Review Film 'Srimulat: Hil yang Mustahal Babak Pertama', Sebuah Perayaan Tingkat Tinggi untuk Komedi Slapstick

Reporter : Firstyo M.D.
Senin, 23 Mei 2022 15:07
Review Film 'Srimulat: Hil yang Mustahal Babak Pertama', Sebuah Perayaan Tingkat Tinggi untuk Komedi Slapstick
Suka guyonan bapak-bapak ala Srimulat? Film ini cocok buat kamu!

Srimulat merupakan grup lawak nomor wahid Indonesia. Kehadiran Srimulat seolah menjadi penentu arah komedi tanah air yang dihiasi dengan berbagai wujud komedi slapstick, mulai dari mata kecolok gelas, kaki hilang waktu duduk, salah ucap kata yang disengaja, dan masih banyak lagi. Jenis komedi macam ini bahkan telah didefinisikan dengan sangat spesifik sebagai 'Humor Srimulat', sebuah titel yang menunjukkan betapa ikoniknya lelucon mereka.

Oleh karena itu, bukanlah hal yang mengherankan ketika akhirnya sutradara Fajar Nugros bersama rumah produksi IDN Pictures memutuskan untuk membuat film biografi yang mengangkat kisah perjalanan Srimulat, dari jagoan regional menjadi legenda nasional.

1 dari 6 halaman

Cerita film 'Srimulat: Hil yang Mustahal Babak Pertama' berangkat dari latar belakang grup lawak Srimulat bentukan Teguh Slamet Rahardjo (Rukman Rosadi) yang berbasis di Kota Solo, Jawa Tengah dan telah malang melintang di berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hingga suatu hari grup Srimulat yang beranggotakan Asmuni (Teuku Rifnu Wikana), Tarzan (Ibnu Jamil), Kabul alias Tessy (Erick Estrada), Djudjuk Djuwariah (Erica Carlina), Nunung (Zulfa Maharani), Timbul (Dimas Anggara), dan Basuki (Elang El Gibran) mendapatkan tawaran untuk tampil di sebuah stasiun televisi swasta yang membuat mereka harus berangkat ke Jakarta. Ditambah anggota baru bernama Aris alias Gepeng (Bio One), seorang penabuh kendang yang menjadi rising star karena celetukan lucunya, Srimulat pun mengawali perjuangan untuk meraih kejayaan di ibu kota.

2 dari 6 halaman

Review Film 'Srimulat: Hil yang Mustahal Babak Pertama'

      View this post on Instagram

A post shared by SRIMULAT: Hil Yang Mustahal (@filmsrimulat)

Secara umum, film 'Srimulat: Hil yang Mustahal Babak Pertama' berhasil menyampaikan kisah awal perjalanan Srimulat dengan cukup baik. Sutradara Fajar Nugros cukup cerdik dengan menempatkan Gepeng sebagai sosok sentral dalam cerita dan menjadikannya sebagai penggerak plot. Porsi penceritaan yang banyak menyorot latar belakang Gepeng membuat ansambel cast yang terbilang ramai menjadi lebih terikat sehingga fokus penonton pun tidak terpecah.

Empati penonton pun turut dimainkan saat harus menyaksikan kisah Gepeng, dari awalnya hanya pemain kendang biasa yang tidak percaya diri dan tidak didukung oleh sang ayah untuk tampil di panggung hingga menjadi salah satu personel Srimulat. Tentu saja, keputusan untuk menempatkan Gepeng sebagai sosok yang berada di depan dari aspek penceritaan membuat penggalian karakter lain menjadi tidak terlalu dalam.

3 dari 6 halaman

Sebenarnya, selain kisah latar belakang Gepeng, cerita tentang karakter lain pun sudah sempat sedikit diungkap. Misalnya tentang Kabul yang menemukan karakter Tessy sebagai penawar ketakutannya karena tampil tidak lucu di panggung terakhir Srimulat, ketertarikan Tarzan dengan dunia militer, serta keinginan Nunung untuk nembang. Namun, penyampaian yang hanya berupa montase tak membuat penonton jadi semakin terikat dengan para karakter, seperti saat kita berempati pada sosok Gepeng.

4 dari 6 halaman

Film 'Srimulat: Hil yang Mustahal Babak Pertama' juga berhasil menjadi ajang perayaan komedi slapstick ala Srimulat. Mau lihat orang minum tapi gelasnya nyasar ke mata? Ada. Adegan merosot dari kursi waktu duduk? Ada juga. Insiden orang nabrak pagar waktu balik badan dan nyalahin posisi pagar tersebut? Pasti ada.

Serunya, di film ini humor Srimulat nggak cuma dilakukan oleh para personel Srimulat. Karakter lain seperti Babeh Makmur (Rano Karno), Royani (Indah Permatasari), sampai Ki Sapari (Whani Darmawan) juga kebagian untuk melakukan guyonan fisik nan menggelikan bin legendaris itu.

Salah satu scene yang menurut penulis secara pribadi menjadi sorotan dari 'Srimulat: Hil yang Mustahal Babak Pertama' adalah adegan konsultasi dengan Ki Sapari di teras kontrakan di mana seluruh jurus-jurus Srimulat ditampilkan dalam satu waktu. Dalam adegan tersebut, Fajar Nugros menyebar guyonan Srimulat layaknya seorang juru masak yang sedang menaburkan bawang goreng di atas bubur ayam buatannya dengan sangat banyak dan lega. Keterlibatan seluruh pemeran, bahkan ditambah dengan hadirnya Paul (Morgan Oey) dan Rohana (Naimma Aljufri), tak membuat suasana jadi rumit. Semua mendapatkan porsi yang pas dan proporsional.

5 dari 6 halaman

Akting dari para pemeran jadi poin penting yang tak bisa kita lewatkan dari film 'Srimulat: Hil yang Mustahal Babak Pertama' ini. Meski tidak digawangi satu komedian pun sebagai pemerannya, namun semua aktor dan aktris mampu menjaga ritme komedi dalam film dan seolah menjelma menjadi sosok pelawak-pelawak Srimulat yang legendaris itu.

Bio One berhasil membuat istri almarhum Gepeng menangis usai menonton film tersebut berkat kemiripannya. Adegan pertemuan Tarzan versi film dengan Tarzan asli seolah membuktikan betapa akurat gerak-gerik dan cara tutur Ibnu Jamil dalam berakting. Kecentilan Zulfa Maharani juga langsung mengingatkan kita pada sosok Nunung. Jangan lupakan sosok Elang El Gibran yang sangat mahir mereplikasi celetukan jahil ala mendiang Basuki sehingga membuatnya seolah hidup kembali. Aktor dan aktris lain pun sama jempolannya dalam memerankan karakter masing-masing (bahkan untuk Morgan Oey yang cuma bilang 'Hhhhh' saja sepanjang film).

Segala kerja keras dari segi akting itu terasa makin lengkap berkat pemilihan wardrobe dan latar tempat yang sangat menggambarkan suasana di tahun 80-an.

6 dari 6 halaman

Di balik segala pujian di atas, penulis merasa bahwa film 'Srimulat: Hil yang Mustahal Babak Pertama' masih memiliki sejumlah catatan seperti soal pendalaman karakter dan penceritaan yang kadang seolah dikesampingkan demi menampilkan berbagai guyonan yang disebar sepanjang film. Yah, tapi kekurangan tersebut sangat minor dan termaafkan sekali lagi mengingat film ini masih babak pertama sehingga ada kemungkinan beberapa konflik dan penceritaan yang lebih menggigit masih disimpan untuk babak-babak selanjutnya.

Namun secara keseluruhan, film 'Srimulat: Hil yang Mustahal Babak Pertama' adalah sajian yang sangat enjoyable dan layak untuk disaksikan, apalagi untuk Diazens yang mencari hiburan ringan dan ingin tertawa terbahak-bahak. Generasi lawas yang mengalami era kejayaan Srimulat akan merasakan nostalgia, sedangkan generasi yang lebih muda tetap akan bisa menikmati, atau bahkan bisa mulai mengidolakan Srimulat setelah nonton film ini.

Film 'Srimulat: Hil yang Mustahal Babak Pertama' telah tayang di bioskop sejak 19 Mei 2022 lalu. Yuk, langsung nonton dan serbu bioskop kesayangan kalian, Diazens!

Beri Komentar