© Shutterstock.com
Siapa yang tak kenal dengan gadget? Teknologi canggih ini telah merasuk ke dalam setiap aspek kehidupan kita, termasuk interaksi antara orang tua dan anak. Namun, sepertinya ada satu masalah besar yang semakin merayap: orang tua yang asyik dengan gadgetnya saat bersama anak. Ironisnya, sambil terhubung dengan dunia maya, kita sering kali terputus dari kenyataan di sekitar kita, terutama dari momen berharga bersama buah hati.
© Diadona
Bertemu dengan teman maya atau terikat dengan berita di media sosial mungkin menggoda, tetapi ketika orang tua lebih fokus pada layar daripada anak-anaknya, hal itu merampas momen berharga yang tak akan pernah kembali. Anak-anak membutuhkan perhatian dari orang tua mereka untuk tumbuh dan berkembang secara emosional. Ketika orang tua lebih tertarik pada dunia digital, mereka kehilangan peluang berinteraksi, mengajarkan nilai-nilai, dan membangun hubungan yang kuat dengan anak-anak mereka.
© Diadona
Ketika orang tua lebih sibuk dengan gadget, anak-anak bisa merasa diabaikan dan kurang penting. Dalam fase perkembangan mereka yang kritis, anak-anak memerlukan dukungan dan panduan untuk memahami dunia di sekitar mereka. Kurangnya interaksi langsung dapat menghambat kemampuan mereka dalam membangun keterampilan sosial, seperti berbicara, berbagi, dan berempati. Ini bisa berdampak jangka panjang pada kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan orang lain di masa depan.
Orang tua adalah teladan pertama bagi anak-anak. Jika anak-anak melihat orang tua mereka lebih suka bergantung pada teknologi daripada berbicara dengan mereka, mereka mungkin akan menganggap perilaku ini sebagai contoh yang baik. Penting bagi orang tua untuk menunjukkan bagaimana menggunakan teknologi secara bijaksana dan seimbang, sehingga anak-anak dapat belajar mengenai batasan yang tepat dalam penggunaannya.
© Diadona
Saat kamu sibuk main gadget sambil mengurus si kecil, bisa bikin dia merasa nggak dianggap dan kurang diperhatikann. Parahnya, perasaan kayak gini bisa membentuk pola otak anak juga, loh. Jadi, anak yang sering ngerasa nggak diperhatikan orang tua bisa jadi punya otak yang lebih kecil ketimbang yang selalu dapat perhatian maksimal dari orang tua mereka. Nah, kalau udah kayak gini, hubungan kamu sama si anak juga bisa jadi renggang, dan nggak akur.
Buat si kecil yang punya semangat kompetitif, kadang gadget jadi pesaing berat, nih. Dia merasa kayak lagi adu perhatian sama gadget. Perasaanini bisa aja muncul pas kamu lagi asyik buka sana-sini atau cuma membalasa chat. Nah, ketika kamu lebih pilih fokus sama gadget daripada memperatikan mereka yang lagi main, bisa jadi dia berpikir kalau kehadirannya di deket kamu nggak penting-penting amat. soalnya, kalah saing sama gadget-mu.
Lagi Jalan Bareng Aaliyah Massaid, Ekspresi Thariq Halilintar Disebut Netizen Seperti Punya Beban
Viral Lagi, Video Syur Diduga Mirip Rebecca Klopper Berdurasi 11 Menit
Profil Ikram Rosadi, Suami Baru Larissa Chou yang Kelola Perumahan Elit
10 Potret Dwi Sasono Jadi Pemain Terbaik di Ajang Bahkan Voli, Tanding Sengit Lawan The Prediksi