Kenalan dengan Ceyco Georgia, Perempuan Indonesia Pertama yang Raih Medali di Kejuaraan Karate Level Dunia
Ceyco Georgia, Perempuan Indonesia Pertama Yang Raih Medali Di Kejuaraan Karate Level Dunia | Foto: Instagram/@ceycogeorgia
Reporter : Abidah Ardelia
Bayangkan saja, selama bertahun-tahun karateka putri Indonesia berjuang menembus ketatnya persaingan global, belum ada satu pun yang berhasil membawa pulang medali dari kejuaraan dunia tingkat senior.
Nama Ceyco Georgia Zefanya Hutagalung mungkin sudah tidak asing bagi penggemar karate. Tapi apa yang ia lakukan di Budapest, Hungaria, pada ajang WKF World Karate Championship 2023 benar-benar membuat kita semua harus memberikan hormat.
Bayangkan saja, selama bertahun-tahun karateka putri Indonesia berjuang menembus ketatnya persaingan global, belum ada satu pun yang berhasil membawa pulang medali dari kejuaraan dunia tingkat senior.
Namun, kutukan itu akhirnya pecah. Ceyco hadir dan membuktikan bahwa atlet perempuan Indonesia punya mental baja untuk berdiri di podium tertinggi dunia.
Detik-Detik Terciptanya Sejarah
Perjalanan Ceyco di Budapest bukanlah hal yang mudah. Bertanding di kelas kumite putri minus 68 kilogram, ia harus menghadapi lawan-lawan tangguh dari berbagai negara yang punya tradisi karate kuat.
Puncaknya adalah saat perebutan medali perunggu. Di hadapannya, berdiri Shroeter Mafeliene, atlet tangguh asal Jerman yang siap menjegal ambisi Indonesia.
Namun, Ceyco tampil begitu tenang dan dominan. Ia menutup pertarungan dengan skor telak 4-0 tanpa balas.
Kemenangan ini bukan sekadar soal membawa pulang medali perunggu, tapi soal membuka gerbang sejarah. Ceyco resmi menjadi karateka putri Indonesia pertama yang meraih medali di kejuaraan dunia senior.
Jika kita melihat catatan sejarah lebih luas, Ceyco adalah orang kedua dari Indonesia yang mampu melakukan hal ini. Sebelumnya, hanya ada satu nama yang pernah mencicipi podium dunia, yaitu legenda karate Donny Dharmawan yang meraih perunggu pada tahun 2006 silam.
Butuh waktu belasan tahun bagi Indonesia untuk kembali melihat bendera Merah Putih berkibar di ajang setingkat ini, dan kali ini dipersembahkan oleh seorang srikandi.
Bangkit dari Luka Lama
Kesuksesan Ceyco di tahun 2023 ini terasa sangat manis justru karena ia pernah merasakan pahitnya kegagalan. Di tahun 2018, Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games. Ceyco yang masih belia dan baru masuk pelatnas sejak 2017 digadang-gadang bakal bersinar. Harapan publik begitu besar di pundaknya.
Sayangnya, realita di lapangan berkata lain. Ceyco harus menelan pil pahit karena gugur di babak awal setelah kalah dari wakil Vietnam, Nguyen Thi Ngoan.
Bagi atlet muda, kekalahan di depan pendukung sendiri bisa saja mematikan mental dan semangat juang. Namun, Ceyco berbeda.
Ia tidak membiarkan kekalahan itu mendefinisikan kariernya. Justru, momen jatuh itu menjadi bahan bakar untuk melompat lebih tinggi.
Gadis kelahiran Jakarta, 24 Juni 1999 ini kembali ke dojo, berlatih lebih keras, dan memperbaiki setiap celah kesalahannya.
Hasilnya mulai terlihat saat ia menyabet emas di ASEAN University Games 2022 di Thailand, lalu berlanjut dengan emas di Kejuaraan Asia Karate 2023 di Kuala Lumpur, hingga akhirnya pecah telur di level dunia di Hungaria.
Menyeimbangkan Buku dan Sabuk Hitam
Satu hal yang membuat kisah Ceyco semakin menarik adalah statusnya yang bukan hanya sekadar atlet. Ia juga seorang mahasiswi.
Ceyco tercatat menempuh pendidikan di Universitas Kristen Indonesia (UKI) jurusan Ilmu Komunikasi. Menjadi atlet kelas dunia sambil mengejar gelar sarjana tentu bukan perkara gampang.
Ia harus pintar-pintar membagi waktu antara jadwal latihan pelatnas yang super padat dengan tugas-tugas kuliah yang menumpuk.
Ceyco pernah bercerita bahwa ia berusaha memaksimalkan keduanya. Saat waktunya latihan, ia akan fokus 100 persen di matras.
Namun saat harus kuliah, ia akan mendedikasikan pikirannya untuk akademik. Dukungan beasiswa atlet dari kampusnya memang membantu, tapi disiplin diri tetaplah kunci utamanya.