© 2022 Freepik/tirachardz
Tradisi Halalbihalal seakan tak pernah terlewatkan dalam momen perayaan Idulfitri. Biasanya, Halalbihalal dilakukan untuk saling bersilaturahmi dengan kerabat jauh, atau memulai aktivitas pertama bekerja usai libur Idulfitri.
Tradisi ini terus berkembang dan seakan menjadi hal yang tak pernah terlewatkan di Indonesia lho. Momen reunian bareng teman sekolah, ataupun kerabat jau dikemas dalam acara Halalbihalal ini.
Namun tahukah kalian, Halalbihalal ternyata memiliki sejarah di Indonesia lho. Tradisi ini sejatinya asli dari tanah air dan tak dimiliki oleh negara-negara lain.
Kata Halalbihalal seakan dari bahasa Arab. Halalbihalal berasal dari kata serapan 'halal' dengan sisipan 'bi' yang berarti 'dengan' (bahasa Arab) di antara 'halal'.
Halalbihalal sebenarnya bukan berasal dari Arab, melainkan merupakan tradisi yang dibuat di Indonesia.
Kata Halalbihalal bahkan sudah dibakukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dimana memiliki arti maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan.
Momen ini biasanya dibuatkan acara khusus di sebuah tempat oleh sekelompok orang. Kata Halalbihalal juga diartikan sebagai bentuk silaturahmi.
© Diadona
Dilansir dari berbagai sumber, asal usul istilah Halalbihalal bermula dari pedagang martabak asal India di Taman Sriwedari Solo sekitar tahun 1935-1936.
Pada saat itu, martabak tergolong makanan baru bagi masyarakat Indonesia. Pedagang martabak ini dibantu dengan pembantu primbumi yang kemudian mempromosikan dagangannya dengan kata-kata ‘martabak Malabar, halal bin halal, halal bin halal’. Sejak saat itu, istilah halalbehalal mulai populer di masyarakat Solo.
Masyarakat kemudian menggunakan istilah ini untuk sebutan seperti pergi ke Sriwedari di hari lebaran atau silaturahmi di hari lebaran. Kegiatan Halalbihalal kemudian berkembang menjadi acara silaturahmi saling bermaafan saat Lebaran di tanah air.
Tradisi Halalbihalal diyakini sudah ada sejak masa Mangkunegara I atau yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa. Saat itu, untuk menghemat waktu, tenaga, pikiran dan biaya, setelah salat Idulfitri, Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan antara raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana.
Pada pertemuan inilah diadakan tradisi sungkeman atau saling memaafkan. Semua punggawa dan prajurit dengan tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri. Apa yang dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa itu kemudian ditiru oleh organisasi-organisasi Islam, dengan istilah halal bihalal.
Manggung di Acara Nikahan, Ini Deretan Foto Tiara Andini Pakai Dress Bling-bling yang Bikin Salfok
Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun
Diskon Shopee Periode April 2024, Banjir Promo dan Voucher Belanja!
Spoiler One Piece 1112: Gorosei Terus Mengamuk di Egghead, Luffy Kewalahan?
Diwawancara Kasus Narkoba Sang Anak, Ekspresi Ibunda Chandrika Chika Malah Dihujat
Adik Via Vallen Dilaporkan Polisi terkait Dugaan Penggelapan Sepeda Motor
El Rumi Sudah Kenalkan Eca Aura ke Ahmad Dhani dan Para Personel Dewa 19, Makin Serius Nih?
Dituduh Terseret Kasus Korupsi Rp271 Triliun, Ayu Dewi Langsung Klarifikasi
Selamat, Alyssa Soebandono Melahirkan Anak Ketiga Berjenis Kelamin Perempuan