Modus Pemerkosaan Baru, Predator Anak Ini Pancing Korbannya Pakai WiFi Gratis

Reporter : Prisma Difta
Senin, 6 Juli 2020 18:39
Modus Pemerkosaan Baru, Predator Anak Ini Pancing Korbannya Pakai WiFi Gratis
Duh, tega banget!

Syafrudin, seorang satpam perumahan yang menjadi predator anak di Desa Pagedangan, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, dikenal sebagai sosok yang akrab dengan sebutan Mang U. Jumlah korban diperkirakan mencapai 22 anak.

"Semua anak-anak akrab sama dia, dipanggilnya Mang U sama anak-anak," kata Ketua RW setempat Ajat Sudrajat, ditemui di rumahnya, Sabtu (4/7).

 

1 dari 3 halaman

Menurut keterangan dari anak-anak di lingkungan sekitar, rumah kontrakan pelaku yang dijadikan tempat mencabuli anak-anak di bawah umur itu, disebut dengan sebutan Posko Mabar (main bareng) gim online. Sehingga anak-anak sering main ke kontrakan tersebut.

" Jadi dikenalnya Mang U, rumah kontrakan itu disebut Pokso Mabar. Karena dia menyediakan WiFi gratis di kontrakannya," terang Ajat.

Namun anehnya, anak-anak yang bermain di dalam rumah Mang U selalu menaruh sandal di dalam kontrakan. " Padahal enggak ada maling sandal di sini aman-aman saja. Kemudian pintu terkunci dan jendela tertutup rapat," jelasnya.

 

2 dari 3 halaman

Kasus ini terungkap setelah salah satu orang tua korban, memergoki aksi pelaku di rumah kontrakannya pada Rabu (1/7).

" Berawal dari salah satu orang tua korban, yang mencari anaknya yang hilang dalam bermain. Dicari-cari ternyata, kata anak lainnya, anak itu sedang di kontrakan Safrudin," kata Ajat.

Orang tua korban yang mendatangi rumah kontrakan pelaku setelah mendapat informasi tersebut, bertambah curiga karena rumah kontrakan yang dihuni pelaku itu terdengar ada suara anak-anak. Namun nampak sepi terlihat dari luar.

" Pas dibuka, ada anak-anak di dalam rumahnya sekitar tujuh orang. Pelaku, kalau cerita orang tua yang memergoki itu sedang tidur," jelas Ajat.

 

3 dari 3 halaman

Atas kejadian itu, orang tua anak korban melapor kepadanya, dan Ajat bersama RT setempat kemudian meminta pelaku pergi dari rumah kontrakan tersebut.

" Sorenya saya dapat laporan, kemudian saya panggil Pak RT dan kami minta pelaku pergi, karena takut diamuk masa," jelas dia.

Dari permintaan pergi dari kampung tersebut, pelaku kepada Ajat mengaku berterima kasih karena telah diingatkan. " Pas kita tanyakan dia mengaku, dia bilang terima kasih Pak sudah diingatkan. Lalu dia beres-beresin perabotannya, dan datang beberapa warga dan dipukulin juga, makanya kemudian kita telepon Polsek Pagedangan," ucap dia.

Namun anehnya, ketika berada di kantor Polisi, pelaku malah mengaku tidak pernah berbuat asusila sama sekali. " Tapi kurang ajarnya, dia malah engga ngaku pas di kantor polisi. Itu saya kesal, tapi disuruh keluar ruang penyidik. Akhirnya dia mengaku, setelah seluruh jimatnya dilepas. Itu saya lihat banyak dia pakai jimat-jimat wafak," jelas dia. 

Beri Komentar