Maudy Ayunda Jadi Speaker di Young Global Leader 2025, Bawa Kisah Indonesia ke Panggung Dunia
Maudy Di Forum Young Global Leaders 2025 | Foto: Instagram/@maudyayunda
Reporter : Abidah Ardelia
Maudy Ayunda tampil anggun di Geneva sebagai bagian dari Young Global Leaders 2025, bahkan dipercaya jadi pembicara tentang “Authenticity & Influence”.
Ada yang spesial dari perjalanan Maudy Ayunda belakangan ini. Bukan hanya soal musik, film, atau aktivitas sehari-harinya, kali ini Maudy hadir di panggung internasional dengan peran sebagai bagian dari World Economic Forum’s Young Global Leaders (YGL) Class of 2025.
Bagi yang belum tahu, YGL adalah komunitas yang digagas World Economic Forum untuk menghimpun para pemimpin muda di bawah 40 tahun dari berbagai negara, disiplin, dan latar belakang.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan jejaring dan kolaborasi lintas sektor demi menghadirkan dampak positif bagi dunia. Setiap tahun, hanya sekitar seratus orang terpilih, dan tahun ini, salah satunya adalah Maudy.
Pesona dalam Balutan Kebaya
Di beberapa foto yang ia unggah di Instagram, Maudy terlihat anggun dengan kebaya biru transparan berpadu bros perak. Pilihan busana itu langsung mencuri perhatian, sekaligus memberi sentuhan Indonesia di forum dunia.
Dalam salah satu unggahan, Maudy menulis:
“Beberapa minggu lalu aku dapet kesempatan hadir di Young Global Leaders Summit 2025 sekaligus onboarding sebagai anggota cohort tahun ini. It was a few days filled with meaningful dialogues with such people who care about making impact. To say I was inspired is an understatement.”
Caption itu mencerminkan betapa ia terkesan dengan komunitas baru ini. Bagi Maudy, bertemu orang-orang yang sama-sama peduli pada isu global adalah pengalaman berharga sekaligus penyemangat.
Dari Peserta Jadi Pembicara
Menariknya, Maudy tidak hanya hadir sebagai peserta. Di hari kedua, ia diminta untuk jadi pembicara dalam sesi “Meet The Leader” dengan tema “Authenticity & Influence in a Connected World”.
“Sejujurnya sempet kaget waktu diminta jadi speaker dan punya sesi sendiri,” tulisnya. Tapi alih-alih mundur, ia menjadikan ini kesempatan untuk berbagi perjalanan kariernya yang unik, mulai dari terjun ke dunia hiburan sejak kecil, memilih jalur pendidikan tinggi hingga ke Oxford dan Stanford, hingga kini merambah ke berbagai bidang yang multidisipliner.
Dalam sesi “Meet The Leader” tersebut, Maudy tak sekadar bicara tentang perjalanan karier pribadinya. Ia juga menjadikan panggung internasional ini sebagai ruang untuk memperkenalkan wajah Indonesia.
Dengan gaya bercerita yang hangat, Maudy menyinggung soal pentingnya “storytellers” dari Indonesia. Ia mengutip Gita Wirjawan, lalu menambahkan bahwa negeri ini punya begitu banyak “ekstrak” unik yang layak dibawa ke panggung dunia, mulai dari keindahan budaya, kreativitas di ekosistem kecantikan, hingga inovasi yang lahir dari akar lokal.
Tak berhenti di situ, Maudy juga membagikan pengamatannya tentang civic engagement anak muda Indonesia. Menurutnya, dunia sering hanya melihat sisi demonstrasi atau protes sebagai bentuk partisipasi demokratis.
Padahal, belakangan ini ada gerakan kolektif yang jauh lebih terstruktur, yaitu kelompok anak muda yang mengorganisasi diri, lalu secara resmi menyerahkan dokumen berisi tuntutan perubahan. Dalam waktu singkat, mereka mampu menghadirkan aksi yang solid, terkoordinasi, dan penuh substansi.
Bagi Maudy, inilah bukti nyata bahwa generasi muda Indonesia tidak sekadar bereaksi, tapi juga berpikir kritis dan bertindak dengan strategi. “Itu bentuk civic participation yang impressive,” ujarnya. Ia ingin audiens global melihat bahwa Indonesia punya energi perubahan yang segar, optimis, dan penuh harapan.
Dengan cara itu, Maudy tidak hanya memperkenalkan dirinya sebagai seniman, akademisi, atau profesional muda. Ia juga memosisikan diri sebagai juru cerita Indonesia di forum global, menyampaikan bahwa ada banyak alasan untuk menaruh harapan pada bangsa ini, karena generasi mudanya punya potensi besar untuk mendorong perubahan positif.
Suasana Akrab di Geneva
Selain tampil formal di panel, Maudy juga berbagi momen hangat bersama rekan-rekan YGL lain di Geneva. Ada potret dirinya berpose ceria di tengah taman, lengkap dengan gaya peace sign khas anak muda.
Ada juga momen kebersamaan dengan peserta lain dari berbagai negara—sebuah potret keberagaman yang memperlihatkan bagaimana YGL menjadi wadah lintas budaya.
Dalam caption lain ia menulis: “The more I learn, the more I realize how much there still is to figure out. And I love that. Communities like this are such a good reminder. Officially onboarded as part of the World Economic Forum’s Young Global Leaders Class of 2025. Humbled by the chance (and responsibility!) to keep growing and contributing.”
Kalimat ini menunjukkan sikap rendah hati Maudy. Alih-alih merasa sudah mencapai banyak hal, ia justru menekankan bahwa perjalanan belajar tak pernah berhenti.
Reaksi Netizen
Tak heran, unggahan Maudy langsung dibanjiri komentar positif. “Keren bgt lovvv ❤️❤️❤️,” tulis seorang netizen. Ada pula yang berkomentar, “Menginspirasi sekali kakak satu inii 😍,” hingga “Bangga bgt Mod 👏🔥.” Bahkan ada yang menambahkan, “Indonesia desperately needs someone like her to lead this country.”
Komentar-komentar ini jadi bukti bahwa kiprah Maudy di forum global bukan hanya mengharumkan nama pribadi, tapi juga membawa rasa bangga bagi masyarakat Indonesia.