Terlalu Ikut Campur Urusan Anak Ternyata Bisa Bikin Mereka Depresi dan Jadi Korban Bully!

Reporter : Audila Rima Ndani
Minggu, 19 April 2020 07:37
Terlalu Ikut Campur Urusan Anak Ternyata Bisa Bikin Mereka Depresi dan Jadi Korban Bully!
Boleh sayang tapi jangan berlebihan ya, Moms!

Setiap orang tua pasti pengen yang terbaik untuk anak-anak mereka. Orang tua mana sih yang pengen anaknya kesulitan dan nggak bahagia di dunia ini? Pasti nggak ada.

Tapi kadang beberapa orang tua nggak sadar sudah melakukan hal yang salah demi anaknya sendiri. Sebagai contohnya adalah terlalu ikut campur urusan anak. Padahal hal itu nggak baik lho!

Dari yang saya baca di Times of India, banyak orang tua yang masih cenderung mengatur dan mengendalikan setiap aspek dalam kehidupan anak bahkan pada hal terkecil sekalipun. Pola asuh seperti ini sering disebut dengan hyper-parenting.

1 dari 4 halaman

ilustrasi ibu memarahi anak © Diadona

Hyper-parenting merupakan pola asuh berlebihan di mana orang tua terlalu terlibat dalam kehidupan anak. Orang tua akan cenderung memberi perhatian berlebihan pada kehidupan anak dengan niat yang mereka anggap baik.

Orang tua yang melakukan hyper-parenting merasa bahwa dengan mengendalikan hidup anak, mereka bisa menyelamatkan anak dari rasa kecewa dan kesulitan dalam hidup. Mereka berpikir bahwa menjadi orang tua yang baik adalah dengan mengatur kehidupan anak dan membantu mereka menyelesaikan masalah.

Padahal hal ini justru bisa menjerumuskan anak lho. Berikut beberapa dampak dari orang tua yang terlalu ikut campur urusan anak.

2 dari 4 halaman

Depresi

ilustrasi anak stres © Diadona

Hyper-parenting membuat orang tua terbiasa mengarahkan anak-anak mereka tentang banyak hal. Tindakan ini justru bisa menyebabkan anak terlalu taat dan menghambat kemampuan mereka untuk mengembangkan bakat dan potensi. Hal itu juga bisa membuat anak tertekan dan menjadi depresi. 

3 dari 4 halaman

Jadi korban bully

ilustrasi bullying © Diadona

Pola asuh yang berlebihan membuat anak kehilangan kebebasan mereka. Anak yang nggak bebas justru bisa jadi sasaran empuk bagi pelaku bully. Bullying sering terjadi ketika anak gagal berkomunikasi dengan baik dengan teman-temannya. Aturan ketat yang menyertai hyper-parenting juga menarik anak menjauh dari teman-teman mereka dan menyebabkan efek buruk pada keterampilan komunikasi mereka.

4 dari 4 halaman

Anak kurang percaya diri dan mandiri

Ilustrasi anak stress belajar © Diadona

Anak-anak yang hidupnya terlalu diatur oleh orang tua mereka justru bisa tumbuh menjadi seseorang yang kurang percaya diri dan mandiri. Saat anak terbiasa diatur, mereka akan lebih mudah menyerah dan punya kebiasaan menyerahkan semuanya pada orang tua mereka. Anak juga bisa merasa cemas dan takut pada dunia luar.

Itulah beberapa dampak dari orang tua yang terlalu ikut campur kehidupan anaknya. Semoga bisa menyadarkan kita biar nggak begitu ya, Moms!

Beri Komentar