7 Cara Membangun Kedekatan Kakak-Adik Tanpa Persaingan, Bisa Dicoba Moms!
Foto: Freepik
Reporter : Abidah Ardelia
Biar kakak adik saling dekat, kuncinya ada di komunikasi, momen bareng, dan nggak banding-bandingin anak.
Hubungan kakak dan adik sering kali jadi warna tersendiri dalam sebuah keluarga. Ada yang harmonis, tapi tak jarang juga diwarnai dengan pertengkaran kecil, rasa iri, atau bahkan persaingan. Padahal, kakak dan adik bisa jadi sahabat terbaik seumur hidup kalau sejak kecil sudah terbiasa dekat tanpa harus dibanding-bandingkan.
Kedekatan ini nggak terbentuk begitu saja, tapi bisa dibangun dengan pola komunikasi yang tepat, sikap saling menghargai, dan perhatian dari orang tua.
Nah, buat kamu yang ingin tahu bagaimana caranya menciptakan hubungan kakak-adik yang akur tanpa persaingan, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan.
1. Jangan Biasakan Membandingkan
Salah satu sumber utama persaingan antara kakak dan adik adalah kebiasaan dibanding-bandingkan. Misalnya, adik dipuji karena lebih rajin, sementara kakak diingatkan karena malas. Sekilas terlihat wajar, tapi kalau sering dilakukan, hal ini bisa menumbuhkan rasa iri dan jarak emosional.
Orang tua perlu memberi apresiasi sesuai kelebihan masing-masing anak tanpa harus menyinggung yang lain. Dengan begitu, kakak maupun adik merasa dihargai apa adanya, bukan dituntut jadi lebih baik dari saudaranya.
2. Ciptakan Momen Kebersamaan
Kedekatan lahir dari kebiasaan bersama. Coba buat rutinitas kecil yang bisa dilakukan kakak dan adik setiap hari. Misalnya, makan malam bersama, menonton film di akhir pekan, atau bahkan hal sederhana seperti bermain board game.
Momen-momen ini memberi ruang buat mereka saling mengenal karakter satu sama lain. Dari situ, hubungan yang tadinya renggang bisa jadi lebih hangat.
3. Ajarkan Pentingnya Saling Mendukung
Daripada saling bersaing, lebih baik kakak dan adik belajar untuk jadi pendukung satu sama lain. Misalnya, saat adik ikut lomba, kakak hadir untuk memberi semangat. Atau ketika kakak belajar untuk ujian, adik bisa membantu dengan cara sederhana, seperti menyiapkan camilan.
Kebiasaan ini bisa membentuk pola pikir bahwa keberhasilan salah satu bukan berarti kegagalan yang lain. Justru, keberhasilan anggota keluarga adalah kebanggaan bersama.
4. Berikan Ruang untuk Diri Sendiri
Kedekatan bukan berarti harus selalu bersama. Kadang, kakak dan adik juga butuh ruang untuk dirinya sendiri. Orang tua perlu mengajarkan bahwa memiliki privasi itu wajar.
Contohnya, jangan memaksa adik untuk selalu ikut ke mana kakak pergi, atau sebaliknya. Dengan memberi ruang, mereka bisa belajar menghargai batasan. Nanti, ketika kembali bersama, kedekatannya terasa lebih alami dan tidak terpaksa.
5. Bangun Komunikasi yang Positif
Kunci utama menghindari persaingan adalah komunikasi yang sehat. Biasakan kakak dan adik untuk ngobrol terbuka tentang perasaan mereka, baik itu marah, kecewa, atau senang.
Kalau ada masalah, dorong mereka untuk menyelesaikan dengan bicara, bukan dengan berteriak atau berdiam diri terlalu lama. Komunikasi yang positif akan memperkuat rasa percaya dan menumbuhkan empati di antara mereka.
6. Rayakan Pencapaian Bersama
Saat salah satu berhasil, misalnya menang lomba atau dapat nilai bagus, ajak seluruh keluarga untuk merayakan kecil-kecilan. Hal ini bisa memberi pesan bahwa pencapaian individu juga merupakan kebanggaan keluarga.
Dengan begitu, adik atau kakak yang lain tidak merasa tersisih, melainkan ikut berbahagia. Kebersamaan ini bisa mencegah munculnya perasaan iri yang biasanya memicu persaingan.
7. Jadikan Orang Tua sebagai Contoh
Anak-anak biasanya meniru pola hubungan yang mereka lihat di rumah. Kalau orang tua terbiasa saling mendukung tanpa meremehkan satu sama lain, kakak dan adik pun akan belajar hal yang sama.
Makanya, penting bagi orang tua untuk menunjukkan sikap adil, tidak pilih kasih, dan mengajarkan bahwa perbedaan bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan yang melengkapi.
Membangun kedekatan kakak dan adik tanpa persaingan memang butuh proses. Tidak ada cara instan, tapi dengan komunikasi yang sehat, momen kebersamaan, dan kebiasaan saling mendukung, hubungan mereka bisa jadi lebih kuat dari sekadar ikatan darah.
Kalau berhasil, kakak dan adik bukan cuma jadi saudara, tapi juga sahabat seumur hidup yang bisa saling menguatkan dalam suka maupun duka.