© Bantenhits.com Via Banten.suara.com
Pandemi virus corona merupakan sebuah momen untuk kembali menghangatkan keharmonisan dengan keluarga. Ya, orang-orang tadinya sibuk bekerja di kantornya harus bekerja di rumah. Tentu, ini merupakan sisi positif untuk mereka yang pekerjaannya terjamin.
Namun, bagaimana dengan rakyat kecil, yang hanya mengandalkan penghasilan harian? Banyak kisah sedih mengenai hal ini. Salah satunya adalah dengan keluarga Bu Yuli di Banten, Serang, yang harus menahan lapar tak makan selama 2 hari.
Selama masa pandemi corona, melansir dari media lokal, Yuli dan keluarganya harus mengalami masa-masa yang begitu sulit. Selama ini, Yuli sekeluarga bisa bertahan dengan angkutan sampah oleh sang suami, yang perharinya hanya mendapatkan Rp 20-25 ribu.
Namun karena wabah corona, sang suami menjadi tak punya penghasilan apapun. Yang tadinya bisa memberikan uang setiap hari, suami menjadi hanya bisa memberi uang dua hari sekali. Akibatnya selama 2 hari itu, Yuli sekeluarga harus menahan lapar hanya dengan air putih.
" Semenjak ada Corona ini sebelumnya buat beli beras cukup. Sejak ada corona ini kurang, dua hari tidak makan, lemas. Alhamdulillah Jumat lalu ada bantuan," jelasnya.
Namun pada Senin sore hari pukul 15.00 WIB lalu, Yuli dikabarkan meninggal dunia. Hal ini disampaikan oleh Kholid, sang suami. Tentu mendengar hal ini, hati warganet begitu sedih. Begitu malang nasib Kholid dan keluarganya.
Ketika diminta keterangan, Kholid menjelaskan bahwa sang istri tak terlihat sakit sama sekali. Yuli bahkan masih sempat ngobrol-ngobrol. Bahkan di siang hari Yuli masih sempat merapihkan bantuan-bantuan dari masyarakat.
Namun sekitar jam 2 siang, anaknya memberi tahu Kholid bahwa sang istri pingsan. Sang istri pun di bawa ke puskesmas, jam 3 sore sampai. Namun nahas, pihak puskesmas menyatakan bahwa Yuli telah meninggal dunia.
Melihat dari kisah di atas, Yuli sekeluarga mendapatkan beberapa bantuan dari masyarakat. Bahkan anggota DPRD Kota Serang Muji Rohman sempat menemuinya. Dikunjungi dan mendapatkan bantuan, tentu Yuli sangat merasa bersyukur. Ia pun terus menangis terharu.
Namun kini, Kholid dan anak-anak harus kehilangan sosok wanita yang mereka cintai, Yuli: seorang Ibu sekaligus istri. Semoga amal ibadah beliau terima di sisi-Nya, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan.
Semoga wabah corona ini segera berakhir ya kawan-kawan. Sungguh, banyak sekali cerita rakyat kecil yang semakin menderita karena pandemi ini. Jadi selama kamu bisa membantu, bersediakah kamu memberikan sedikit rezekimu kepada mereka?
Adi Utarini: Ilmuwan Perempuan Indonesia yang Membuat Dengue Tak Lagi Menakutkan
Shahnaz Indira, Model Curvy Indonesia yang Mendunia Lewat London dan New York Fashion Week
Perjalanan Laras Sekar, Model Asal Balikpapan yang Menembus Panggung Mode Dunia
Hannah Einbinder Menang Emmy 2025, Serukan Free Palestine di Atas Panggung
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak