Macam-Macam Majas Lengkap Disertai Pengertian dan Contoh, Mana yang Paling Sering Kamu Pakai?

Reporter : Zaki
Kamis, 11 Juni 2020 13:41
Macam-Macam Majas Lengkap Disertai Pengertian dan Contoh, Mana yang Paling Sering Kamu Pakai?
Berikut macam-macam majas lengkap beserta pengertian dan contohnya.

Pernah membaca sebuah puisi yang menyentuh hati? Atau mungkin kamu pernah mendengar seseorang mengungkapkan perkataan yang menyakitkan hati secara langsung? Harus disadari kalau kalimat-kalimat yang berhasil menyentuh sisi emosional seperti itu, seringnya menggunakan majas. Meskipun termasuk salah satu pelajaran ketika duduk di bangku SMP atau SMA, mempelajari tentang topik yang satu ini nggak akan pernah ada habisnya. Sering terjadi, banyak orang yang dalam kesehariannya menggunakan gaya bahasa ini tapi tak mengetahui apa nama jenis majas yang digunakan.

Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, majas sendiri mempunyai pengertian arti atau cara melakukan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Seringnya juga bisa disebut dengan kiasan. Bila didalami secara saksama, ada beberapa majas yang sering digunakan lewat tulisan dan jadi andalan para penulis untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Sedang beberapa ternyata kerap dipakai dalam bahasa sehari-hari.

Perlu diketahui kalau majas dibagi ke empat kelompok besar, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, dan majas sindiran. Lengkapnya, berikut macam-macam majas lengkap disertai pengertian, jenis, dan contoh.

Majas Perbandingan

Sesuai namanya, majas ini digunakan untuk memberikan perbandingan antara dua objek dengan menggunakan kata-kata kiasan yang memerlukan pemahaman agar bisa mengerti maksudnya. Majas perbandingan dibagi ke 10 jenis yang memiliki pengertian berbeda-beda.

1. Personifikasi

Pengertian:

Majas personifikasi dipakai untuk membuat benda seolah-olah bisa melalukan sesuatu seperti seolah mereka memiliki kehidupan atau sifat-sifat seperti manusia.

Contoh:

  1. Ruangan itu merasakan kesepian, padahal hujan di luar sedang bernyanyi dengan nyaring.
  2. Sinar matahari sedang menyapa tiap-tiap manusia yang sedang memulai berbagai aktivitas di pagi hari.

2. Metafora

Pengertian:

Metafora merupakan majas yang memberikan penggambaran atas sesuatu hal dengan menghadirkan perbandingan langsung atas dasar sifat yang sama. Dalam penggunaannya, gaya bahasa ini tidak menggunakan kata penghubung seperti bak, bagai, atau laksana.

Contoh:

  1. Keberadaan tikus berdasi di Indonesia memang membahayakan kesejahteraan masyarakat kecil.
  2. Kasih dan sayang orang tua kepada buah hati takkan pernah lekang oleh waktu.

3. Asosiasi

Pengertian:

Gaya bahasa ini membandingkan dua hal yang pada hakikatnya memiliki perbedaan yang signifikan, tetapi sengaja dianggap sama. Biasanya penggunaan majas ini ditandai dengan kata sambung bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana

Contoh:

  1. Matanya seperti anak panah.
  2. Penciumannya laksana anjing.

4. Hiperbola

Pengertian:

Sebagai salah satu jenis majas yang sering disebutkan namanya, hiperbola merupakan jenis bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu. Hanya saja pilihan kata yang dipakai serta dipilih cenderung berlebih-lebihan bahkan cenderung tak masuk logika.

Contoh:

  1. Alghazali benar-benar berdiam tak berbicara saat mendengar kemarahan ayahnya yang menggelegar.
  2. Berita hoax zaman sekarang seperti memiliki kecepatan cahaya, penyebarannya benar-benar tak bisa dikendalikan.

5. Eufimisme

Pengertian:

Berkebalikan dengan hiperbola, eufimisme dipakai untuk mengungkapkan sesuatu secara lebih halus dengan tujuan supaya tidak menyinggung pembaca atau lawan bicara.

Contoh:

  1. Masakanmu begitu nikmat sampai-sampai dalam satu suapan saja aku sudah merasa kenyang.
  2. “Tiap menginjak tengah malam, aku selalu mendapati banyak kupu-kupu malam di jalan itu.”

6. Simile

Pengertian:

Banyak yang bilang kalau sebenarnya tak ada perbedaan signifikan antara majas simile dengan asosiasi. Hanya saja gaya bahasa simile lebih detail dalam memberi keterangan untuk sebuah ungkapan. Mudahnya, simile lebih eksplisit daripada asosiasi yang cenderung sedikit implisit.

Contoh:

  1. Kerekatan ikatan persahabatan kita kokoh seperti rantai besar yang tak mudah rapuh.
  2. Kehadiranmu di ruangan ini seakan cahaya mentari yang terangnya mampu mengusir kegelapan.

7. Alegori

Pengertian:

Majas alegori dipakai untuk memberikan penjelasan terhadap sebuah maksud, tapi tak disampaikan secara harafiah. Gaya bahasa ini memang biasanya merujuk pada penggunaan retorika.

Contoh:

  1. Memiliki seorang sahabat ibarat menyimpan permata yang harus dijaga dengan baik karena harganya benar-benar tak ternilai.
  2. Memiliki anak yang berbakti merupakan aset paling berharga yang harus senantiasa dijaga.

8. Sinekdok

Pengertian:

Sinekdok merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menyebutkan sesuatu secara urutan dan bertingkat. Ada dua jenis majas sinekdok, yaitu sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte.

Sinekdok pars pro toto digunakan untuk menyebutkan sesuatu secara berurutan dari paling kecil ke paling tinggi. Sebaliknya, totem pro parte dipakai untuk menyebutkan sesuatu yang paling kecil untuk mewakili sesuatu yang lebih besar, keseluruhan, atau sebuah kesatuan.

Contoh:

Sinekdok Pars Pro Toto

  1. Kamu yang lahir dari tahun 1990, 1991, 1992, 1993, 1994, sampai 1995, harusnya sudah berstatus sebagai ayah atau ibu di tahun 2020 ini.
  2. Mulai dari OB, resepsionis, karyawan, hingga bos besar diminta untuk mengikuti rapat sore nanti.

Sinekdok Totem Pro Parte

  1. Indonesia berhasil menjadi juara di kejuaran bulutangkis tingkat dunia.
  2. Manchester United mengalami kekalahan di pertandingan terakhir yang berlangsung di kandang sendiri.

9. Simbolik

Pengertian:

Majas ini menghadirkan perbandingan akan suatu hal, dengan cara memberikan penggambaran makna berupa simbol, lambang, tokoh, hewan, ataupun benda. Fungsinya adalah untuk memperhalus makna agar lebih menarik pendengar.

Contoh:

  1. Kekuatan si jago merah tak sanggup menghalangi kesigapan pasukan pemadam kebakaran.
  2. Meja hijau menjadi satu-satunya cara untuk menyelesaikan permasalahan antara Gebby Vesta dan Lucinta Luna.

10. Metonimia

Pengertian:

Diartikan sebagai gaya bahasa yang menggunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain karena memiliki pertalian yang sangat dekat. Biasanya digunakan dengan satu kata yang merupakan merek untuk mewakili kesatuan atau benda secara umum.

Contoh:

  1. Aku haus dan sepertinya sedang dehidrasi. Jadi harus banyak minum Aqua.
  2. Cuci bajumu segera pakai Rinso.

Majas Pertentangan

Setelah memahami pengertian majas pertentangan berikut jenis dan contoh-contohnya, selanjutnya mari mendalami tentang majas pertentangan. Gaya bahasa yang satu ini begitu unik karena memiliki ciri-ciri utama di mana kata yang diungkapkan berbeda 180 derajat dengan makna yang dimaksud. Hal tersebut dilakukan untuk menghadirkan makna yang lebih ekspresif kepada pendengar. Total ada empat jenis majas pertentangan yang harus diketahui.

1. Litotes

Pengertian:

Majas ini mengungkapkan perkataan dengan kesan rendah hati dan lemah lembut. Biasanya dilakukan dengan menyangkal lawan daripada hal yang ingin diungkapkan untuk memunculkan kesan menjaga kesopanan atau menghaluskan.

Contoh:

  1. Malam nanti aku mengadakan pesta kecil-kecilan untuk memperingati momen bertambahnya usiaku. Please datang, ya.
  2. Hadiah yang kuberikan padamu tak berarti apa-apa bila dibandingkan dengan semua yang kamu miliki.

2. Paradox

Pengertian:

Majas ini mempertemukan dua hal yang bertentangan dalam satu kalimat. Tujuannya tentu saja untuk menghadirkan sense yang lebih berasa dan menghadirkan sebuah kesan ketika didengar atau dibaca.

Contoh:

  1. Di tengah kekayaan Indonesia yang begitu melimpah, masih banyak masyarakat yang hidup berlimang kemiskinan.
  2. Cuaca di luar memang sedang mendung, tapi hatiku selalu cerah saat berada dekat denganmu.

3. Antitesis

Pengertian:

Gaya bahasa yang menggunakan 2 kata berbeda makna sekaligus.

Contoh:

  1. Lagu yang sedang terputar itu benar-benar enak, tua muda, dewasa anak-anak, semua begitu menikmatinya.
  2. Pria wanita dibuat terbuai oleh kelezatan masakannya.

4. Kontradiksi Interminis

Pengertian:

Gaya bahasa ini dipakai mengandalkan sebuah kata yang ditujukan untuk menyangkal pernyataan yang telah disebutkan sebelumnya. Biasanya ditandai dengan beberapa kata penghubung yang paling umum dipakai, seperti kecuali atau tetapi.

Contoh:

  1. Semua rumah telah dialiri air bersih, kecuali rumahnya.
  2. Seluruh anggota keluarga ini telah menikah, tetapi dia sama sekali tak ingin punya rencana untuk itu.

Majas Sindiran

Pengertian:

Gaya bahasa yang satu ini digunakan untuk menyindir atau mengungkapkan sindiran terhadap seseorang atau sesuatu. Tujuan penggunaannya adalah untuk meningkatkan makna dan kesan terhadap pembaca atau pendengar. Total ada lima jenis majas sindiran, berikut pengertian beserta contoh-contohnya.

  1. Majas Ironi

Pengertian:

Disebut sebagai majas sindiran paling halus, biasanya majas ironi diungkapkan menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan makna sesungguhnya.

Contoh:

  1. Segala yang dihidangkan di restoran ini sangat lezat, sampai-sampai mengingatkanku pada makanan di rumah sakit. Hambar.
  2. Harus kuakui kalau kamu adalah mahasiswa terbaik. Tak ada satu pun tugas dosen yang berhasil kamu kerjakan.

 

  1. Majas Sinisme

Pengertian:

Berbeda dengan majas ironi, sinisme merupakan jenis majas yang digunakan untuk mengungkapkan sindiran secara kasar. Biasanya dimaksudkan untuk memberikan kritik atau mengolok-olok sesuatu atau seseorang.

Contoh:

  1. Apa yang kau lakukan itu benar-benar tidak masuk akal. Kau benar-benar tak pantas bersikap seperti itu padanya.
  2. Jangan menjadi orang yang keras kepala. Sekali-kali tak ada salahnya melaksanakan nasihat orang tua.

 

  1. Majas Sarkasme

Pengertian:

Ini dia majas sindiran yang punya tingkatan tertinggi karena sindiran yang diungkapkan dengan sarkasme menggunakan kata-kata yang kasar dan keras.

Contoh:

  1. Tenagamu sudah digadaikan ya? Mengangkat galon seperti ini saja tak kuat.
  2. Kau buta ya? Sudah ada tulisan “Dilarang Parkir“, kau masih saja menaruh mobilmu di situ.

 

  1. Majas Satire

Pengertian:

Tak berbeda jauh dengan majas sarkasme, majas satire diungkapkan dengan sindiran yang cukup keras. Hanya saja satire lebih menggunakan kata-kata ungkapan.

Contoh:

  1. Sepertinya dia memang orang yang tak pernah mengerti rasa terima kasih. Sudah kubantu, malah dia memfitnahku di depan teman-temanku.
  2. Telingamu sudah tak berfungsi lagi, sudah berkali-kali aku memanggilmu tapi kamu tidak menoleh juga.

 

  1. Majas Innuendo

Pengertian:

Sedikit berbeda dengan majas yang lain, majas innuendo mengungkapkan sindiran tapi dengan memengecilkan fakta sebenarnya.

Contoh:

  1. Jangan berlebihan. Yang kau lihat hanyalah seekor kecoa. Tak perlu membuatmu seperti mau mati ketakutan seperti itu.
  2. Jangan terlalu membesar-besarkan masalah ini. Masalah sepele tak perlu membuat kalian saling membenci.

Beri Komentar