Pengajuan Mengejutkan Natasha Moor, MUA Internasional yang Terinfeksi COVID-19 Tanpa Gejala

Reporter : Hevy Zil Umami
Jumat, 17 April 2020 08:45
Pengajuan Mengejutkan Natasha Moor, MUA Internasional yang Terinfeksi COVID-19 Tanpa Gejala
Kalau tidak karena pengakuan langsung dari dirinya sendiri, tidak akan ada yang tahu kalau seorang makeup artist (MUA) Natasha Moor terjangkit COVID-19.

Iya mengunggah sebuah IGTV yang berisi pengakuan di akun Instagram pribadinya @natasha.moor. MUA Internasional dengan jumlah pengikut 59.1k ini, adalah pasien nomor 313 dari lebih dari 1.000 pasien positif COVID-19 di Hong Kong.

Langkah yang diambil Natasha terbilang berani dan berisiko, karena ini semua akan mempertaruhkan kariernya sebagai makeup artist internasional. Sebelum adanya pandemi, ia biasa terbang ke berbagai negara dan menyentuh wajah banyak orang. Ia juga seringkali mengaplikasikan riasan ke kliennya untuk beragam acara, termasuk jasa make up pernikahan.

1 dari 7 halaman

      View this post on Instagram

I wanted to keep this private, but I think there’s a lot of people out there that need to be aware of how serious this virus is. I’m here to help anyone with any questions. Sending you all so much love and warmth and lots of positive energy!

A post shared by Natasha Moor (@natasha.moor) on

Di awal video juga Natasha mengatakan, awalnya ia ingin menyimpan hal ini hanya untuk keluarga dan dirinya sendiri, namun kini ia berani untuk menceritakannya pada dunia. Namun, Natasha mengaku tak peduli dengan apa yang orang lain pikirkan atau bagaimana penilaian orang lain, setelah ia mengaku. "Aku tak peduli dengan orang yang berpikiran sempit yang berpikir aku seperti monster yang tidak bisa disentuh karena positif corona. Aku tahu aku punya suara dan aku perlu menggunakannya," ucapnya seperti dikutip dari South China Morning Post. Wanita berdarah India itu mengaku telah mendengar gosip yang beredar di pesan WhatsApp tentang dirinya. Namun, Natasha kembali menegaskan, dibuatnya video itu atas niat untuk mengatakan kebenaran versi dirinya sendiri. Ia juga teringat moto bisnisnya, yakni untuk membantu perempuan merasa berdaya.

2 dari 7 halaman

Natasha Moor © Diadona

Dunia bisnis MUA menuntut Natasha untuk terbang ke lebih 15 negara dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Tak hanya merias wajah klien yang kebanyakan berasal dari kalangan selebritas, ia juga sering tampil di talkshow dan mendemokan keahlian make upnya. Bahkan, ia memiliki brand kosmetik yang didistribusikan di Sephora.

" Aku telah bepergian begitu banyak dalam jangka waktu lama sampai aku tak lagi merasa jet lag. Tapi ketika aku mendarat dari London pada 18 Maret, aku benar-benar merasa lelah secara fisik. Aku tak demam atau menunjukkan gejala signifikan, tetapi aku tahu ada yang salah. Aku bilang kepada semua orang untuk menjauh dariku dan aku pergi untuk mengecek kondisiku pada 20 Maret," tutur Natasha lewat telepon.

Natasha menceritakan kronologi bagaimana awalnya ia tahu kalau dirinya terinfeksi virus ini. Ia memeriksakan diri di Caritas Medical Centre di Sham Sui Po, dan hasilnya diperoleh dengan cepat, yakni positif COVID-19. Padahal, Natasha bilang ia tidak menunjukkan gejala-gejala umum seperti sedang terjangkit virus itu. Tidak ada demam tinggi, batuk kering, sesak napas mapun diare.

3 dari 7 halaman

Natasha Moor © Diadona

" Aku bersyukur ada di Hong Kong, setidaknya aku bisa dapat kabar dalam 12 jam saja di sini. Di Eropa dan AS, kecuali Anda menunjukkan gejala yang parah, mereka tidak akan memeriksamu dan bahkan menyuruhmu pulang. Untuk tahu hasilnya butuh berminggu-minggu, dan selama itu, kamu bisa menyebarkan ke sekelilingmu bila kamu tak menunjukkan gejala sepertiku," ujar Natasha.

Natasha mengingat saat pertama kali dirinya memeriksakan kondisinya ke rumah sakit. Hasil tes darahnya bersih, begitu pula dengan foto X-ray. Meski begitu, terdeteksi infeksi dada ringan.

" Mereka (tenaga medis) langsung membawaku ke ruangan privat segera setelah melihat sesuatu di dadaku. Pengujiannya sangat buruk - mereka memasukkan tabung ke hidungmu dan rasanya seperti di neraka. Aku tinggal semalam, tapi tak terlalu gugup karena dokter awalnya berkata aku tak memiliki gejala signifikan dan kondisi darahku juga baik," ucapnya.

4 dari 7 halaman

Natasha Moor © Diadona

Setelah itu, ada tes darah lain yang dijalaninya. Tes itu mengonfirmasi virus telah menginfeksi tubuknya. Pil dan suntikan kemudian diambil pada pagi, siang, dan malam berikutnya, dan kini ia menjalani karantina di rumah sakit sejak 20 Maret.

" Hal yang paling mengejutkanku adalah bahwa dokter tidak mengunjungimu. Tidak sekalipun. Dokter hanya mengontakku untuk memberi tahu apa yang terjadi dan menjelaskan pengobatan yang kuterima," sambung Natasha.

Ia diberi obat antivirus lopinavir/ritonavir secara oral, dan ribavirin dan interferon B-1b, melalui infus. " Bahkan dokter di seluruh dunia tidak tahu apakah obat-obatan itu akan bekerja. Poin penting yang ditekankan padaku adalah tidak ada yang teruji, ini hal baru bagi kami para dokter dan kami tidak menjanjikan kepulihan sempurna, tapi inilah yang sukses mengobati orang lain," tuturnya.

5 dari 7 halaman

Natasha Moor © Diadona

Natasha awalnya tinggal di bangsal isolasi sendirian. Tetapi setelah beberapa lama, ia berbagi ruang dengan enam pasien lainnya seiring dengan makin menyebarnya virus ini ke seluruh dunia.

" Aku tak yakin bagaimana, tapi seiring aku membaik, masuknya lebih banyak pasien dengan derajat keparahan dan tahap infeksi virus yang berbeda-beda, aku melihat itu mendatangkan manfaat bagi kami (pasien)," katanya.

Demam dan sesak mulai ia rasakan saat mulai menjalani pengobatan. Ia juga harus mengatasi sejumlah efek samping lainnya, seperti depresi, kecemasan, dan insomnia.

" Aku pikir aku mengalami semuanya yang datang dan pergi, sehingga aku harus memaksa diriku untuk menjadi super positif," ujarnya.

Kondisi sendirian membuatnya makin banyak berpikir hal yang buruk. Ia pun bertarung dengan pikirannya sendiri. Meski begitu, ia tak pernah memperlihatkannya di akun Instagramnya.

6 dari 7 halaman

Natasha Moor © Diadona

Saat sendiri pula, ia punya waktu untuk merenungkan dan mengingat-ngingat dari mana ia bisa terinfeksi. Ia menduga kalau ia mulai terinveksi virus itu saat berada di Bandara Heathrow London, Inggris.

" Heathrow sangat padat orang karena semua berusaha pergi dari sana sebelum lockdown di negara yang dituju. Pihak keamanan bahkan tidak mengecek semua orang dengan benar karena semua orang sangat ketakutan. Aku yakin aku mendapatkannya di Heathrow."

Memasuki ulang tahunnya yang ke-30, Natasha terus memantau media sosialnya. Ia kecewa dengan sikap anak muda generasinya yang tak peduli dengan pandemi.

" Orang-orang tak menganggap ini serius. Aku melihat mereka mengunggah video pesta, pergi ke pantai, pesta di atap rumah, isolasi sosial harusnya jadi keharusan saat ini," ucapnya.

Di sisi lain, ia juga berusaha untuk tetap produktif. Setelah beberapa waktu tidak berminat untuk makeup saat berada di rumah sakit, ia akhirnya membuat tutorial make up lewat Instagram Live. " Sebelum aku tak punya lagi waktu," katanya.

7 dari 7 halaman

Natasha kini akan segera keluar rumah sakit seiring hasil tesnya negatif COVID-19 setelah hampir empat minggu dirawat. Ia pun mulai menyusun rencana tentang apa yang akan dilakukannya setelah keluar nanti.

" Bila aku keluar, yang pertama kali aku ingin lakukan adalah aku ingin memeluk, aku ingin berolahraga dengan benar, dan aku ingin memanjakan diri dengan spa di rumah. Tapi, yang paling kuinginkan adalah makan malam bersama keluargaku," ujarnya.

Beri Komentar