. Dari situlah ia ingin menyampaikan pesan agar orang lain lebih berhati-hati.
“ Dari pengalaman aku aja nih udah jelas banget ada masalah besar di sistem. Dan ya harus diubah. Tapi karena belum tau kapan akan diubah, ya harapan aku untuk public figure atau sebenernya siapa aja sih yang mendapatkan penawaran seperti aku dulu, kalo misalnya memang mau diterima, jangan diterima cuma karena uangnya cocok, karena gede banget. Tapi harusnya karena memang kamu bisa ngasih sesuatu untuk bikin Indonesia lebih baik lagi,” kata Aurelie.
Video itu kemudian ditutup dengan layar hitam bertuliskan “ GELAP”. Kata itu menguatkan ucapan terakhir Aurélie: “ Karena kalau nggak ya, ya lihat aja sekarang Indonesia kayak gimana.” Maksudnya jelas, Indonesia sedang dalam keadaan gelap.
Unggahan Aurelie Moeremans langsung banjir komentar dari warganet. Banyak yang memberi dukungan sekaligus menyoroti betapa parahnya praktik politik yang ia bongkar.
Seorang netizen menulis, “ Simple, tapi Raffi Ahmad gabisa lakuin. Lompatin pendidikan? Wkwkwk benar-benar gila kedudukan.”
Ada juga yang nyeletuk soal nilai sekolahnya sendiri, “ Mana raport ku lebih bagus lagi nilainya drpd yg digaji ratusan juta 😩.”
Sebagian besar warganet menyampaikan rasa bangga dan salut. Ada yang menulis singkat, “ PROUD OF YOU.” Sementara komentar lain berbunyi, “ Proud of you to share this and reject it in the first place! Catchup soon! 💖.”
Beberapa komentar lain menyuarakan keresahan lebih luas. Ada yang menulis dalam bahasa Inggris, “ this country was totally insane. no words, shame on all the government’s cronies, may they rot in hell.” Sementara itu, netizen lain mengaitkannya dengan demo yang sedang berlangsung, “ Tanpa sadar Aurélie semakin bikin geram kita yang lagi demo da. Semakin semangat buat demo lagi.”
Namun di luar itu, mayoritas komentar bernada positif dan mendukung keputusan Aurelie. Ada yang menulis, “ Kerennnnnn ❤️.” Atau komentar lain yang menyebut, “ here’s the 👑!!!! hormat sama orang yang punya integritas kaya gini.”
Intinya, warganet melihat ketegasan Aurelie menolak tawaran instan politik sebagai langkah besar. Mereka sepakat, sikap ini layak dijadikan contoh, apalagi di tengah kondisi Indonesia yang oleh Aurelie sendiri disebut sedang “ gelap”.