Debut Manis di FIP Asia Cup 2025, Timnas Padel Putri Amankan Perunggu

Reporter : Abidah Ardelia
Sabtu, 1 November 2025 08:24
Debut Manis di FIP Asia Cup 2025, Timnas Padel Putri Amankan Perunggu
Target terdekat adalah menjaga kontinuitas performa dan memperkecil jarak dengan dua penguasa podium yaitu Jepang dan Iran.

Timnas padel putri Indonesia menutup pekan turnamen di Doha dengan senyum lebar. Pada kiprah perdana mereka di ajang internasional FIP Asia Cup 2025 yang berlangsung 17 sampai 24 Oktober, Merah Putih pulang membawa medali perunggu.

Sejak babak penyisihan, ritme permainan Indonesia stabil. Mereka tergabung di grup bersama Australia, Filipina, dan Thailand. Laga demi laga dijalani tanpa membuat ruang untuk panik. Pola serangan cepat di depan net, servis yang rapi, dan komunikasi antarpasangan berjalan mulus. Catatan bersih di fase ini jadi bekal berharga saat masuk ke delapan besar.

Narasi besar yang ikut menyertai pencapaian ini adalah statusnya sebagai generasi pertama timnas padel Indonesia yang tampil di kancah internasional. Versi tersebut sejalan dengan laporan yang menyebut skuat asuhan pelatih Okky Yonda beranggotakan sepuluh atlet putra dan sepuluh atlet putri untuk panggung Asia kali ini. Sebuah titik awal yang langsung ditandai medali.

1 dari 2 halaman

Terhenti di Empat Besar lalu Bangkit di Laga Perebutan

Langkah Indonesia sempat tertahan di semifinal saat bertemu Iran. Namun, momen jatuh itu tidak berubah jadi beban berkepanjangan. Di partai perebutan tempat ketiga melawan Australia pada 24 Oktober, tim kembali menampilkan tempo agresif sejak awal. Hasilnya telak dengan skor 3 banding 0.

Rangkaian angka kemenangan datang dari tiga pasangan. Si kembar Fitriani Sabatini dan Fitriana Sabatini membuka jalan dengan skor 6-1 6-1 atas J. Isabelle Brycki dan A. Dalley.

Berikutnya giliran Novela Putria dan Jessy Rompies yang menambah poin setelah menuntaskan laga 6-4 6-2 dan 6-3 melawan S. Alexander dan M. Polo Cancio. Penegas kemenangan hadir dari Ni Nyoman Sri Maryati dan Ni Putu Armini yang menyelesaikan partai 6-3 6-1.

Fakta lain yang bikin kemenangan terasa spesial adalah rekor pertemuan dengan Australia sepanjang turnamen. Indonesia dua kali menang atas salah satu unggulan tersebut dengan margin yang sama kuatnya.

Sebelumnya, tiga poin penuh juga diraih saat bersua Filipina dan Thailand. Sementara di sektor putra, tim masih tertahan di fase awal setelah menghadapi lawan berat dari Kuwait dan Bahrain, namun pengalaman itu tetap penting sebagai bahan evaluasi.

2 dari 2 halaman

Pemain dan Pengurus Tak Mau Cepat Puas

Begitu mendarat di Tanah Air, kapten tim putri Ni Nyoman Sri Maryati tidak menutup rasa syukur dan kerja keras seluruh anggota tim. Kutipannya menjadi benang merah semangat tim sepanjang turnamen.

“ Semua teman-teman sudah berjuang semaksimal mungkin. Dari awal hingga semifinal melawan Iran pun, semuanya benar-benar bekerja keras. Kami sangat bersyukur dengan hasil yang diraih,” ujar kapten tim Ni Nyoman Srimaryati Minggu (26/10/2025), dikutip dari detikSport.

Nada yang sama datang dari Ketua Umum PB Padel Indonesia Galih Kartasasmita. Ia menekankan kebanggaan sekaligus menggarisbawahi target berikutnya agar tim tidak sekadar menikmati euforia podium.

“ Saya tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata selain rasa bangga yang luar biasa. Saya benar-benar bangga. Waktu itu, dalam wawancara terakhir, saya sempat bilang ke teman-teman punya firasat ada yang bisa lolos. Ternyata benar ada yang lolos, dan itulah yang membanggakan,” ucap Galih saat menyambut tim di Bandara Soekarno Hatta dikutip dari Liputan6.

Medali perunggu di ajang sebesar FIP Asia Cup tidak hanya menjadi catatan prestasi. Ini juga sinyal bahwa padel Indonesia bergerak ke level kompetitif baru di kawasan. Federasi menyebut rencana jangka pendek berupa eksibisi internasional di dalam negeri dan jangka menengah berupa program latihan luar negeri agar standar sains olahraga yang lebih maju bisa segera diaplikasikan.

Target terdekat adalah menjaga kontinuitas performa dan memperkecil jarak dengan dua penguasa podium yaitu Jepang dan Iran. Dengan modal permainan yang sudah rapi, mental bertanding yang teruji, serta program latihan yang lebih ambisius, peluang Indonesia untuk naik kelas tetap terbuka lebar.

Beri Komentar