Cerita di Balik Paes Ageng yang Digunakan Erina Gudono saat Akad Nikah, Penuh Filosofi hingga Butuh Waktu 5 Hari untuk Mantapkan Hati

Reporter : Olivia Lidya Elsanty
Selasa, 13 Desember 2022 12:34
Cerita di Balik Paes Ageng yang Digunakan Erina Gudono saat Akad Nikah, Penuh Filosofi hingga Butuh Waktu 5 Hari untuk Mantapkan Hati
Erina Gudono bagikan cerita menarik di balik layar pernikahannya dengan Kaesang.

Kaesang Pangarep, putra ketiga Presiden Joko Widodo, resmi menikahi Erina Gudono pada Sabtu, 10 Desember 2022. Akad nikah digelar di Pendopo Agung Ambarrukmo, Yogyakarta.

Melalui unggahan di Instagram, Erina Gudono membagikan cerita menarik di balik momen akad nikahnya dengan Kaesang. Rupanya, Erina dan Kaesang sendiri yang memikirkan beragam konsep untuk pernikahan mereka.

1 dari 6 halaman

Butuh waktu lama untuk mantapkan hati pakai Paes Ageng Yogya

"Ada banyak cerita di balik layar acara pernikahan ini. Acara yang dikonsep oleh aku dan Kaesang sesuai selera kami— dari tema, motif kain, busana, alur acara, dan segala perintilan lainnya," tulis Erina, mengawali ceritanya.

"Untuk rias dari awal mas kaesang, Ibu, Mama, dan Gusti Putri titip pesan untuk memakai Paes Ageng Yogya, tapi butuh waktu lama untuk akhirnya aku memantapkannya bahkan sampai lima hari sebelum acara. Karena aku mau melakukannya dengan hati hati dan sepenuhnya untuk menyebarkan budaya Yogyakarta ke masyarakat," lanjutnya.

"Harapannya makin banyak orang tahu bahwa di balik indahnya riasan Paes Ageng Yogyakarta, dari cithak, centhung, paes prada, alis menjangan, dan sebagainya ternyata tersimpan banyak filosofi agung di dalamnya. Filosofi ini menjadi bentuk harapan bagi pengantin wanita dan pria dalam menjalani kehidupan pernikahan," ujar Erina.

      View this post on Instagram

A post shared by Erina S Gudono (@erinagudono)

2 dari 6 halaman

Sekilas soal Pakem Jogja Paes Ageng

Paes Ageng Yogya yang Dipakai Erina Gudono saat Akad Nikah © Diadona

Melansir dari lama indonesia.go.id, paes atau pepaes memiliki arti membuat indah atau rerenggan pada bagian dahi pengantin wanita. Riasan ini awalnya hanya meliputi kecantikan wajah, seperti membersihkan rambut halus di dahi, mempercantik alis, mata, dan sebagainya.

Seiring berjalannya waktu, paes pun dimaknai sebagai kegiatan merias diri atau yang dalam bahasa Jawa disebut ngrengga badan. Alhasil, paes kadang dimaknai sebagai riasan lengkap yang meliputi seluruh bada, tak cuma wajah dan rambut.

3 dari 6 halaman

Paes Ageng sendiri merupakan tata rias yang digunakan oleh keluarga Keraton Yogyakarta saat melangsungkan pernikahan. Paes Ageng ini menjadi salah satu tata rias pengantin yang masih terus dilestarikan, sehingga boleh dipakai oleh masyarakat umum, tidak terbatas pada keluarga kerajaan di lingkungan keraton saja.

Pola rias atau cengkorongan paes bisa dilihat mulai dari bagian tengah, yakni bentuk penunggul atau gajahan, pengapit, penitis, dan godheg. Untuk Paes Ageng dengan gaya Keraton Yogyakarta biasanya identik berupa riasan warna hitam dengan bentuk meruncing serta sedikit melengkung seperti daun sirih. Kemudian dilengkapi dengan penggunaan prada atau serbuk emas di bagian tepi paes.

4 dari 6 halaman

Bentuk alis Menjangan Ranggah

Paes Ageng Yogya yang Dipakai Erina Gudono saat Akad Nikah © Diadona

Sesuai aturan atau pakem, bentuk alis pengantin yang menggunakan riasan paes ageng biasanya akan dibuat menyerupai bentuk tanduk rusa di bagian ujungnya. Bentuk ini disebut Menjangan Ranggah.

Bentuk alis Menjangan Ranggah menampilkan unsur keindahan dan menyimpan filosofi yang menarik. Bentuk alis ini merupakan lambang kewaspadaan untuk menghadapi dan mengatasi serangan buruk dari berbagai arah. Seorang istri diharapkan dapat cekatan, terampil, dan ulet, dalam menghadapi persoalan rumah tangga.

5 dari 6 halaman

Selain bagian alis, riasan mata juga diberi celah-celah sehingga disebut jahitan mata. Pola ini dibuat untuk membuat mata tampak indah dan memberi kesan redup.

Sebagai pelengkap, biasanya paes akan dilengkapi sanggul bokor mengkurep, gajah ngoling sumping pupus ron kates, serta kampuh atau dodot.

Beri Komentar