Kisah Pilu Kakek Penjual Es yang Alami Katarak, Pernah Jatuh sampai Kaki Sakit hingga Kini

Reporter : Riza Umami
Sabtu, 29 Agustus 2020 08:17
Kisah Pilu Kakek Penjual Es yang Alami Katarak, Pernah Jatuh sampai Kaki Sakit hingga Kini
Sungguh memilukan..

Sebagian orang masih harus bekerja dan berusaha dengan keras di masa tuanya. Bahkan, meski beliau mengalami keterbatasan fisik misalnya karena sakit yang dialami.

Itulah yang dialami oleh seorang kakek yang berusia lanjut dan masih harus mencari nafkah berikut ini. Beliau yang biasa disapa dengan Engkong ini harus berjualan untuk bertahan hidup meski alami keterbatasan fisik.

1 dari 3 halaman

Salah satu matanya mengalami katarak sehingga penglihatannya tak jelas. Selain itu, salah satu kakinya juga dalam keadaan pincang. Beliau tinggal seorang diri di sebuah rumah bedeng di daerah Pertanian Hek Citayam.

Beliau biasanya berjualan di sekitaran lapangan Pertanian Hek Citayam. Sedangkan, istrinya di Parung dan beliau beberapa hari sekali akan mengunjunginya. Awalnya, dulu beliau berjualan cilor di Sekolah Nusantara di Desa Ragajaya.

      View this post on Instagram

kali ini saya mau cerita sedikit tentang seorang kakek yg sudah berusia lanjut masih harus mencari nafkah, untuk bertahan hidup. saya panggil kakek ini "Bapak/engkong". bapak ini memiliki keterbatasan fiaik yaitu mata yang satu katarak (putih semua), dan juga kaki yang maaf (pincang). dia tinggal seorang diri di rumah bedeng di daerah Pertanian hek citayam. dan biasanya beliau dagang di lapangan pertanian hek citayam. istrinya di parung. dia 2-3 hari kadang ke parung. . awal kenal dengan Beliau, pada saat dia berjualan cilor di sekolah nusantara tepatnya di desa Ragajaya. setiap hari ia mangkal disekolahan dari jam 6 pagi sampai jam set 5 sore. setiap hari saya beli dagangan beliau. dan beliau suka bercerita pengalaman beliau selama berdagang, pernah dimintain uang lapak, sampai yg paling mengiris hati saat saya melihat beliau berdagang tidak seperti biasanya, baju dan celana beliau terlihat kotor dan basah penuh minyak, muka beliau begitu sedih . saya langsung menanyakan kondisi bapak. lalu dia bercerita ketika beliau ingin berangkat dagang ke sekolah nusantara. yang mana jalurnya harus menanjak curam (tanjakan keramat citayam) beliau tidak kuat menanjak dan akhirnya dia dan gerobaknya tergelosor kebawah, minyak yg baru di belinya tumpah semua. bahan bahan untuk membuat cilor sebagian tumpah tidak bisa dijual, dan yang paling parah kaki beliau ketiban gerobak dan pincang (hingga sekarang). beberapa hari kemudian setelah kejadian itu. bapak itu tidak terlihat lagi dagang disekolah nusantara. dan ternyata bapak itu pindah ke lapangan pertanian, dengan alasan beliau sudah tidak kuat menanjak lagi kalau berjualan disekolah itu. dan beliau sekarang merubah dagangannya menjadi jualan es. harganya 1000an. dengan pendapatannya yg tak menentu bahkan dia pernah mendapatkan 1000rb perak perhari. tapi beliau tetap tidak menyerah. dia selalu berpegang teguh dengan kalimat "saya ini suami tulang punggung keluarga, saya harus tanggung jawab terhadap istri dan anak saya". saya yakin dibalik semangatnya beliau, pasti dalam hatinya juga beliau ingin menikmati "masa tuanya". tapi keadaanlah yg mengharuskan ia bekerja

A post shared by follow @windisayaphati (@sayaphati) on

2 dari 3 halaman

Namun, ada kisah pilu yang beliau alami. Pernah suatu hari, beliau terlihat kotor dan basah penuh minyak. Ternyata, beliau habis mengalami kecelakaan saat berangkat dagang ke sekolah. Beliau melewati yang menanjak curam untuk ke sekolah, sayangnya beliau tak kuat saat menanjak.

Alhasil, gerobaknya tergelosor ke bawah dan minyak yang baru dibelinya tumpah semua. Yang paling parah, kaki beliau ketiban gerobak sampai sakit dan pincang hingga kini. Sejak saat itu, beliau tak berjualan cilor lagi dan kini berjualan es.

3 dari 3 halaman

Walaupun pendapatannya tak menentu, beliau tetap semangat berjualan es yang dijual seharga seribu rupiah. Bahkan, pernah beliau hanya mendapatkan seribu rupiah sehari. Meski begitu beliau tak pernah menyerah dan mengatakan, " Saya ini suami tulang punggung keluarga, saya harus tanggung jawab terhadap istri dan anak saya" .

Sungguh sosok yang inspiratif sekali ya. Semoga beliau sehat selalu dan dilancarkan rezekinya. Bagi yang berada di sekitar daerah Pertanian Hek Citayam mari bantu lariskan dagangan beliau. Mari perbanyak berbagi dengan sesama.

Beri Komentar