Kisah Memprihatinkan Keluarga Pak Ansar, Belasan Tahun Hidup Tanpa Air Bersih dan Listrik

Reporter : Devi Puspitasari
Senin, 18 Mei 2020 06:30
Kisah Memprihatinkan Keluarga Pak Ansar, Belasan Tahun Hidup Tanpa Air Bersih dan Listrik
Memprihatinkan ya kondisi keluarga Pak Ansar ini.

Meski sebagian besar wilayah di Indonesia sudah menikmati fasilitas listrik dan air bersih, tapi sayangnya hal ini berbeda bagi keluarga Ansar yang tinggal di Lingkungan Tambayako, Kelurahan Simboro, Mamuju, Sulawesi Barat. Sudah 12 tahun keluarga yang terdiri dari 6 anggota ini harus hidup tanpa adanya listrik dan sumber air bersih.

Melansir dari liputan6.com, sebenarnya tempat tinggal Ansar cukup dekat dengan Jalan Martadinata yang jadi salah satu jalur utama di Kota Mamuju yakni hanya sekitar 400 meter. Tapi, lokasinya yang berada di atas perbukitan inilah yang membuatnya sulit dijangkau untuk mendapatkan aliran listrik.

1 dari 6 halaman

Sudah Belasan Tahun Hidup Tanpa Listrik

Ansar beserta sang keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 3x4 meter. Jalur menuju rumahnya sendiri cukup curam dan mendaki. Hal ini karena memang rumah keluarga Ansar ini berada di atas puncak bukit. Pasalnya, hanya sebidang tanah disanalah yang menjadi miliknya.

Selama ini, Ansar mengaku ia dan keluarganya sudah 12 tahun hidup tanpa ada penerangan listrik dan hanya mengandalkan alat penerangan yang berbahan bakar solar saat malam tiba. Begitupun dengan kebutuhan air, ia sering kali mengambil dari sumur warga.

" Kalau untuk air, saya biasa turun ke sumur di bawah untuk ambil, kemudian dibawa naik ke rumah, biasa juga ke sungai yang di bawah," kata Ansar yang dilansir dari Liputan6. 

2 dari 6 halaman

Ansar sendiri setiap harinya bekerja sebagai buruh bangunan. Sebagai sampingan, ia memanfaatkan lahan di sekitar rumahnya untuk bercocok tanam. Tapi usaha bercocok tanamnya ini sering kali gagal karena tak adanya sumber air yang memadai hingga panen tiba.

" Karena lagi musim hujan, saya tanam ubi, jagung sama lombok Pak. Saya juga bantu-bantu jagakan kambingnya warga," lanjutnya.

Sayangnya, sejak adanya pandemi corona ini, Ansar tak lagi bekerja karena tak ada pemilik pekerjaan yang memanggilnya. Saat ini ia mengaku hanya bergantung pada hasil panen tanamannya.

3 dari 6 halaman

Belum Mendapat Bantuan Pemerintah

Lebih memprihatinkannya lagi, selama ini keluarga Ansar belum pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah. Bahkan, ia tak terdaftar dalam program BPJS Kesehatan. Sejauh ini dirinya hanya mendapat bantuan dari warga.

" Tidak pernah Pak, barusan ini ada bantuan yang saya terima," tutur Ansar.

Pria berusia 47 tahun ini mengatakan bahwa dulunya ia adalah warga Polman dan sempat mengadu nasib sebagai petani sawit di daerah Mamuju Tengah sebelum menetap di kediamanannya yang sekarang.

" Beberapa tahun saya disana, saya lebih pilih selamatkan keluarga, karena waktu itu orang sudah bawa parang. Saya ke Mamuju karena ada tanah saya beli dulu di sini," ungkap Ansar.

4 dari 6 halaman

Terkendala Kartu Keluarga

Keluarga Pak Ansar © Diadona

Kepala Lingkungan Tambayako Nawawi Muin mengatakan sebenarnya selama ini ia sudah mengetahui tentang kondisi keluarga Ansar. Tapi karena Ansar tak memiliki Kartu Keluarga (KK) Mamuju, hal inilah yang membuatnya sulit mendapatkan bantuan dari pemerintah.

" Susah, karena kemarin KK dia itu, KK Polman. Jadi tidak bisa kita uruskan untuk masuk PKH dan BPJS Kesehatan," ungkap Nawawi.

Menurut Nawawi, baru sekitar satu tahun terakhir Ansar memiliki KK Mamuju sehingga ia akan mulai diuruskan untuk masuk kedalam program bantuan milik pemerintah. Tapi, entah bagaimana sampai sekarang dirinya masih saja belum terdaftar.

5 dari 6 halaman

Penuturan Salah Satu Warga

" Saya tidak tahu kenapa di dinas sosial tidak masuk-masuk, padahal selalu saya masukkan datanya," kata Nawawi. Meski begitu, Nawawi mengatakan ia akan terus berusaha agar Ansar bisa mendapatkan bantuan terutama program PKH dan BPJS Kesehatan.

Sementara itu, salah seorang warga bernama Alias mengaku dirinya tak tahu bila kondisi tempat tingal keluarga Ansar begitu memprihatinkan. Awalnya, ia menganggap kondisi keluarga ini masih cukup layak seperti halnya orang yang tinggal di daerah perkebunan lainnya.

6 dari 6 halaman

Ia mengatakan selama ini Alias tak pernah menceritakan mengenai kondisinya atau meminta bantuan saat mereka bertemu.

" Saya baru tahu, ketika saya naik ke rumahnya kemarin. Ternyata memang benar, orang yang betul-betul susah itu akan menerima keadaanya dengan ikhlas dan tetap berusaha," ujar Alias.

Memprihatinkan ya kondisi keluarga Pak Ansar. Semoga saja keluarga Pak Ansar ini segera bisa mendapat bantuan dari pemerintah ya apalagi di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.

Beri Komentar