Penelitian Telah Membuktikan, Penderita Bipolar Memiliki Kreatifitas Tinggi

Reporter : Mutia Wella Lukitasari
Sabtu, 28 Desember 2019 18:50
Penelitian Telah Membuktikan, Penderita Bipolar Memiliki Kreatifitas Tinggi
Penderita bipolar tidak hanya mengenai perubahan suasana hati saja, namun ternyata mereka juga memiliki kreatifitas tinggi loh.

Banyak orang yang hidup dengan gangguan bipolar telah menunjukkan jika diri mereka sangat kreatif. Ada banyak artis, aktor, musisi yang memiliki gangguan bipolar dan memiliki karya-karya yang luar biasa. Beberapa diantaranya terdapat Marshanda, Ariel Tatum, Demi Lovato, hingga Ctherine zeta-Jones.

Orang terkenal lainnya yang juga diyakini memiliki gangguan bipolar adalah termasuk pelukis Vincent Van Gogh, penulis Virginia Woolf, dan musisi Kurt Cobain. Jadi apa hubungan kreativitas dengan gangguan bipolar?

Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang mana menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem pada penderitanya. Suasana hati berubah-ubah antara senang, berenergi tinggi (mania) dan sedih, letih terendah (depresi). Perubahan suasana hati ini tidak menentu, bisa terjadi beberapa kali setiap minggu atau hanya beberapa kali dalam setahun.

Dilansir dari healthline (07/02), beberapa penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa orang-orang yang memang secara genetik cenderung mengalami gangguan bipolar lebih cenderung menunjukkan kreativitas tingkat tinggi, terutama dalam bidang artistik dimana keterampilan verbal yang kuat dapat sangat membantu.

Dalam satu studi pada 2015, peneliti mengambil IQ hampir 2.000 anak-anak berusia 8 tahun, dan kemudian menilai mereka pada usia 22 atau 23 tahun untuk sifat maniknya. Mereka menemukan bahwa IQ anak-anak yang tinggi dikaitkan dengan gejala bipolar di kemudian hari. Untuk alasan ini, para peneliti percaya fitur genetik yang terkait dengan gangguan bipolar dapat membantu, dalam arti bahwa mereka juga dapat menghasilkan sifat-sifat yang bermanfaat.

Peneliti lain juga menemukan hubungan antara genetika, gangguan bipolar, dan kreativitas. Dalam penelitian lain di 2015, peneliti menganalisis DNA lebih dari 86.000 orang untuk mencari gen yang meningkatkan risiko gangguan bipolar dan skizofrenia. Mereka juga mencatat apakah individu tersebut bekerja atau terkait dengan bidang kreatif, seperti menari, akting, musik, dan menulis. Mereka menemukan bahwa individu kreatif memiliki kemungkinan hingga 25 persen lebih besar daripada orang yang tidak kreatif untuk membawa gen yang berhubungan dengan bipolar dan skizofrenia.

Memang tidak semua orang dengan gangguan bipolar memiliki kreatifitas tinggi, dan tidak semua orang yang berkreatifitas tinggi memiliki gangguan bipolar. Namun, tak dapat dipungkiri jika ada hubungan antara gen yang menyebabkan gangguan bipolar dan tingkat kreativitas seseorang.

Beri Komentar