Sarah Ahmad, Miss Gosrok yang Kini Lebih Tenang Setelah Melawan Lupus

D Stories | Kamis, 16 Oktober 2025 13:48

Reporter : Abidah Ardelia

Gak cuma soal berat badan turun, tapi gimana Sarah belajar hidup lebih baik setelah divonis lupus.

Nama Sarah Ahmad beberapa waktu terakhir sering mencuri perhatian. Selebgram yang juga dikenal sebagai pebisnis ini membuat publik pangling karena perubahan tubuhnya yang jauh lebih ramping.

Advertisement

Berat badannya turun hingga 27 kilogram hanya dalam enam bulan. Di balik transformasi itu, ternyata tersimpan kisah perjuangan panjang melawan penyakit autoimun lupus dan DVT (Deep Vein Thrombosis) yang pernah membuat hidupnya berubah total.

Sosok yang Apa Adanya

Sarah dikenal lewat kepribadiannya yang blak-blakan. Gaya bicaranya ceplas-ceplos khas Betawi membuatnya mudah diingat. Ia bahkan dijuluki Miss Gosrok oleh para pengikutnya di media sosial. Julukan itu muncul secara spontan saat ia menanggapi pertanyaan berulang dalam sesi live.

Sejak itu, sapaan Miss Gosrok melekat kuat pada dirinya dan justru menjadi bagian dari ciri khas Sarah di dunia digital. Wajahnya yang berparas Timur Tengah juga sering membuat banyak orang penasaran.

Dikutip dari Tribun, ia menjelaskan, “Bapakku asli dari Arab Saudi, ibuku orang Yaman, jadi dari kecil kami nggak diajarkan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, ngomongnya ya 'kenape’.”

Sarah menegaskan logat khasnya bukan dibuat-buat. “Justru kalau aku ngomong formal, itu aku lagi pura-pura. Sarah Ahmad yang sebenarnya ya yang begini,” ujarnya lagi.

2 dari 4 halaman

Titik Balik dari Vonis Lupus

Tahun 2022 menjadi titik balik dalam hidup Sarah. Saat itu, ia didiagnosis mengidap lupus dan mengalami penyempitan pembuluh darah. Awalnya, ia sempat bolak-balik ke berbagai dokter sambil mencoba beragam terapi. Namun, di tengah ketidakpastian itu, ia menyadari bahwa tubuhnya hanya bisa membaik jika ia benar-benar mengubah gaya hidup.

Sarah mulai menata ulang kebiasaannya. Pola makan dijaga ketat, jam tidur diatur, dan olahraga ringan dilakukan secara konsisten. Ia juga mulai rutin mengonsumsi olive oil dan teh hijau sebagai bagian dari pola hidup sehat yang ia yakini cocok untuk tubuhnya.

Perlahan, kondisi kesehatannya mulai stabil. Sarah mengatakan, “Alhamdulillah, autoimun aku bisa remisi dan semua penyakitku pelan-pelan membaik.”

Transformasi Tubuh dan Rumor yang Datang

Perubahan fisik Sarah yang begitu drastis membuat publik ramai membicarakannya. Ada yang kagum karena konsistensinya menjaga pola hidup, tapi ada juga yang menuding ia menggunakan cara instan. Sarah dengan tenang menjelaskan bahwa penurunan berat badannya murni karena gaya hidup sehat yang ia jalani.

Baginya, tujuan utama bukan soal angka di timbangan, tetapi menjaga tubuh agar tetap stabil. Ia menolak spekulasi tentang operasi atau metode cepat lain karena kondisi medisnya tidak memungkinkan. Penurunan berat badan hanya efek samping dari tubuh yang mulai kembali seimbang.

3 dari 4 halaman

Menjaga Ritme dan Kesehatan Mental

Setelah melewati masa sulit, Sarah kini lebih selektif dalam membagi energi. Jadwal kerja diatur agar tidak memicu stres dan kelelahan. Ia tetap berolahraga, tapi tidak memaksakan diri.

Soal mental, Sarah mengaku kini lebih tenang. Ia tidak lagi menjadikan bentuk tubuh sebagai tolok ukur kebahagiaan. Baginya, yang terpenting adalah merasa nyaman dan sehat. Saat tubuh lebih ringan, ia merasa gerak lebih bebas dan kepercayaan diri meningkat, tapi semua dilakukan dengan ritme yang realistis.

4 dari 4 halaman

Karier dan Kehidupan Baru

Meski sempat fokus pada pemulihan, Sarah tidak berhenti berkarya. Ia terus aktif membuat konten dan mengembangkan bisnis yang terinspirasi dari kebiasaan sehatnya. Produk yang ia rilis sering lahir dari pengalaman pribadi, terutama seputar perawatan diri dan kesehatan.

Bisnisnya kini mulai berkembang, dan ia berencana memperluas pasar ke luar negeri. Semua dilakukan perlahan tapi pasti, dengan prinsip bahwa kesuksesan harus sejalan dengan kesehatan.

Join Diadona.id